Pengertian
Entropion
Entropion, atau yang disebut juga dengan retraksi kelopak mata, terjadi secara bertahap dan kemungkinan tidak akan menimbulkan gejala apapun pada stadium awal. Seiring berjalannya waktu, setiap pergerakan mata akan menimbulkan rasa sakit, dan luka pada kornea akan semakin parah.
Sebagian besar kasus entropion dialami oleh orang-orang lanjut usia (lansia), dan pada kondisi yang ringan, pengobatan seperti air mata buatan atau salep pelumas mata sudah cukup untuk meredakan gejala. Namun pada hampir sebagian besar kasus, operasi merupakan satu-satunya jalan untuk menyembuhkan entropion.
Apabila tidak diterapi, entropion dapat menyebbkan kerusakan permanen pada kornea, infeksi mata, atau bahkan kebutaan.
Penyebab
Entropion
Berbagai kondisi yang menyebabkan kelemahan pada
otot-otot penunjang bola mata berpotensi untuk menimbulkan entropion.
Kondisi-kondisi tersebut antara lain adalah:
·
Proses penuaan. Faktor usia merupakan
penyebab entropion yang paling umum. Seiring bertambahnya usia, otot-otot
penunjang bola mata akan melemah, sehingga tendon menjadi longgar. Lemahnya
otot dan tendon ini menyebabkan tepi kelopak mata menekuk ke arah dalam mata.
·
Trakoma adalah suatu infeksi menular
pada mata akibat bakteri. Infeksi ini disebarkan melalui pemakaian handuk/kain
secara bergantian. Trakoma akan menghasilkan jaringan parut di kelopak mata
bagian dalam sehingga memicu terjadinya entropion.
·
Kondisi peradangan mata atau mata yang
kering akan memicu penderita untuk mengurangi gejala ini dengan cara menggosok
kelopak mata atau memejamkan mata. Kedua gerakan ini bisa menyebabkan pinggiran
kelopak mata menekuk kaku ke arah dalam.
·
Kelainan bawaan. Kelainan bawaan yang
dapat menyebabkan enteropion adalah adanya lipatan kulit tambahan di kelopak
mata sehingga bulu mata mengarah masuk ke kornea.
·
Infeksi herpes pada mata atau Herpes
Zoster Ophthalmicus (HZO) yang bisa berkembang menjadi berbagai gangguan,
termasuk entropion.
·
Bekas luka atau jaringan parut. Jaringan
parut pada kulit akibat terbakar bahan kimia, trauma, dan operasi dapat
mengubah lengkung kelopak mata menjadi tidak normal, sehingga kelopak mata
menekuk ke arah dalam.
Gejala
Entropion
Gejala entropion yang timbul merupakan merupakan
dampak dari pergesekan terus menerus antara bulu mata dan kelopak mata bagian
luar dengan permukaan mata. Penderitanya mungkin akan merasakan tanda-tanda
berikut:
·
Rasa mengganjal di mata.
·
Iritasi atau sakit mata.
·
Mata merah.
·
Mata berair.
·
Menjadi sensitif terhadap cahaya dan
angin.
·
Pengelihatan berkurang.
Jika Anda merasakan gejala-gejala di atas, segera
periksakan diri ke dokter mata untuk mencegah kerusakan kornea yang lebih
parah.
Diagnosis
Entropion
Sebelum
melakukan pemeriksaan pada mata, dokter kemungkinan akan menanyakan beberapa
penyebab yang mungkin terjadi, seperti riwayat cedera pada mata, sakit mata,
atau riwayat terpapar bahan kimia.
Pada
pemeriksaan fisik, dokter mungkin dan meminta penderita mengedipkan atau
memejamkan matanya serapat mungkin. Dari situ dokter akan melihat posisi,
kekuatan otot, serta elastisitas otot kelopak mata Anda. Dokter juga akan
memeriksa jaringan di sekitar mata untuk mengecek tanda-tanda trauma, jaringan
parut, atau kondisi lain seperti luka akibat prosedur operasi yang dilalui
sebelumnya.
Selain
itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan snap test. Pada
pemeriksaan ini dokter akan mencubit kelopak mata Anda dan menariknya, kemudian
dilepas untuk melihat seberapa cepat kelopak mata kembali ke posisi semua.
Apabila kelenturan otot kelopak mata jauh menurun, kelopak akan kembali ke
posisi semula dalam waktu yang lebih lama dari normal.
Pengobatan
Entropion
Air mata buatan dan salep pelumas berguna membantu
mengurangi gejala dari entropion. Selain itu, ada beberapa pilihan pengobatan
sementara yang dapat digunakan untuk meredakan gejala dan mencegah perburukan
penyakit, seperti:
·
Lensa kontak yang lunak
Lensa
ini digunakan untuk melindungi kornea, mengurangi gejala, dan bisa diperoleh
dengan atau tanpa resep dokter.
·
Perekat khusus kulit.
Perekat
berwarna bening bisa dilekatkan pada kelopak mata untuk mencegahnya menekuk ke
arah dalam.
·
Botox.
Suntikan
botulinum toxin (botox) dalam jumlah kecil ke bagian dalam dari kelopak mata
bisa membantu kelopak kembali ke kondisi semula. Suntikan mungkin perlu
dilakukan beberapa kali dalam periode enam bulan.
·
Jahitan untuk mengembalikan kelopakmata
yang terlipat.
Prosedur
ini akan memerlukan bantuan obat bius lokal sebelum dokter membuat jahitan di
beberapa lokasi yang berdekatan dengan kelopak mata yang terlipat.
Namun,
berbagai pilihan terapi di atas tidak berfungsi untuk menyembuhkan entropion.
Pada sebagian besar kasus, operasi dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi ini dan
melindungi mata dari kerusakan. Jenis operasi yang dipilih pun disesuaikan
dengan kondisi jaringan di sekitar mata serta penyebab entropionnya.
Jika
penderita memiliki jaringan parut di bagian dalam kelopak mata, pernah trauma,
atau dioperasi sebelumnya, maka dokter mungkin akan melakukan cangkok selaput
lendir yang diambil dari jaringan di atap mulut. Jika entropion disebabkan oleh
usia, maka dokter akan mengambil sebagian dari kulit di kelopak mata bawah dan
membuat jahitan di sudut luar mata, tepatnya di ujung bawah kelopak mata bawah.
Prosedur ini akan memendekkan sekaligus mengencangkan dan menguatkan otot dan
tendon di area tersebut.
Biasanya
setelah operasi, pasien akan memerlukan salep antibiotik untuk mata selama satu
minggu dan kompres dingin secara berkala untuk mengurangi memar dan bengkak
yang biasa muncul sesudahnya.
Kelopak mata juga mungkin terasa seperti tertarik
atau kencang namun kondisi ini akan membaik seiring proses penyembuhan
berlangsung.
Jahitan
biasanya akan diangkat satu minggu setelah operasi dilakukan, dan bengkak serta
memar akan hilang dalam waktu dua minggu.
Komplikasi
Entropion
Jika tidak segera diobati, entropion dapat
menyebabkan iritasi, ulkus kornea, dan infeksi pada kornea mata yang akan
meyebabkan gangguan penglihatan ringan hingga parah yang bersifat permanen.
Pencegahan
Entropion
Karena
entropion merupakan kondisi yang tidak bisa dicegah maka yang bisa dilakukan
adalah menjaga diri agar terhindar dari penyebab entropion, seperti infeksi
trakoma. Risiko terkena infeksi trakoma akan tinggi jika Anda mengalami iritasi
mata setelah berkunjung ke area yang rawan dengan penyakit trakoma.
Segeralah
periksakan kondisi mata untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Selain
itu, gunakanlah alat pelindung mata ketika bekerja di area yang banyak
menggunakan bahan kimia atau kondisi lain yang bisa membahayakan mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar