Jumat, 24 November 2017

BATUK KRONIS



Pengertian Batuk Kronis

Batuk kronis adalah batuk yang berlangsung dalam jangka waktu lama, yaitu sekitar dua bulan atau lebih pada orang dewasa, dan satu bulan atau lebih pada anak-anak. Batuk kronis itu sendiri sebenarnya bukan sebuah penyakit, melainkan gejala dari masalah kesehatan lain.

Batuk kronis kadang-kadang memang bukan sebuah sinyal dari suatu kondisi serius. Namun batuk tanpa henti ini dapat mengurangi kualitas tidur, mengganggu keseimbangan tubuh, dan mengganggu rutinitas penderitanya. Pada 10 sampai 20 persen kasus batuk kronis yang dialami oleh dewasa diketahui dipicu oleh hipersensivitas genetik (atopi) dan paparan asap rokok.

Ada beberapa jenis batuk kronis, di antaranya:

·         Batuk kronis kering.

Batuk yang tidak menghasilkan lendir dan biasanya merupakan gejala dari gangguan sinus atau infeksi virus.

·         Batuk kronis basah.

Batuk yang menghasilkan lendir dan biasanya mengindikasikan adanya infeksi bakteri atau cairan pada paru-paru, tergantung warna lendir yang diproduksi.

·         Batuk stress.

Batuk yang terjadi karena kejang pada saluran pernapasan, umumnya disebabkan oleh tekanan pikiran atau stres. Batuk ini tidak menghasilkan lendir dan tidak terkait dengan infeksi apa pun.

·         Batuk ‘gonggong’.

Batuk yang disebabkan infeksi virus ini umumnya menyerang anak-anak. Penyebab suara seperti anjing bergonggong ini adalah hasil dari pembengkakan trakea.

·         Batuk rejan.

Batuk yang disebut juga dengan pertusis ini tergolong sebagai penyakit berbahaya yang menular, dan dapat menyebabkan kematian pada penderita bayi berusia di bawah 1 tahun.

Penyebab Batuk Kronis

Berikut ini beberapa faktor penyebab batuk kronis yang tergolong umum, di antaranya:

·         Postnasal drip.

Ini adalah kondisi di mana terdapat ingus berlebih yang terakumulasi pada bagian belakang tenggorokan hingga mengakibatkan batuk. Kondisi ini juga disebut dengan sindrom batuk saluran penafasan atas (UACS).

·         Asma.

Terjadi pada musim tertentu (khususnya musim dingin) atau setelah mengalami infeksi saluran pernapasan atas.

·         Penyakit asam lambung.

Asam dari lambung yang naik ke kerongkongan.

·         Infeksi.

Seperti pneumonia, flu, pilek, hingga batuk rejan (pertusis).

·         Obat tekanan darah tinggi.

Obat penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE Inhibitor) yang biasa diresepkan bagi pasien tekanan darah tinggi atau gagal jantung.

·         Bronkitis kronis.

Inflamasi kronis pada saluran pernapasan yang biasa terjadi karena merokok atau kerap terpapar asap rokok. Penyakit seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan emfisema juga menjadi bagian dari penyakit para perokok.

·         Menghirup polusi udara berlebihan.

·         Bekerja di lokasi dengan resiko sering menghirup partikel iritasi.

Walau jarang, ada juga sejumlah hal lainnya yang dapat menyebabkan batu kronis, seperti:

·         Aspirasi.

Atau masuknya benda asing ke saluran pernafasan. Pada orang dewasa, aspirasi biasanya disebabkan oleh tersedak makanan atau minuman, sedangkan pada anak-anak biasanya disebabkan oleh benda asing (mainan).

·         Bronkiolitis.

Infeksi saluran pernapasan yang menyebabkan terjadinya radang dan penyumbatan di dalam bronkiolus.

·         Bronkiektasis.

Kerusakan pada saluran pernapasan.

·         Refluk laring faring.

Asam lambung yang naik ke tenggorokan.

·         Fibrosis kistik.

Penyakit yang menyebabkan lendir-lendir di dalam tubuh menjadi kental dan lengket.

·         Nonasthmatic  eosinophilic bronchitis.

Peradangan saluran pernapasan tanpa adanya faktor asma.

·         Sarkodiosis.

Kombinasi peradangan sel dalam tubuh, biasanya di paru-paru.

·         Kanker paru-paru.

·         Kondisi kardiovaskular.

Meliputi gagal jantung, emboli paru, hingga pembengkakan pada pembuluh darah utama (aneurisma aorta).

·         Kekurangan vitamin B12.

Salah satu gejala kekurangan vitamin B12, yakni neuropati sensoris, diduga menjadi salah satu penyebab batuk kronis.

Gejala Batuk Kronis

Gejala yang menyertai batuk kronis bervariasi, dari yang masih tergolong ringan, hingga serius. Beberapa gejala penyerta batuk kronis yang masih tergolong ringan adalah:

·         Hidung pilek atau tersumbat.

·         Terasa seperti ada cairan yang mengalir terus menerus dibelakang tenggorokan (postnasal drip).

·         Sakit tenggorokan

·         Suara serak.

·         Napas pendek dan bersuara mengi.

·         Mulas dan merasa asam di mulut.

Sedangkan gejala penyerta batuk kering yang tergolong lebih serius, namun jarang terjadi adalah:

·         Keringat dingin di malam hari.

·         Demam tinggi.

·         Berat badan turun.

·         Terasa sakit pada dada.

·         Batuk darah.

Diagnosis Batuk Kronis

Pada tahap awal, dokter biasanya akan melakukan tes fisik dan menanyakan mengenai riwayat kesehatan, kapan gejala dirasakan, kebiasaan merokok, kondisi lingkungan, pengobatan yang sedang dijalankan, hingga tempat yang dikunjungi sebelum gejala muncul. Jika dicurigai adanya gejala batuk kronis, dokter mungkin akan menyarankan untuk dilakukannya serangkaian tes, seperti:

·         X-ray.

Walaupun tidak dapat mendeteksi penyebab batuk secara umum seperti asma, asam lambung atau postnasal drip, X-ray pada bagian dada biasanya dilakukan untuk melihat jika ada tanda-tanda penyakit terkait seperti kanker paru-paru, pneumonia atau penyakit lainnya. Hasil X-ray juga dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi akibat sinus.

·         CT scan.

Tes ini biasa dilakukan untuk mendiagnosa kondisi paru-paru lebih dalam, seperti infeksi atau masalah lainnya.

·         Tes fungsi paru.

Untuk mengukur seberapa dalam penderita dapat menarik dan membuang napas, alat bernama spirometer biasa digunakan. Penyakit seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dapat dideteksi melalui alat ini. Dalam kasus tertentu, dokter mungkin akan melakukan tes asma lanjutan dengan mengukur kadar napas sebelum dan setelah menghirup obat dengan kandungan metakolin.

·         Tes laboratarium.

Dokter umumnya akan menyarankan untuk melakukan tes laboratorium bakteri jika lendir yang keluar saat batuk memiliki warna tertentu.

·         Bronkoskopi.

Tindakan ini menggunakan alat bantu seperti pipa tipis lentur yang dilengkapi dengan lampu dan kamera, yang dimasukan melalui mulut dan tenggorokan untuk melihat kondisi paru-paru dan saluran pernapasan melalui monitor yang dipersiapkan. Dalam waktu yang bersamaan, dokter juga dapat melakukan tindakan yang dinamakan biopsi, dengan mengambil salah sebagian kecil jaringan dari saluran pernapasan untuk diteliti di laboratorium.

·         Rinoskopi.

Dalam tes ini, dokter akan menggunakan sebuah alat khusus untuk memeriksa kondisi di dalam hidung untuk mengetahui penyebab batuk yang dialami.

·         Tes asam lambung.

Tes pendukung ini dilakukan untuk memeriksa kadar asam yang mungkin terkandung dalam kerongkongan pasien.

·         Tes ekokardiografi.

Tes ini biasa dilakukan jika dokter mencurigai adanya keganjalan pada jantung pasien.

Pengobatan Batuk Kronis

Tergantung dari jenis gejala yang diderita, beberapa pengobatan berikut mungkin akan disarankan:

·         Obat-obatan.

Beberapa obat-obatan seperti antibiotik (untuk melawan bakteri dan pneumonia), antihistamin dan dekongestan (untuk meredakan peradangan saluran pernapasan dan alergi), serta glukokortikoid (untuk meredakan masalah hormon, bronkitis kronis, dan asma) mungkin disarankan. Ada juga obat hirup seperti bronkodilator yang biasa diberikan dokter untuk pasien asma sebagai pereda radang dan saluran pernapasan tersumbat.

·         Pereda batuk.

Jika batuk tidak kunjung reda dan tidak ada gejala yang signifikan, dokter biasanya akan meresepkan obat pereda batuk seperti dextomethorphan, benzonatate, hingga kodein atau hydrocodone. Beberapa obat tersebut dapat dibeli secara bebas, namun memiliki efek samping seperti mengantuk hingga ketergantungan.

·         Pereda asam  lambung.

Penderita batuk kronis yang disebabkan asam lambung berlebih biasanya akan diresepkan obat dengan kandungan antasida, penghambat H-2 Receptor atau proton pump inhibitor. Beberapa pasien terkadang harus menjalankan operasi untuk menuntaskan masalah ini, walau jarang.

Komplikasi Batuk kronis

Selain mengakibatkan kegelisahan dan kekesalan, gejala batuk kronis yang tidak kunjung berhenti juga dapat mengakibatkan beberapa komplikasi lanjutan, seperti:

·         Tulang rusuk patah jika batuk terlalu kencang.

·         Pusing.

·         Sakit kepala.

·         Kesulitan tidur.

·         Pingsan (syncope).

·         Air seni berlebih (inkontinensia urin).

Pencegahan Batuk Kronis

Selain mengobatinya dengan tepat saat batuk muncul, beberapa hal berikut ini dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko batuk kronis, di antaranya:

·         Minum minuman hangat seperti air putih atau teh secara rutin untuk mengencerkan lendir yang mengumpul di tenggorokan. Sup hangat pun bisa menjadi pilihan.

·         Hisap permen pereda batuk untuk meredakan iritasi tenggorokan.

·         Hindari merokok dan lingkungan perokok agar asap tidak mengendap di paru-paru.

·         Jika Anda penderita asam lambung, disarankan untuk menghindari makanan dan minuman pemicu seperti makanan pedas, asam, mint, cokelat dan kafein.

·         Tambahkan pelembab di pendingin udara untuk menambah kelembapan udara dan melancarkan saluran pernapasan yang tersendat. Jika tidak memungkinkan, mandilah dengan air hangat atau hirup uap air.

·         Gunakan semprotan hidung atau melakukan terapi Neti Pot (irigasi hidung dengan menggunakan larutan garam) untuk mengeluarkan lendir di saluran pernafasan. Bacalah aturan pakai dan berhati-hatilah saat menggunakan neti pot agar tidak menyebabkan iritasi lanjutan.

Jika kondisi memburuk, segera temui dokter untuk penanganan lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar