Pengertian
Herpes Genital (Herpes Simplex)
Infeksi yang terjadi disebabkan oleh virus herpes simpleks atau sering disebut sebagai HSV. Ketika aktif, virus ini akan berkembang dan bergerak di antara sel-sel saraf. HSV dapat menular dan masuk ke dalam tubuh melalui berbagai membran mukosa. Membran mukosa adalah jaringan lunak basah yang melapisi bagian terbuka tubuh. Membran mukosa berada di beberapa bagian tubuh dan bersinggungan langsung dengan kulit, yaitu pada dinding mulut, bagian dalam kelopak mata, di dalam telinga, dalam saluran urin, di dinding vagina dan anus.
Gejala Herpes Genital
·
Luka yang terbuka dan terlihat merah tanpa
sensasi rasa sakit, gatal, atau geli.
·
Sensasi rasa sakit, gatal, atau geli di sekitar
daerah genital atau daerah anal.
·
Luka melepuh yang kemudian pecah dan terbuka di
sekitar genital, rektum, paha, dan bokong.
·
Merasakan sakit saat membuang air kecil.
·
Sakit punggung bawah.
·
Mengalami gejala-gejala flu seperti demam,
kehilangan nafsu makan, dan kelelahan.
·
Luka terbuka atau melepuh pada leher rahim.
·
Adanya cairan yang keluar dari vagina.
Virus ini bisa menjadi laten atau
tidak aktif di dalam tubuh untuk beberapa waktu. Tapi virus dapat aktif lagi
dan menyebabkan gejala herpes kembali. Dengan kata lain, setelah gejala dari
infeksi pertama menghilang, bukan berarti virus juga menghilang dari tubuh
kita.
Sebenarnya ketika infeksi pertama
kali terjadi, tubuh kita akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi.
Tubuh menjadi bisa mengenali virus dan kekuatan yang dibutuhkan untuk melawan
HSV dengan lebih efektif. Maka sebagai efeknya, infeksi-infeksi yang terjadi
tidak akan separah infeksi yang pertama. Frekuensi juga akan berkurang dan
gejalanya akan lebih cepat hilang.
Penyebab Herpes Genital
Penyebaran virus ini melalui kontak langsung dengan pasangan yang terinfeksi oleh HSV. Hal ini bisa terjadi meski orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala apapun. Virus ini menyebar melalui bagian yang lembap dari dinding kulit genital, mulut, dan anus. Selain itu, virus ini juga bisa menyebar melalui luka herpes dan bisa terjadi di sekitar mulut, mata,dan bagian tubuh lain.
Herpes genital tidak bisa menyebar melalui benda perantara. Virus tidak akan sanggup bertahan lama jika terlepas dari kulit. Peralatan seperti handuk, alat makan, dansikat gigi biasanya tidak bisa menjadi perantara penyebaran virus ini.
Herpes genital sangat mudah menular. Setelah terinfeksi, tubuh penderitanya akan selamanya memiliki virus ini. HSV bisa bersifat laten untuk beberapa waktu sebelum menjadi aktif lagi. Inilah yang menyebabkan herpes genital bisa kambuh.
Virus HSV akan kembali aktif ketika sistem pertahanan tubuh menurun. Hal ini bisa terjadi ketika penderita sedang mengalami infeksi, sedang mengalami masa-masa stres, sedang menjalani kemoterapi sebagai langkah pengobatan kanker, atau akibat terkena virus HIV. Selain itu, konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat memicu virus HSV untuk kembali aktif.
Diagnosis Herpes Genital
Selain tes dengan menggunakan sampel cairan luka herpes, keberadaan antibodi terhadap virus herpes juga bisa diperiksa melalui tes darah.
PCR atau tes reaksi berantai polimerase juga bisa dilakukan untuk mendiagnosis keberadaan virus herpes simpleks. Tes ini dapat memeriksa keberadaan dan tipe HSV yang telah menjangkiti tubuh melalui sampel darah atau cairan tubuh.
Jika Anda mengalami kondisi kesehatan tertentu selain herpes genital ini,Anda mungkin perlu menemui dokter spesialis untuk menerima perawatan khusus. Infeksi yang terjadi bisa berdampak kepada bagian tubuh yang lain.
Bagi wanita hamil yang terinfeksi herpes, sebaiknya segera menemui dokter spesialis kandungan. Infeksi yang terjadi pada wanita hamil bisa menulari bayi yang sedang dikandungnya.
Pasien herpes genital yang memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuh juga perlu menemui dokter spesialis. Sama halnya dengan para penyandang HIV/AIDS dan penderita kanker.
Kondisi kesehatan penderita herpes genital sangat berpengaruh terhadap lama tidaknya infeksi berlangsung dan juga tingkat keparahannya.
Pengobatan Herpes Genital
Untuk mengurangi gejala infeksi herpes genital, obat-obatan antivirus seperti asiklovir, famsiklovir dan valasiklovir akan diberikan. Obat-obatan ini hanya berfungsi mencegah virus herpes simpleks untuk menggandakan diri, tapi tidak bisa menghilangkan virus dari tubuh secara sepenuhnya.
Jika gejala infeksi tidak terlalu parah, konsumsi obat antivirus mungkin tidak diperlukan. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu meredakan gejala yang muncul:
· Untuk mempercepat proses penyembuhan dan
meringankan rasa sakit, tutup luka dengan es batu yang dibalut dengan kain.
Jangan menempelkan es secara langsung pada permukaan yang terluka.
·
Bersihkan daerah yang terinfeksi secara teratur.
· Gunakan krim penghilang rasa sakit pada luka
melepuh atau tukak. Selain itu perbanyaklah minum air mineral. Kedua hal ini
bertujuan untuk memudahkan dan meringankan rasa sakit saat buang air kecil.
· Gunakan pakaian yang longgar untuk mengurangi
rasa sakit pada luka melepuh di kulit yang terinfeksi.
Kemunculan ulang herpes genital yang terlalu sering bisa disebabkan karena sistem kekebalan tubuh melemah. Ini berarti jumlah antibodi yang dihasilkan tubuh untuk melawan infeksi akan berkurang.
Alhasil, gejala herpes lebih sering terjadi dan tingkat keparahannya menjadi lebih serius. Bagi yang mengalami infeksi herpes cukup sering, disarankan untuk melakukan tes HIV. Penderita HIV memiliki kekebalan tubuh yang jauh lebih lemah daripada orang yang sehat. Dokter spesialis akan menangani herpes genital yang terjadi pada penderita HIV.
Komplikasi Herpes Genital
Komplikasi yang mungkin bisa terjadi bersamaan dengan herpes genital akan dijelaskan di bawah ini:
·
Infeksi menular seksual lainnya.
Dengan luka terbuka yang disebabkan oleh herpes
genital, Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk menyebarkan atau tertular
penyakit menular seksual lainnya, terutama jika berhubungan seksual tanpa
pengaman. Yang paling parah adalah terjadinya komplikasi dengan HIV/AIDS.
Penyakit ini menurunkan sistem kekebalan tubuh manusia. Jika hal ini terjadi,
kecenderungan terhadap kambuhnya herpes akan lebih sering dan dengan gejala
yang lebih parah.
·
Inflamasi atau peradangan.
Pada beberapa kasus, herpes genital bisa
menyebabkan inflamasi atau peradangan di saluran kemih. Pembengkakan yang
terjadi bisa menutup jalur uretra selama beberapa hari. Dalam kasus ini,
kateter harus dimasukkan untuk menyedot isi kandung kemih.
Selain pada uretra,
peradangan juga bisa terjadi pada bagian rektal. Inflamasi pada dinding rektum
ini lebih sering terjadi pada pria yang berhubungan seksual dengan pria
lainnya. Pada kasus yang sangat langka, virus herpes simpleks juga bisa
mengakibatkan meningitis atau radang pada selaput otak.
·
Pada masa kehamilan.
Virus herpes simpleks atau HSV bisa menyebabkan
masalah pada kehamilan dan bisa ditularkan pada bayi saat melahirkan. Jika
infeksi HSV terjadi sebelum kehamilan, kemungkinan penularan pada sang bayi sangatlah
kecil. Beberapa bulan terakhir masa kehamilan, sang ibu akan melepaskan banyak
antibodi pelindung kepada bayinya.
Antibodi inilah yang akan melindungi sang
bayi dari berbagai mikroorganisme termasuk HSV. Antibodi ini dapat bertahan
pada saat melahirkan hingga beberapa bulan setelahnya. Jika terjadi kemunculan
ulang gejala herpes, obat asiklovir mungkin perlu dikonsumsi. Tanyakan kepada
dokter kandungan tentang penanganan yang Anda bisa dapatkan, termasuk di
dalamnya dosis dan aturan pakai obat tersebut. Jika Anda mengalami infeksi
pertama pada awal 3-6 bulan masa kehamilan, maka risiko infeksi menular pada
bayi dan bahkan keguguran akan meningkat. Oleh karena itu, asiklovir mungkin
perlu dikonsumsi. Virus bisa menular pada saat proses persalinan. Infeksi
pertama HSV di atas 6 bulan usia kehamilan menjadikan risiko menulari infeksi
pada bayi sangat tinggi. Hal ini karena tubuh sang ibu memerlukan waktu untuk
menghasilkan antibodi sebelum sang bayi dilahirkan. Untuk menghindarinya, perlu
dilakukan operasi caesar. Kelahiran normal akan meningkatkan risiko penularan
infeksi pada bayi yang dilahirkan sebanyak 40 persen lebih tinggi.
Virus herpes simpleks dapat menular dari penderita tanpa gejala apa pun. Tapi tingkat penularan virus ini akan lebih tinggi jika infeksi sedang kambuh. Penderita herpes simpleks disarankan untuk tidak berhubungan seksual ketika sedang memiliki luka terbuka.
Jika terdapat luka terbuka atau melepuh pada mulut, jangan mencium pasangan Anda. Berbagi mainan seksual juga bisa menularkan virus ini. Jika ingin berbagi, pastikan untuk mencucinya terlebih dahulu.
Walau tidak sepenuhnya menghilangkan risiko terkena herpes genital, kondom dapat membantu menghambat penularannya. Penggunaan kondom dapat melindungi diri dan pasangan Anda. Tapi perlu diingat bahwa kondom hanya menutupi penis saja. HSV dapat menular melalui kontak dengan bagian tubuh lain seperti mulut saat seks oral atau anus saat seks anal.
Jika Anda atau pasangan merasa berisiko terinfeksi HSV, segeralah lakukan tes untuk memastikan diagnosis. Perlu diingat bahwa gejalanya sangat ringan, sehingga banyak orang yang tidak menyadari sedang terinfeksi virus ini.
Virus herpes simpleks tidak bisa bertahan lama pada benda di luar tubuh manusia. Virus ini membutuhkan tubuh manusia untuk bertahan hidup. Tapi tidak ada salahnya untuk menghindari risiko penularan dengan tidak berbagi handuk atau pun pakaian.
Bagi wanita yang merencanakan kehamilan atau sedang hamil dan dicurigai mengidap herpes, disarankan untuk melakukan tes infeksi TORCH. TORCH adalah sekelompok virus yang terdiri dari virus toksoplasmosis, rubela, sitomegalovirus, virus herpes simpleks, dan virus lain (misalnya sifilis, cacr air, gondongan parvovirus dan HIV). Tes infeksi TORCH dilakukan untuk memastikan status herpes pada ibu sehingga jika terdiagnosis positif, penanganan bisa dilakukan agar janin tidak terinfeksi virus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar