Pengertian
Hernia Hiatus
Hernia hiatus terjadi ketika sebagian lambung terdorong naik ke diafragma (otot penyekat rongga dada dan perut). Diafragma memiliki sebuah lubang (hiatus) yang berfungsi menghubungkan esofagus (pipa/saluran makanan) dan lambung. Saat terjadi kelemahan, lambung akan mencuat keluar melalui lubang ini hingga mencapai diafragma, bahkan sampai ke rongga dada.
Pada sebagian besar kasus, hiatus yang kecil tidak akan menimbulkan gejala apapun, namun saat ukuran mulai membesar, hernia hiatus dapat menyebabkan naiknya makanan dan asam lambung ke esofagus.
Hernia hiatus banyak menyerang orang berusia di atas 50 tahun, di mana otot-otot tubuh mulai mengendur dan melemah. Menurut Esophageal Cancer Awareness Association, lebih dari separuh lansia berusia 60 tahun akan mengidap kelainan ini.
Penyebab
Hernia Hiatus
Penyebab kelemahan otot yang
mengakibatkan hernia masih belum diketahui dengan pasti. Namun usia merupakan
faktor risiko yang erat dikaitkan dengan hernia hiatus. Seiring bertambahnya
usia, kekuatan otot diafragma akan semakin melemah, sehingga risiko untuk
terjadi hernia hiatus pun akan semakin meningkat.
Beberapa faktor lain yang bisa
memicu hernia hiatus, adalah:
·
Terlahir dengan ukuran hiatus yang lebih
besar dari ukuran pada umumnya.
·
Mengalami luka atau robekan di area
diafragma.
·
Tekanan terus menerus pada jaringan otot
di sekitar hiatus, misalnya ketika mengejan saat buang air, batuk, muntah, atau
mengangkat beban berat.
·
Obesitas.
Ada dua jenis hernia hiatus yang utama, yaitu:
·
Sliding hernia hiatus – hernia yang bergeser naik
atau turun, maupun yang masuk atau keluar dari area dada (Jenis ini adalah yang
paling banyak ditemui).
·
Hernia hiatus para-oesofageal, yaitu
ketika sebagian lambung terdorong ke atas melalui hiatus yang berada di sisi
esofagus.
Gejala
Hernia Hiatus
Hernia hiatus yang kecil tidak selalu menunjukkan
gejala seperti halnya hernia hiatus yang besar. Beberapa gejala hernia hiatus
besar yang umumnya dirasakan penderitanya, antara lain:
·
Sensasi terbakar di dada akibat naiknya
asam ke kerongkongan (heartburn).
·
Sulit menelan.
·
Sulit bernapas.
·
Palpitasi.
·
Sakit di area dada atau perut.
·
Bersendawa.
·
Merasa sangat kenyang sehabis makan.
·
Muntah darah, atau.
·
Mengeluarkan tinja berwarna gelap yang
menandakan terjadi perdarahan pada saluran pencernaan.
Diagnosis Hernia
Hiatus
Pada beberapa kasus, hernia hiatus
yang kecil tidak menunjukkan gejala maupun gangguan sehingga penderita mungkin
tidak menyadari memiliki kondisi ini. Hernia hiatus mungkin baru terdeteksi
ketika penderita melakukan pemeriksaan untuk gangguan lain yang dirasakannya.
Dokter mungkin akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
gejala yang pernah dirasakan atau hal lain yang sekiranya berkaitan dengan
kondisi pasien.
Selain wawancara atau anamnesa,
dokter mungkin akan melanjutkan dengan melakukan pemeriksaan-pemeriksaan,
seperti:
·
Tes
darah untuk mendeteksi anemia.
·
Pencitraan
medis pada tubuh, seperti CT scan dan X-ray.
·
Endoskopi
untuk mendeteksi peradangan dengan cara memasukkan sebuah tabung fleksibel yang
dilengkapi dengan kamera dan lampu ke dalam tenggorokan, kerongkongan hingga
perut.
·
Esofagram
untuk mendapat gambaran yang jelas dari esofagus, perut, dan bagian atas
saluran pencernaan pada hasil X-ray. Gambaran jelas dihasilkan oleh
cairan kapur yang diminum sebelum pemeriksaan. Cairan ini mengandung barium
yang akan melapisi saluran pencernaan atas agar mudah dilihat.
·
Manometri
untuk mengukur tekanan dan pergerakan dalam esofagus dengan cara memasukkan
kateter melalui hidung, esofagus hingga perut.
Pengobatan Hernia Hiatus
Pengobatan
hernia hiatus biasanya ditujukan untuk meredakan gejala. Berikut adalah
beberapa rekomendasi pengobatan jika penderita mengalami gejala-gejala seperti heartburn
dan refluks (surutnya) asam.
·
Obat
untuk mengurangi produksi asam, seperti cimetidine, nizatidine, famotidine,
dan ranitidine.
·
Antasida
untuk menetralkan asam dari perut.
·
Obat-obatan
untuk menghambat produksi asam dan menyembuhkan jaringan pada esofagus, seperti
omeprazole dan lansoprazole.
Prosedur
operasi mungkin akan disarankan pada kasus hernia hiatus yang tidak membaik
oleh pemberian obat-obatan. Selain itu, kasus hernia hiatus yang sangat besar
kemungkinan juga harus ditangani dengan operasi. Operasi dilakukan untuk
menarik lambung kembali ke posisi semula dengan tujuan mengecilkan bukaan
(hiatus), merekonstruksi lingkaran otot pada hiatus agar kembali kuat, atau
mengangkat hernia. Beberapa metode operasi yang umumnya dilakukan adalah:
·
Toraktomi
.
Metode operasi
dengan cara membuat irisan tunggal pada dinding dada.
·
Laparotomi.
Metode operasi
dengan cara membuat irisan tunggal pada abdomen.
·
Laparoskopik.
Metode operasi
yang dilakukan dengan bantuan dari monitor untuk menentukan lokasi persis
kelainan yang terjadi.
Selain itu, gejala hernia hiatus juga bisa diredakan
dengan melakukan beberapa langkah, seperti:
·
Menghindari makanan yang bisa memicu heartburn,
seperti coklat, buah yang mengandung sitrus/asam, bawang-bawangan, makanan
berbahan dasar tomat, dan makanan pedas.
·
Membiasakan diri makan dalam porsi kecil
sepanjang hari dibanding makan dalam porsi besar. Pada malam hari, waktu makan
yang baik adalah setidaknya 2-3 jam sebelum waktu tidur.
·
Menghindari minuman beralkohol.
·
Menaikkan sisi kepala kasur setinggi 15
cm jika akan tidur.
·
Berhenti merokok.
·
Menurunkan berat badan bagi yang
mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar