Pengertian
Gigantisme
Gigantisme adalah berlebihnya produksi hormon
pertumbuhan pada anak-anak yang memberi dampak kepada ukuran tinggi dan berat
badannya. Kondisi ini tergolong langka dan terjadi sebelum lempeng epifisis
atau lempeng pertumbuhan di dalam tulang menutup. Selama masa pertumbuhan,
anak-anak yang terkena gigantisme dapat memiliki ukuran tinggi dan berat badan
yang terlihat di atas rata-rata. Hal ini jugalah yang menjadi penyebab
gigantisme tidak mudah dikenali gejalanya dan awalnya dianggap sebagai fase
pertumbuhan anak yang wajar.
Gigantisme berbeda dengan kondisi akromegali pada
orang dewasa karena produksi hormon pertumbuhan yang berlebih terjadi ketika
lempeng epifisis menutup.
Penyebab
Gigantisme
Penyebab gigantisme yang paling sering ditemui
adalah tumor pada kelenjar hipofisis atau tumor kelenjar pituitari yang
terletak pada bagian bawah otak. Kelenjar ini berperan pada perkembangan
seksual, pengendalian suhu tubuh, produksi urine serta metabolisme pertumbuhan
pada wajah, tangan, dan kaki. Tumbuhnya tumor pada kelenjar hipofisis
menyebabkan kelenjar ini memproduksi hormon pertumbuhan secara berlebihan.
Penyebab gigantisme lainnya adalah:
1. Carney complex,
tumbuhnya tumor jinak pada kelenjar endokrin, jaringan ikat serta munculnya
bintik-bintik yang lebih gelap pada kulit. Kondisi ini merupakan penyakit yang
diturunkan.
2. Multiple endocrine neoplasia
type 1, juga dikenal sebagai MEN 1, yaitu tumbuhnya tumor pada kelenjar
hipofisis, kelenjar paratiroid, dan pankreas. Penyakit ini merupakan kelainan
yang diturunkan.
3. Neurofibromatosis,
tumbuhnya tumor pada sistem saraf dan merupakan kelainan turunan.
4. Sindrom
McCune-Albright, pertumbuhan tidak wajar pada jaringan tulang, kelainan
kelenjar, dan munculnya bercak cokelat muda pada kulit.
Gejala
Gigantisme
Gigantisme memiliki gejala-gejala
fisik yang bisa dikenali pada anak secara langsung. Salah satunya adalah ukuran
badan anak yang lebih tinggi dari anak lain seumurannya. Beberapa bagian tubuh
anak dapat memiliki perbedaan proporsi dengan bagian tubuh lain pada dirinya
sendiri, seperti pertumbuhan tangan dan kaki yang disertai penebalan pada
jari-jari. Gejala lainnya adalah rahang dan dahi yang menonjol, dan hidung
datar. Selain itu, penderita juga bisa mengalami pembesaran pada kepala, lidah,
atau bibirnya.
Gejala yang dialami tergantung pada
seberapa besar ukuran tumor pada kelenjar hipofisis karena dapat menekan syaraf
otak. Penderita dapat mengalami sakit kepala, kelelahan, mual sebagai akibat
tumor, gangguan penglihatan, kehilangan pendengaran, periode menstruasi yang
tidak normal, serta keterlambatan masa pubertas pada anak.
Diagnosis
Gigantisme
Gigantisme dapat didiagnosis melalui rangkaian
pemeriksaan di laboratorium. Dokter akan melakukan tes untuk mencari tahu level
hormon pertumbuhan serta faktor pertumbuhan seperti insulin-1 (IGF-1). Tes lain
yang mungkin dilakukan adalah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) atau
pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah hormon pertumbuhan mengalami
peningkatan produksi.
Dokter akan memeriksa kadar glukosa dalam darah, sebelum
dan setelah anak diberikan cairan glukosa khusus. Kadar glukosa yang rendah
akan mengindikasikan kondisi hormon pertumbuhan yang normal sementara kadar
glukosa yang sama menunjukkan adanya produksi hormon pertumbuhan yang berlebih.
Untuk dapat memastikan diagnosis tumor kelenjar hipofisis, sebuah tes MRI juga
mungkin dilakukan agar ukuran dan letak tumor didapatkan.
Pengobatan
Gigantisme
Banyaknya hormon pertumbuhan
penyebab gigantisme dapat ditangani dengan cara mengendalikan produksinya.
Bagaimanapun juga, belum ada terapi pengobatan yang sukses mengontrol produksi
hormon pertumbuhan secara stabil. Untuk tumor kelenjar pituitari, tindakan
operasi transsphenoidal bisa dilakukan sebagai upaya pengobatan pertama.
Terapi sinar gamma atau gamma
knife radiosurgery adalah metode pengobatan lain yang dilakukan untuk
mengobati tumor di otak. Terapi ini akan memaparkan ratusan sinar radiasi kecil
pada tumor. Walau lebih efektif serta dapat mengembalikan level hormon
pertumbuhan menjadi normal, terapi ini dapat berisiko munculnya gangguan
emosional pada anak-anak, obesitas, dan ketidakmampuan belajar. Terapi ini
umumnya diambil sebagai alternatif akhir jika metode operasi standar mengalami
kegagalan.
Pengobatan gigantisme juga menggunakan
obat seperti octreotide untuk mencegah laju produksi hormon pertumbuhan. Obat
dapat berbentuk cairan dan disuntikkan satu kali dalam sebulan.
Obat-obatan
agonis reseptor dopamin dapat diberikan dalam bentuk pil untuk mengecilkan
ukuran tumor sebelum dilakukan prosedur operasi. Kedua jenis obat ini dapat
digunakan bersamaan untuk mengurangi level hormon pertumbuhan pada penderita.
Obat-obatan dapat digunakan untuk mengurangi gejala gigantisme pada anak jika
prosedur operasi tidak berhasil atau menghadapi kasus tumor yang tumbuh
kembali.
Komplikasi
Gigantisme
Gigantisme yang tidak ditangani atau tindakan
pengobatan dengan prosedur operasi dapat menyebabkan menurunnya hormon kelenjar
hipofisis lainnya sehingga penderita berisiko terhadap penyakit-penyakit
tertentu, seperti berkurangnya sekresi hormon atau kegiatan fisiologis pada
ovarium atau testis (hipogonadisme), retardasi pertumbuhan dan perkembangan
mental pada anak dan dewasa sebagai akibat rendahnya aktivitas kelenjar tiroid
(hipotiroidisme), insufisiensi adrenal, dan kasus langka diabetes insipidus.
Pencegahan
Gigantisme
Pencegahan terhadap gigantisme tidak diketahui
secara pasti sehingga mendeteksi gejala sedini mungkin merupakan upaya
pencegahan timbulnya gejala berat dan komplikasi pada penderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar