Rabu, 11 Januari 2017

DISARTRIA



Pengertian Disartria

Disartria adalah kondisi di mana otot-otot yang aktif ketika manusia berbicara menjadi melemah atau kesulitan untuk dikontrol. Otot-otot yang dimaksud adalah otot pada bibir, lidah, pita suara
Disartria seringkali ditandai dengan penderita berbicara cadel atau lambat, sehingga sulit dimengerti lawan bicaranya.

Disartria tidak memengaruhi kecerdasan atau tingkat pemahaman penderitanya, namun tidak menutup kemungkinan penderita disartria memiliki gangguan dal Jika tidak ditangani dengan benar.

Gejala Disartria

Gejala adalah penyimpangan dari fungsi normal tubuh atau sesuatu yang dirasakan dan bisa menggambarkan kondisi tidak normal pasien. Beberapa gejala yang umumnya dirasakan oleh penderita disartria adalah:

1.      Volume bicara yang aneh.

2.      Kesulitan menggerakkan lidah atau otot-otot wajah.

3.      Kesulitan dalam menelan (disfagia), yang bisa menyebabkan air liur keluar.

4.      Bersuara serak, sengau atau tegang.

5.      Nada bicara monoton.

6.      Irama berbicara yang tidak biasa.

7.      Cadel saat berbicara.

8.      Berbicara terlalu cepat sehingga sulit dimengerti.

9.      Berbicara dengan lambat.

10.  Tidak mampu berbicara dengan volume lebih keras dari berbisik, atau malah berbicara dengan volume terlalu keras.

Penyebab Disartria

Penderita disartria mengalami kesulitan dalam mengontrol otot-otot bicaranya, sebab bagian otak serta saraf yang mengontrol pergerakan otot-otot tersebut tidak berfungsi secara normal.

Beberapa kondisi medis yang bisa menimbulkan gangguan kerja otak tersebut adalah: 

1.      Cedera otak dan tumor otak.

2.      Sindrom Guillain-Barre.

3.      Beberapa penyakit seperti Huntington, Wilson, Parkinson, dan Lyme.

4.      Stroke.

5.      Sklerosis lateral amiotrofik.

6.      Cedera kepala.

7.      Distrofi otot.

8.      Myasthenia gravis.

9.      Multiple sclerosis.

10.  Lumpuh otak.

Diagnosis Disartria

Diagnosis merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh pasien.

Pasien akan disarankan untuk berkonsultasi dengan terapis wicara untuk mengevaluasi kemampuan berbicara dan untuk menentukan tipe disartria. Biasanya

Beberapa pemeriksaan yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyebab disartria adalah: 

1.      Uji pencitraan.

Seperti MRI atau CT scan untuk mendapatkan gambar detail dari otak, kepala dan leher pasien. Hal ini membantu dokter mengidentifikasi gangguan bicara pasien.

2.      Pemeriksaan otak dan syaraf.

Bisa membantu memetakan sumber dari gejala yang dirasakan penderita.

3.      Tesurine dan darah.

Untuk mengidentifikasi adanya penyakit penyebab infeksi atau peradangan.

4.      Spinal tab.

Dokter akan mengambil sampel cairan otak untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.

5.      Biopsi otak.

Akan dilakukan jika dokter mencurigai tumor otak sebagai penyebab disartria pasien. Dokter akan mengambil sampel jaringan otak pasien untuk diuji.

6.      Tes neuropsikologis.

Salah satu fungsi tes ini adalah untuk mengukur kemampuan berpikir, kemampuan memahami kata, kemampuan memahami bacaan dan tulisan. Beberapa penyebab disartria bisa memengaruhi kemampuan berpikir dan memahami kata serta tulisan.

Pengobatan Disartria

Pengobatan yang akan dijalani oleh penderita disartria akan dibedakan berdasarkan beberapa faktor yaitu:

·         Penyebab disartria.
·         Tingkat keparahan gejala yang dirasakan.
·         Jenis disartria yang diidap.

Penderita disartria juga akan menjalani terapi wicara untuk melatih kemampuan berbicara secara normal dan kemampuan berkomunikasi. Terapis wicara biasanya akan menyesuaikan kecepatan berbicara, memperkuat otot-otot bicara, meningkatkan pernapasan dan artikulasi, serta mengajari keluarga penderita tentang cara berkomunikasi dengan penderita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar