Pengertian
Edema Paru
Pada kasus edema paru kronis yang bersifat jangka panjang, sesak napas akan lebih terasa ketika penderita sedang melakukan aktivitas fisik. Penderita biasanya merasa kelelahan dengan suara napas tersumbat yang khas (mengi). Jika badan dibaringkan, sesak napas akan menjadi-jadi. Di lain sisi, jika badan didudukkan, gejala tersebut biasanya akan sedikit berkurang.
Seseorang yang menderita edema paru kronis dapat mengalami peningkatan berat badan yang tidak hanya disebabkan oleh penumpukan cairan di dalam paru-paru saja, melainkan juga di kaki. Edema paru kronis dapat menurunkan kualitas tidur karena sering kali penderitanya terbangun di malam hari akibat sesak napas.
Jenis edema paru yang kedua adalah edema paru akut yang bersifat jangka pendek. Pada kondisi ini, gejala sesak napas menyerang secara tiba-tiba hingga menyebabkan penderitanya seakan-akan merasa tercekik atau tenggelam. Mereka akan terlihat cemas atau ketakutan dengan mulut megap-megap karena berusaha keras mendapatkan oksigen. Selain itu, detak jantung penderita akan mengalami palpitasi atau peningkatan secara tidak teratur disertai batuk berdahak yang berbusa atau bercampur darah. Apabila edema paru akut ini terjadi akibat penyakit jantung, maka gejala nyeri dada juga bisa turut dirasakan.
Selain edema paru kronis dan akut, ada juga edema paru yang terjadi ketika berada di atas permukaan tinggi. Kondisi ini biasa dialami oleh kalangan pendaki gunung dengan ketinggian lebih dari 2.400 meter. Sama seperti edema akut, penderita edema paru akibat ketinggian juga biasanya akan merasakan ketidaknyamanan di bagian dada, detak jantung meningkat secara tidak teratur, dan mengalami batuk-batuk disertai dahak yang berbusa atau bercampur darah. Sakit kepala, kelelahan, dan berkeringat juga dapat menyertai.
Penyebab
Edema Paru
Ada beberapa macam penyebab edema
paru. Namun penyakit ini dapat terjadi pada orang yang menderita gangguan otot
jantung (kardiomiopati), hipertensi, gangguan katup jantung, dan penyakit
jantung koroner akibat ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang berasal
dari paru-paru dalam kuantitas yang cukup sehingga tekanan di dalam atrium
kiri, pembuluh darah, serta kapiler paru-paru menjadi meningkat. Peningkatan
tekanan ini kemudian menyebabkan terdorongnya cairan melalui dinding kapiler ke
dalam alveoli.
Selain akibat masalah yang berkaitan
dengan jantung, edema paru juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi atau
faktor lainnya, seperti:
·
Asap
rokok.
·
Berada
di ketinggian di atas 2.400 meter.
·
Tenggelam.
·
Paparan
racun.
·
Efek
samping obat.
·
Masalah
pada sistem saraf.
·
Sindrom
gangguan pernapasan akut.
·
Infeksi
virus.
·
Emboli
paru.
·
Cedera
pada paru-paru.
Diagnosa Edema
Paru
Selain
melakukan pemeriksaan fisik, upaya mencocokkan gejala yang ada atau mengkaji
riwayat kesehatan terhadap pasien yang memiliki masalah pada jantung, perlu
juga menjalani sejumlah metode pemeriksaan tertentu yang mungkin dilakukan oleh
dokter, di antaranya:
·
Pemeriksaan
di dada dengan menggunakan X-ray untuk melihat penyebab sesak napas dan
memastikan bahwa pasien benar-benar mengalami edema paru.
·
Tes
darah untuk mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida di dalam darah, mengukur
kadar hormon B-type Natriuretik Peptide, serta melihat fungsi tiroid
dan ginjal.
·
Pulse
oximetry
untuk mengukur kadar oksigen di dalam darah dengan menempatkan sensor pada
telinga dan jari.
·
Ekokardiogram
untuk mengetahui adanya aktivitas yang tidak normal di dalam jantung.
·
Elektrokardiogram
untuk melihat adanya tanda-tanda serangan jantung dan masalah pada ritme
jantung.
·
Kateterisasi
jantung untuk mengetahui penyebab edema paru yang disertai gejala nyeri dada
atau bila penyebab edema paru tidak ditemukan melalui ekokardiogram.
·
Kateterisasi
arteri paru untuk mengukur tekanan di dalam kapiler paru-paru.
Pengobatan
Edema Paru
Jika Anda melihat seseorang
mengalami serangan edema paru akut dengan gejala berupa sesak napas yang terasa
tiba-tiba, napas terengah-engah disertai mengi, batuk yang disertai dengan
dahak berbusa atau bercampur darah, kulit menjadi berwarna biru, serta lelah,
pusing, dan mengeluarkan banyak keringat akibat tekanan darah yang turun,
segera bawa ke rumah sakit atau hubungi ambulans. Edema paru akut yang tidak
segera ditangani berpotensi mengakibatkan kematian pada penderitanya.
Lakukan hal yang sama pada kasus
edema paru kronis dan edema paru akibat ketinggian apabila gejala-gejalanya
memburuk dengan sangat cepat.
Sebagai penanganan pertama edema
paru, dokter biasanya akan memberikan penderita oksigen. Selain itu, pemberian
obat golongan morfin mungkin juga bisa dilakukan untuk membantu meredakan
gejala sesak napas dan panik.
Untuk mengurangi tekanan pada
paru-paru dan jantung akibat penumpukan cairan, pemberian nitrogliserin dan
diuretik (misalnya furosemid) bisa dilakukan. Selain itu, nitroprusside mungkin
juga akan diberikan guna mengurangi tekanan yang terjadi pada ventrikel kiri
jantung dan memperlebar pembuluh darah.
Apabila diuretik dirasa belum mampu
mengatasi penumpukan cairan, maka metode penyedotan cairan dari paru-paru
melalui tenggorokan dengan selang atau bahkan prosedur operasi untuk membuang
cairan bisa dilakukan.
Pada kasus edema paru yang terjadi
di atas ketinggian, selain pemberian oksigen dan tindakan evakuasi ke
ketinggian yang lebih rendah, kita juga bisa memberikan nifedipine pada
penderita sebagai pengobatan pertama guna membantu mengurangi tekanan di dalam
arteri paru-paru dan meringankan kondisinya. Selain sebagai obat edema paru,
nifedipine juga bisa dikonsumsi untuk mencegah kondisi ini sebelum mendaki.
Konsultasikanlah terlebih dahulu dengan dokter perihal dosis dan aturan pakai
nifedipine jika akan dipakai sebagai obat pencegah edema paru meskipun biasanya
obat ini diminum sehari sebelum pendakian.
Pencegahan
Edema Paru
Agar terhindar dari edema paru, praktikkan gaya
hidup sehat dalam keseharian Anda dengan berolahraga sebanyak 30 menit tiap
hari dan mengonsumsi makanan sehat. Makanan sehat yang dimaksud dapat berupa
sayur-sayuran, buah-buahan, makanan rendah lemak, rendah gula, dan rendah garam
agar berat badan, tingkat kolesterol, dan tekanan darah Anda selalu berada di
batas aman.
Selain itu, jauhi asap rokok, batasi asupan minuman keras, dan
hindari stres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar