Pengertian
Disartria
Disartria seringkali ditandai dengan penderita berbicara cadel atau lambat, sehingga sulit dimengerti lawan bicaranya.
Disartria tidak memengaruhi kecerdasan atau tingkat
pemahaman penderitanya, namun tidak menutup kemungkinan penderita disartria
memiliki gangguan dal Jika tidak ditangani dengan benar.
Gejala
Disartria
Gejala adalah penyimpangan dari fungsi normal tubuh
atau sesuatu yang dirasakan dan bisa menggambarkan kondisi tidak normal pasien.
Beberapa gejala yang umumnya dirasakan oleh penderita disartria adalah:
1. Volume
bicara yang aneh.
2. Kesulitan
menggerakkan lidah atau otot-otot wajah.
3. Kesulitan
dalam menelan (disfagia), yang bisa menyebabkan air liur keluar.
4. Bersuara
serak, sengau atau tegang.
5. Nada
bicara monoton.
6. Irama
berbicara yang tidak biasa.
7. Cadel
saat berbicara.
8. Berbicara
terlalu cepat sehingga sulit dimengerti.
9. Berbicara
dengan lambat.
10. Tidak
mampu berbicara dengan volume lebih keras dari berbisik, atau malah berbicara
dengan volume terlalu keras.
Penyebab
Disartria
Penderita
disartria mengalami kesulitan dalam mengontrol otot-otot bicaranya, sebab
bagian otak serta saraf yang mengontrol pergerakan otot-otot tersebut tidak
berfungsi secara normal.
Beberapa
kondisi medis yang bisa menimbulkan gangguan kerja otak tersebut adalah:
1. Cedera
otak dan tumor otak.
2. Sindrom
Guillain-Barre.
3. Beberapa
penyakit seperti Huntington, Wilson, Parkinson, dan Lyme.
4. Stroke.
5. Sklerosis
lateral amiotrofik.
6. Cedera
kepala.
7. Distrofi
otot.
8. Myasthenia
gravis.
9. Multiple
sclerosis.
10. Lumpuh
otak.
Diagnosis
Disartria
Diagnosis
merupakan langkah dokter untuk mengidentifikasi penyakit atau kondisi
berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dialami oleh pasien.
Pasien
akan disarankan untuk berkonsultasi dengan terapis wicara untuk mengevaluasi
kemampuan berbicara dan untuk menentukan tipe disartria. Biasanya
Beberapa
pemeriksaan yang biasanya dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyebab
disartria adalah:
1. Uji
pencitraan.
Seperti
MRI atau CT scan untuk mendapatkan gambar detail dari otak, kepala dan leher
pasien. Hal ini membantu dokter mengidentifikasi gangguan bicara pasien.
2. Pemeriksaan
otak dan syaraf.
Bisa
membantu memetakan sumber dari gejala yang dirasakan penderita.
3. Tesurine
dan darah.
Untuk
mengidentifikasi adanya penyakit penyebab infeksi atau peradangan.
4. Spinal
tab.
Dokter
akan mengambil sampel cairan otak untuk diteliti lebih lanjut di laboratorium.
5. Biopsi
otak.
Akan
dilakukan jika dokter mencurigai tumor otak sebagai penyebab disartria pasien.
Dokter akan mengambil sampel jaringan otak pasien untuk diuji.
6. Tes
neuropsikologis.
Salah
satu fungsi tes ini adalah untuk mengukur kemampuan berpikir, kemampuan
memahami kata, kemampuan memahami bacaan dan tulisan. Beberapa penyebab
disartria bisa memengaruhi kemampuan berpikir dan memahami kata serta tulisan.
Pengobatan
Disartria
Pengobatan yang akan dijalani oleh penderita
disartria akan dibedakan berdasarkan beberapa faktor yaitu:
·
Penyebab disartria.
·
Tingkat keparahan gejala yang dirasakan.
·
Jenis disartria yang diidap.
Penderita disartria juga akan menjalani terapi
wicara untuk melatih kemampuan berbicara secara normal dan kemampuan berkomunikasi.
Terapis wicara biasanya akan menyesuaikan kecepatan berbicara, memperkuat
otot-otot bicara, meningkatkan pernapasan dan artikulasi, serta mengajari
keluarga penderita tentang cara berkomunikasi dengan penderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar