Pengertian
Impotensi
Impotensi bisa disebabkan oleh faktor psikologis dan/atau fisik. Kondisi psikologis meliputi masalah di dalam hubungan, depres, dan kecemasan. Sedangkan kondisi fisik dapat meliputi penyempitan pembuluh darah menuju penis, cidera, dan ketidakseimbangan hormon.
Selain akibat faktor kondisi psikologis dan fisik, impotensi juga bisa disebabkan oleh efek samping penggunaan obat-obatan, misalnya obat antidepresan dan antipsikotik. Dan penyebab impotensi lainnya yang tidak boleh dipandang sebelah mata adalah gaya hidup yang tidak sehat, misalnya konsumsi minuman keras yang berlebihan dan penyalahgunaan narkoba.
Gejala
Impotensi
Temui dokter jika impotensi telah menjadi sebuah masalah bagi Anda dan pasangan. Selain itu, sebaiknya temui dokter jika Anda telah mengalami impotensi selama beberapa minggu.
Dikhawatirkan impotensi tersebut merupakan gejala dari masalah kesehatan lainnya yang lebih serius, misalnya seperti diabetes atau penyakit jantung. Jika gejala impotensi bersifat tidak konsisten atau dengan kata lain kadang timbul dan kadang baik-baik saja, kemungkinan besar penyebabnya bersifat psikologis.
Penyebab Impotensi
Faktor psikologis penyebab impotensi bisa meliputi kecemasan, stres, depresi, atau masalah di dalam hubungan. Jika penyebab dasar bersifat psikologis, biasanya ereksi masih bisa terjadi pada waktu tertentu. Misalnya ereksi terjadi saat pria melakukan masturbasi atau pada saat bangun tidur. Namun pada saat berhadapan dengan pasangannya, pria tersebut tidak mampu ereksi.
Faktor penyebab impotensi yang kedua adalah masalah fisik, yang meliputi:
·
Kadar hormon testosteron rendah.
·
Diabetes.
·
Stroke.
·
Ketidakseimbangan hormone tiroid.
·
Penyakit parkinson.
·
Sindrom Cushing.
·
Obesitas.
·
Hipertensi.
·
Penyakit jantung.
·
Penyakit Peyronie atau pertumbuhan
jaringan parut di dalam penis.
·
Sklerosis multiple.
·
Kadar kolestrol tinggi.
·
Aterosklerosis atau penyumbatan pembuluh darah.
·
Sindrom metabolik atau kombinasi gangguan
kesehatan di mana kadar kolesterol, lemak tubuh, insulin, dan tekanan darah
mengalami kenaikan.
·
Kelelahan.
·
Antidepresan atau obat pereda depresi
·
Antagonis H2 atau obat yang biasa digunakan
untuk tukak lambung.
·
Antihistamin atau obat pereda alergi.
·
Sitotoksik atau obat kemoterapi.
·
Antiandrogen atau obat penekan hormon androgen.
·
Antikonvulsan atau obat yang biasa digunakan
untuk epilepsi.
·
Steroid.
·
Antipsikotik atau obat yang biasa digunakan
untuk penanganan skizofrenia.
·
Asam fibrat untuk menangani kolestro tinggi.
·
Obat-obatan penghambat beta atau beta-blocker
untuk menangani hipertensi.
·
Diuretik yaitu obat yang biasa digunakan untuk
menangani penyakit ginjal, gagal jantung, dan hipertensi.
·
Merokok.
·
Mengonsumsi alkohol secara berlebihan.
·
Cedera atau komplikasi akibat operasi pada
bagian tulang belakang atau daerah panggul.
·
Penyalahgunaan narkoba
Diagnosis diperlukan guna menentukan pengobatan yang tepat. Untuk mengetahui apakah seorang pasien terkena impotensi atau disfungsi seksual dan apa penyebabnya, dokter akan bertanya seputar riwayat seksual, kesehatan fisik, dan mental pasien secara mendetail.
Jika dokter menduga impotensi yang dialami pasien disebabkan oleh faktor fisik, maka untuk memastikannya, pemeriksaan lebih lanjut akan dianjurkan. Salah satunya adalah pemeriksaan penis dan testikel pasien untuk mengetahui seberapa sensitif saraf-saraf pada organ tersebut.
Tes urin dan darah juga bisa dilakukan untuk mengetahui adanya tanda-tanda diabetes, penyakit jantung, ketidakseimbangan hormon, dan masalah kesehatan lainnya jika ada. Untuk mengetahui tingkat kelancaran aliran darah ke penis, dokter dapat melakukan pemeriksaan USG.
Jika impotensi pada pasien diduga disebabkan oleh faktor psikologis, maka biasanya pasien akan dirujuk ke psikolog atau psikiater guna ditangani lebih lanjut.
Pengobatan Impotensi
Pengobatan impotensi atau disfungsi ereksi akan tergantung pada penyebab kondisi itu sendiri berdasarkan hasil diagnosis dokter. Jika faktor psikologis diduga sebagai penyebab timbulnya impotensi, maka pasien akan dibantu ahli seperti psikolog dan psikiater untuk menangani masalah psikologis tersebut.
Jika impotensi disebabkan oleh efek samping obat-obatan yang dapat mengganggu terjadinya ereksi, menurunkan gairah, serta menurunkan kemampuan seseorang mencapai ejakulasi, maka alternatif obat tersebut bisa digunakan.
Keberhasilan penanganan impotensi sebaiknya ditunjang juga dengan penerapan pola hidup sehat, seperti:
·
Berusaha mencegah atau mengurangi stres.
·
Berusaha menurunkan berat badan jika kelebihan
berat badan.
·
Berolahraga secara teratur.
·
Mengonsumsi makanan sehat.
·
Tidak atau berhenti merokok.
·
Tidak mengonsumsi minuman keras secara
berlebihan.
·
Tidak menggunakan narkoba.
Ada jenis senam khusus yang biasanya
disarankan bagi mereka yang mengalami disfungsi ereksi akibat bocornya pembuluh
darah, yaitu senam Kegel. Senam ini bertujuan memperkuat otot-otot panggul
dengan cara melatih kontraksi serta relaksasi otot-otot tersebut, sehingga pria
yang melakukan senam ini mampu mencapai ereksi tanpa pengobatan tambahan. Senam
ini juga kerap dianjurkan bagi mereka yang mengalami inkontinensi urin atau
ketidakmampuan tubuh dalam mengendalikan pembuangan air urin.
Saat ini ada beberapa macam
obat-obatan, alat, maupun prosedur operasi yang dapat diterapkan untuk
mengatasi impotensi, di antaranya:
·
Sildenafil,
tadalafil, vardenafil.
Ketiga obat ini
efektif dalam meningkatkan aliran darah ke penis secara sementara. Obat-obatan
ini hanya boleh dikonsumsi satu tablet dalam kurun satu hari dan biasanya 30
menit hingga satu jam sebelum melakukan hubungan seksual. Contoh efek samping
penggunaan obat-obat ini bisa berupa gangguan pencernaan, nyeri punggung, mual,
muntah, dan sakit kepala. Ketiga obat ini tergolong obat resep yang
pemakaiannya perlu petunjuk dari dokter dan secara hati-hati.
·
Injeksi
hormon testoren.
·
Suppositoria prostagladin
Obat ini
digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam saluran uretra melalui ujung lubang
penis guna menimbulkan ereksi.
·
Pompa Vakum.
Alat
ini berfungsi menarik darah ke dalam penis sehingga terjadi ereksi. Ereksi
kemudian dipertahankan dengan cara memasangkan sebuah cincin karet pada pangkal
penis. Namun cincin ini harus dilepas setelah 30 menit untuk mencegah
terjadinya kerusakan jaringan penis serta memulihkan sirkulasi. Pompa vakum
cukup efektif dalam membantu pengidap impotensi. Dilaporkan bahwa sembilan
puluh persen pengguna alat ini mampu melakukan hubungan seks.
·
Operasi.
Operasi
atau bedah biasanya dilakukan jika impotensi akibat terhalangnya suplai aliran
darah ke penis tidak dapat ditangani oleh obat-obatan atau pun alat lainnya.
Selain itu, operasi juga biasanya diperuntukkan bagi pria yang mengalami
impotensi akibat masalah anatomi pada penisnya dan akibat cidera serius pada
bagian panggulnya.
Blog yang menarik dan informatif sekali
BalasHapusKlinik Apollo Adalah Rumah Sakit di Jakarta, Dibidang Andrologi dan Ginekologi, terbaik dan Nomor 1 di jakarta memberikan layanan medis prima, dilengkapi alat medis yang modern menyembuhkan berbagai penyakit kelamin seperti Gonore, Kencing nanah, Sipilis sifilis,Kutil kelamin , Kondiloma akuminata, Kutu kelamin, Keputihan, Ejakulasi Dini.
Konsultasi Dokter Online Gratis Penyakit Infeksi saluran kemih
Cara Mengatasi kencing Nanah / Gonore
CHAT DOKTER
Cara Merawat Vagina Dari Keputihan
Tempat Pengobatan Impotensi Di Jakarta
Blog yang menarik dan informatif sekali
BalasHapusKlinik Apollo Adalah Rumah Sakit di Jakarta, Dibidang Andrologi dan Ginekologi, terbaik dan Nomor 1 di jakarta memberikan layanan medis prima, dilengkapi alat medis yang modern menyembuhkan berbagai penyakit kelamin seperti Gonore, Kencing nanah, Sipilis sifilis,Kutil kelamin , Kondiloma akuminata, Kutu kelamin, Keputihan, Ejakulasi Dini.
Konsultasi Dokter Online Gratis Penyakit Infeksi saluran kemih
Cara Mengatasi kencing Nanah / Gonore
CHAT DOKTER
Cara Merawat Vagina Dari Keputihan
Tempat Pengobatan Impotensi Di Jakarta