Pengertian
Varikokel
Varikokel adalah pembengkakan pada pembuluh vena di dalam
kantong zakar atau skrotum. Penyakit ini mirip dengan pembengkakan pada
penyakit varises di kaki, namun bedanya, penyakit varikokel menyebabkan
pembengkakan pembuluh vena di dalam kantong zakar atau skrotum.
Pembengkakan ini akan berkembang secara bertahap menjadi
sebuah benjolan lunak diatas buah zakar dan sering kali pada sisi kiri skrotum.
Ukuran benjolan varikokel bermacam-macam, ada yang bisa dilihat secara kasat
mata dan ada juga yang baru bisa diketahui setelah diraba.
Gejala
Varikokel
Varikokel umumnya tidak menimbulkan gejala. Meski begitu,
beberapa penderita ada yang merasakan ketidaknyamanan atau bahkan rasa sakit
pada bagian kantong zakarnya. Gejala sakit ini biasanya meningkat saat
penderita berdiri atau melakukan aktivitas fisik terlalu lama, dan mereda saat
penderita berbaring.
Selain rasa sakit, pembesaran pembuluh vena juga bisa
meningkat seiring waktu. Pembengkakan ini kebanyakan terjadi pada sisi kiri
kantong zakar dan jarang terjadi pada sisi kanan kantong tersebut. Hal ini
dikarenakan rute pembuluh vena di sisi kiri berbeda dengan pembuluh vena di
sisi kanan.
Temuilah dokter jika Anda melihat adanya pembengkakan dan
benjolan pada kantong zakar atau skrotum Anda, merasakan sakit pada bagian
tersebut, dan menyadari adanya perbedaan ukuran antara testis kanan dan kiri.
Jika gejala dibiarkan dan tidak diobati, maka dikhawatirkan varikokel
berpotensi menyebabkan komplikasi seperti:
·
Penyusutan testis.
Katup pembuluh vena yang rusak dapat menyebabkan darah berkumpul dan
meningkatkan tekanan di dalam pembuluh darah tersebut. Tekanan dan toksin yang
dikandung darah vena inilah yang diduga dapat merusak dan menyusutkan testis.
·
Kemandulan.
Penyakit ini berpotensi menyebabkan kemandulan
pada sebagian kecil kasus karena penyakit dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas sperma pria yang menderitanya.
Suhu
yang terus-menerus terlalu tinggi di sekitar testis akibat varikokel berisiko
memberi dampak kepada pembentukan, kuantitas, pergerakan, serta kualitas
sperma.
Penyebab
Varikokel
Varikokel umumnya bersifat jinak, nonkanker, dan merupakan
kondisi yang biasa terjadi selama masa pubertas, yaitu pada usia 15-25 tahun.
Penyebab pasti varikokel belum bisa diketahui, namun dipercaya muncul akibat
kelainan pada pembuluh vena yang menyebabkan terjadinya penumpukan darah dan
menimbulkan pembengkakan pada scrotum.
Di dalam pembuluh vena terdapat katup-katup pembuluh yang
berfungsi sebagai pintu satu arah. Ketika darah akan mengalir menuju jantung,
katup akan terbuka agar darah dapat mengalir secara lancar ke organ tersebut.
Begitu pula sebaliknya, katup akan menutup jika aliran darah berjalan lambat
guna mencegah terjadinya aliran balik akibat gravitasi.
Jika katup tidak berfungsi dengan baik, maka darah akan
mengalir balik dan mengendap di dalam pembuluh vena yang lama-kelamaan dapat
menyebabkan pembengkakan.
Diagnosis
Varikokel
Tergantung besarnya pembengkakan, diagnosis varikokel bisa
dilakukan langsung melalui pemeriksaan fisik biasa atau harus melalui tes.
Pemeriksaan pada testikel dilakukan untuk mengetahui ukurannya, posisi benjolan
atau pembengkakan, apakah benjolan terasa sakit jika disentuh, dan apakah
benjolan terasa keras atau lunak.
Jika pembengkakan cukup besar, kemungkinan dokter dapat
dengan mudah merasakan benjolan lunak di atas testis. Jika pembengkakan lebih
kecil, dokter dapat menggunakan teknik khusus dengan menyuruh pasien berdiri,
menghirup napas dalam-dalam, lalu menahannya. Melalui teknik seperti ini, pembuluh
vena akan membesar dan dokter kemungkinan dapat merasakan adanya pembengkakan.
Apabila melalui pemeriksaan fisik belum dapat dipastikan,
maka akan dilakukan tes medis. Salah satunya adalah USG atau ultrasound. Pada
kasus varikokel, USG dilakukan untuk menghasilkan citra atau gambar struktur di
dalam skrotum secara terperinci. Melalui tes ini, tiap hal yang diduga
berkaitan dengan gejala varikokel dapat diketahui, termasuk kondisi-kondisi
lainnya, seperti tumor atau kanker testis.
Tes lain yang mungkin dilakukan adalah tes urine untuk
memastikan apakah benjolan disebabkan oleh infeksi atau bukan.
Pengobatan
Varikokel
Sebagian besar kasus varikokel tidak menyebabkan gejala.
Meski ada gejala, biasanya tidak akan berkepanjangan atau menimbulkan gangguan
lain. Oleh karena itu, pengobatan biasanya tidak diperlukan.
Namun jika varikokel telah menyebabkan ketidaknyamanan, rasa
sakit, penyusutan testis, atau gangguan kesuburan, maka sebuah tindakan
penanganan harus segera dilakukan. Tindakan penanganan ini bisa dimulai dengan
berupa mengonsumsi paracetamol sebagai pereda rasa sakit atau menggunakan
celana dalam khusus. Bila hal tersebut tidak membantu, perlu dilakukan
konsultasi dengan dokter spesialis urologi untuk kemungkinan menjalani prosedur
operasi.
Berikut ini adalah jenis-jenis operasi yang umumnya
dilakukan untuk menangani varikokel:
·
Embolisasi.
Embolisasi dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang berukuran mikro
dengan disertai perangkat X-ray ke pembuluh
vena untuk mencari bagian yang rusak atau mengalami pembengkakan. Setelah
varikokel ditemukan dan terlihat di monitor, cairan atau alat khusus berbentuk
gulungan akan disalurkan ke pembuluh yang rusak melalui selang. Cairan atau
alat khusus berbentuk gulungan ini berfungsi menghalangi darah masuk ke
pembuluh vena yang rusak dan mengalir lewat pembuluh vena yang sehat.
Efek samping setelah menjalani embolisasi bisa berupa pembengkakan atau
memar selama beberapa hari pada titik dimasukkannya selang dan risiko kecil
untuk terkena infeksi. Pembengkakan dapat ditangani dengan kompres es dan
infeksi tersebut biasanya dapat ditangani dengan antibiotik. Meski begitu,
mereka yang telah menjalani prosedur ini tetap berpotensi kembali terkena
varikokel di kemudian hari.
·
Operasi terbuka.
Pada
prosedur ini, pembuluh vena yang rusak diperbaiki atau diangkat dengan
pembedahan pada bagian bawah selangkangan atau perut. Pasien yang menjalani
operasi terbuka harus dibius secara total. Efek samping setelah menjalani
operasi terbuka adalah rasa sakit ringan yang berlangsung selama beberapa hari
hingga berminggu-minggu. Namun pasien tidak perlu khawatir karena rasa sakit
ini bisa diatasi dengan obat-obatan pereda nyeri, seperti ibuprofen atau
acetaminophen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar