Pengertian
Degenerasi Makula
Degenerasi makula atau age-related macular
degeneration (AMD/ARMD) adalah penurunan penglihatan pusat, yaitu
kemampuan Anda memandang lurus ke depan. Makula adalah suatu area kecil di
tengah lapisan bagian dalam retina mata dengan jumlah sel batang dan kerucut
terbanyak. Area ini berperan penting bagi manusia untuk bisa melihat dengan
baik di kala terang maupun gelap. Penglihatan sisi (peripheral vision)
tidak memiliki jumlah sel yang sama dengan makula sehingga menghasilkan
penglihatan yang tidak fokus atau tidak tajam.
Degenerasi makula merupakan penyebab gangguan penglihatan paling umum di negara-negara maju. Di asia sendiri, sekitar 6 dari 100 orang ditemukan menderita degenerasi makula.
Penyebab
Degenerasi Makula
Penyebab
degenerasi makula belum diketahui dengan pasti namun gejala-gejalanya selalu
berkembang seraya usia bertambah.
Ada dua
jenis utama degenerasi makula (AMD) dengan penyebab yang berbeda, yaitu
degenerasi makula basah dan kering. AMD kering adalah jenis yang paling sering
ditemui dan kemungkinan baru terdeteksi ketika penderita melakukan pemeriksaan
mata. Namun, meskipun menyebabkan kondisi yang lebih parah, AMD basah lebih
bisa di tangani.
1. Degenerasi makula
kering / AMD kering.
AMD kering
diawali dengan munculnya penumpukan zat sisa di bawah retina yang disebut
drusen. Penumpukan drusen yang semakin banyak akan berpengaruh pada
penglihatan. Pada tahap lanjut, hal ini dapat menyebabkan degenerasi dan
menipisnya sel yang berada di lapisan bagian luar retina (retinal pigment
epithelium/RPE). RPE adalah sel yang menutrisi dan menjaga sel batang dan
kerucut di lapisan bagian dalam retina.
2. Degenerasi makula basah / AMD
basah.
Selain
disebabkan oleh menurunnya kondisi RPE, kondisi ini juga disebabkan oleh
tumbuhnya pembuluh darah baru yang rapuh dari pembuluh darah kecil yang
terdapat di belakang lapisan makula. Pembuluh darah yang rapuh ini cenderung
mudah bocor dan mengeluarkan darah dan cairan yang dapat merusak sel batang dan
kerucut, serta menyebabkan jaringan parut di makula. AMD basah dapat mengganggu
penglihatan pusat dalam waktu yang lebih cepat dari AMD kering, yaitu dalam
kurun waktu minggu hingga bulan. Bahkan jika terjadi perdarahan, penglihatan
dapat hilang secara tiba-tiba dalam hitungan jam atau hari saja.
Selain jenis kelamin wanita dan usia diatas 50
tahun, faktor risiko lain yang bisa memicu perkembangan degenerasi makula,
antara lain:
·
Etnis Kaukasia (Kulit putih)
·
Perokok berat.
·
Penderita obesitas.
·
Penderita penyakit jantung.
·
Penderita tekanan darah tinggi.
·
Memiliki anggota keluarga penderita AMD.
·
Sinar ultraviolet A dan B yang berasal
dari matahari.
Gejala Degenerasi Makula
Degenerasi
makula adalah penyakit progresif yang kondisinya akan memburuk seiring waktu
meski penderita cenderung tidak merasakan sakit. Gejala AMD akan lebih mudah
diketahui jika penyakit ini telah menyerang kedua mata. AMD yang menyerang satu
mata tidak mudah dirasakan karena masih terbantu oleh mata lain yang normal.
Gejala
awal AMD yang utama adalah memburuknya penglihatan pusat walau telah
menggunakan kacamata. Penderita juga merasa kesulitan ketika mengenali tulisan,
gambar, wajah dan ekspresi wajah orang lain.
AMD
kering membutuhkan waktu 5-10 tahun sebelum menjadi mencapai tingkatan parah,
sementara penderita AMD basah dapat kehilangan penglihatannya lebih cepat.
Selain gejala awal, gejala yang mungkin dialami oleh penderita AMD kering
adalah:
·
Warna terlihat kurang cerah.
·
Kesulitan beradaptasi dengan cahaya yang
redup.
·
Penglihatan yang samar atau tidak jelas.
Sementara penderita AMD basah mungkin akan mengalami
gejala tambahan berikut:
·
Adanya titik buta (blind spot)
pada bidang penglihatan yang akan bertambah luas seiring bertambahnya sel-sel
makula yang berdegenerasi.
·
Halusinasi visual pada penderita AMD
yang parah, yaitu ketika penderita melihat gambar yang berbeda mulai dari
gambar yang sederhana hingga yang rumit, umumnya gambar anak-anak dan binatang.
·
Distorsi visual garis (Garis lurus akan
terlihat bergelombang).
Diagnosis
Degenerasi Makula.
Degenerasi
makula umumnya diketahui tanpa sengaja ketika penderita melakukan pemeriksaan
mata. Jika penderita mengalami gejala AMD, maka dokter umum akan segera memberi
rujukan kepada dokter spesialis mata.
Penglihatan
penderita akan diperiksa dengan cara diminta melihat beberapa gambar yang
memiliki garis vertikal maupun horizontal. Jika penderita menemukan adanya
garis yang hilang atau terdistorsi, maka dokter akan melanjutkan dengan
melakukan pemeriksaan pada bagian belakang mata dengan menggunakan mikroskop
khusus. Dokter mungkin akan memotret retina mata untuk melihat jika terdapat
perubahan yang menyerupai kondisi AMD kering atau basah.
Tes lain
yang mungkin digunakan adalah tes tomografi koherensi ocular (ocular
coherence tomography) dan fluorescein angiography jika penderita
terbukti menderita AMD basah.
·
Ocular coherence tomography.
Tes
ini dilakukan dengan menggunakan sinar cahaya khusus untuk memindai retina dan
melihat gangguan pada makula secara lebih mendetail. Tes ini membantu
menentukan jenis AMD yang diderita dan memantau perawatan yang sedang
berlangsung.
·
Fluorescein angiography.
Tes
ini dilakukan dengan cara menyuntikkan tinta berwarna kepada pembuluh darah di
tangan untuk mengetahui jika terdapat kebocoran pembuluh darah pada penderita
yang didiagnosis AMD basah. Pembuluh darah yang bocor dapat diketahui dari
tinta yang muncul di area makula, sekaligus mengetahui tingkat keparahan
kebocoran dan AMD pada penderita.
Pengobatan
Degenerasi Makula
Pengobatan
AMD bertujuan memaksimalkan kualitas penglihatan penderita, meski belum
diketahui secara pasti apakah pengobatan ini bisa turut mencegah atau
memperlambat perkembangan penyakit, khususnya untuk AMD kering. AMD kering
menyebabkan kehilangan penglihatan pada penderitanya secara bertahap selama
kurun waktu 5-10 tahun walau tidak berdampak kepada penglihatan sisi.
Berikut
adalah beberapa jenis pengobatan yang tersedia untuk AMD kering dan basah.
·
AMD
Kering.
AMD
kering adalah jenis AMD yang tidak bisa disembuhkan, namun
perkembangannya bisa diperlambat jika penyakit ini berhasil didiagnosis lebih
awal. AMD kering bisa diperlambat dengan melakukan langkah-langkah berikut
a. Suplemen
dan vitamin yang mengandung antioksidan, seng, vitamin E, dan vitamin C dapat
dikonsumsi sesuai dengan kondisi fisik dan kesehatan penderita. Diskusikan
terlebih dahulu dengan dokter Anda mengenai dosis yang aman dan sesuai.
b. Cara
makan yang sehat. Konsumsi makanan yang mengandung banyak zat antioksidan,
seperti bayam, brokoli, dan kacang-kacangan dalam jumlah yang cukup. Makanan
yang memiliki kandungan zinc juga baik bagi penderita AMD, misalnya daging
sapi, daging domba, susu, keju, yoghurt, dan roti gandum. Makanan lainnya yang
bisa dikonsumsi adalah minyak zaitun, salmon, tuna, dan walnut.
c. Sesuaikan
pengobatan AMD kering dengan pengobatan lain yang sedang dialami oleh
penderita, misalnya penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
d. Jaga
berat badan yang proporsional dengan tinggi tubuh.
e. Berhenti
merokok.
Beberapa
terapi AMD kering yang lain, yaitu:
a. Rehabilitasi
penglihatan. Rehabilitasi ini membantu penderita AMD kering bisa beradaptasi
dengan perubahan pada penglihatan tengah/pusat mereka yang menurun. Selain
dokter mata, rehabilitasi dilakukan dengan bantuan seorang spesialis
rehabilitasi penglihatan atau tenaga terlatih lain yang berpengalaman di bidang
ini.
b. Pemasangan
lensa teleskopik. Terapi pembedahan ini umumnya dipilih untuk penderita AMD
kering yang kedua matanya terinfeksi. Pemasangan lensa teleskopik diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan melihat, namun hanya pada satu mata saja. Lensa
ini dapat memperbesar area pandangan penderita, serta penglihatan jarak jauh
dan dekat yang akan berguna ketika mengenali rambu-rambu jalanan.
·
AMD Basah.
Untuk
kasus AMD basah, pengobatan yang mungkin dilakukan adalah pemberian suntikan
anti VEGF (anti-vascular endothelial growth factor) untuk menghentikan
atau menghambat hilangnya penglihatan. Obat ini akan menghalangi pembentukan
pembuluh darah baru di area makula.
Anti
VEGF disuntikkan langsung ke bola mata dan bisa dilakukan tiap empat minggu
selama dua tahun. Obat ini bertujuan menjaga penglihatan tidak menurun pada
sebagian kasus. Pada kasus lain, prosedur ini juga dapat dimanfaatkan untuk
membantu meningkatkan penglihatan penderita. Meski ada juga pasien yang tidak
merespons jenis pengobatan ini, tapi bisa merespons jenis pengobatan lain,
yaitu:
a. Terapi
laser. Terapi ini sulit dilakukan karena dapat menyebabkan jaringan parut pada
makula dan kehilangan penglihatan.
b. Terapi
fotodinamis. Terapi ini dilakukan dengan cara menyuntikkan obat khusus ke
pembuluh darah. Selanjutnya, obat ini akan mengikat pembuluh darah baru yang
tumbuh di makula. Setelah itu laser akan ditembakkan pada pembuluh darah
tersebut untuk menghambat perkembangan AMD basah.
Terapi
lain yang biasa diberikan kepada penderita AMD kering maupun basah yang berada
pada tahap akhir adalah intraocular lens system. Terapi ini
menggunakan beberapa lapisan lensa mini secara berurutan untuk membelokkan
gambar yang dipantulkan pada makula ke bagian lain dari retina yang masih
berfungsi. Lensa-lensa ini akan membuat gambar menjadi lebih jelas dan besar di
area tersebut dan penderita akan membutuhkan rehabilitasi penglihatan untuk
beradaptasi dengan keadaan ini.
Walau sebagian kasus yang
menggunakan terapi ini menunjukkan hasil yang baik, namun terapi ini juga
memiliki kemungkinan terjadinya komplikasi yang serius, termasuk naiknya
tekanan di area mata atau bahkan kerusakan mata. Hal lain yang bisa menjadi
kendala adalah biaya perawatan yang tinggi karena lensa harus disesuaikan
dengan masing-masing kondisi penderita.
Beberapa tips berikut bisa
dilakukan oleh penderita AMD untuk menyesuaikan diri dan lingkungan sekitar
dengan perubahan kondisi penglihatan yang dialaminya.
a. Gunakan
kaca pembesar.
b. Gunakan
alat bantu baca elektronik yang memiliki sistem suara.
c. Ubah
tampilan dan setelan pada komputer, misalnya dengan menambahkan sistem suara
dan atur layar dengan kontras yang lebih besar atau mengubah ukuran huruf.
d. Pilih
lampu yang lebih terang.
e. Gunakan
perkakas yang khusus dibuat untuk orang yang memiliki gangguan penglihatan,
misalnya jam yang mengeluarkan suara.
f. Gunakan
angkutan umum atau meminta bantuan anggota keluarga untuk menyetir atau
mengatur transportasi sehari-hari bagi penderita AMD.
g. Membeli
buku dengan tampilan huruf atau angka yang lebih besar.
Pencegahan
Degenerasi Makula
Lakukan langkah-langkah berikut untuk mengurangi
risiko berkembangnya AMD basah maupun kering.
·
Menghentikan kebiasaan merokok.
·
Lindungi mata dari sinar ultraviolet
dengan menggunakan kacamata surya dapat membantu memperlambat perkembangan
kondisi ini.
·
Tes mata rutin dapat mendeteksi gejala
gangguan mata lebih dini sehingga bisa diobati lebih awal.
·
Memulai kebiasaan makan yang sehat
dengan diet makanan yang seimbang dan sesuai dengan kondisi tubuh. Perbanyak
makanan yang mengandung antioksidan, ikan, buah, dan sayuran.
·
Dapatkan nutrisi tambahan dengan
mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin A, C, E, zinc, dan tembaga. Suplemen
dalam jumlah yang cukup dan sesuai dapat membantu mengurangi risiko kehilangan
penglihatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar