Pengertian
Kesehatan Mental
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita
berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk
menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan
atau potensi dirinya secara maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta
menjalin hubungan positif dengan orang lain.
Sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan
mengalami gangguan suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang
pada akhirnya bisa mengarah pada perilaku buruk.
Penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, tidak hanya dapat merusak interaksi atau hubungan dengan orang
lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di sekolah dan produktivitas kerja.
Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental dan berikut
ini adalah tiga jenis kondisi yang paling umum terjadi.
·
Stres.
Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat
berat, baik secara emosi maupun mental.
Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah
tersinggung. Stres juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan
pada kasus tertentu, memicu depresi.
Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga
dapat berdampak kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.
Berikut ini adalah contoh dampak stres terhadap perilaku seseorang:
a.
Menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi
dengan orang lain.
b.
Enggan makan atau makan secara berlebihan.
c.
Marah-marah, dan terkadang kemaharan itu sulit
dikendalikan.
d.
Menjadi perokok atau merokok secara berlebihan.
e.
Mengonsumsi minuman beralkohol secara
berlebihan.
f.
Penyalahgunaan obat-obatan narkotika.
Berikut ini adalah masalah kesehatan yang dapat timbul akibat stres:
a.
Gangguan tidur.
b.
Lelah.
c.
Sakit kepala.
d.
Sakit perut.
e.
Nyeri dada.
f.
Nyeri atau tegang pada otot.
g.
Penurunan gairah seksual.
h.
Obesitas.
i.
Hipertensi.
j.
Diabetes.
k.
Gangguan jantung.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres, sebagian
di antaranya adalah masalah keuangan, hubungan sosial, atau tuntutan di dalam
pekerjaan. Untuk mengatasi stres, kunci utamanya adalah mengidentifikasi akar
permasalahan dan mencari solusinya.
Penanggulangan stres juga bisa dilakukan dengan mengaplikasikan
nasihat-nasihat yang disarankan dalam manajemen stres yang baik, seperti:
a.
Belajar menerima suatu masalah yang sulit
diatasi atau hal-hal yang tidak dapat diubah.
b.
Selalu berpikir positif dan memandang bahwa
segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup ada hikmahnya.
c.
Meminta saran dari orang terpercaya untuk
mengatasi masalah yang sedang dialami.
d.
Belajar mengendalikan diri dan selalu aktif
dalam mencari solusi.
e.
Melakukan aktivitas fisik, meditasi, atau teknik
relaksasi guna meredakan ketegangan emosi dan menjernihkan pikiran.
f.
Melakukan hal-hal baru yang menantang dan lain
dari biasanya guna meningkatkan rasa percaya diri.
g.
Menyisihkan waktu untuk melakukan hal-hal yang
disukai.
h.
Melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial
untuk membantu orang lain. Cara ini dapat membuat seseorang lebih tabah dalam
menghadapi masalah, terutama jika bisa membantu seseorang yang memiliki masalah
lebih berat dari yang dialaminya.
i.
Menghindari cara-cara negatif untuk meredakan
stres, misalnya merokok, mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, atau
menggunakan narkoba.
j.
Bekerja dengan mengedepankan kualitas bukan
kuantitas, agar manajemen waktu lebih baik dan hidup juga lebih seimbang.
·
Gangguan Kecemasan.
Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika seseorang mengalami
rasa cemas berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak
buruk terhadap kehidupan sehari-harinya.
Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu
kejadian tertentu saja, misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau
wawancara kerja. Namun pada penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap
timbul pada tiap situasi. Itu sebabnya orang yang mengalami kondisi ini akan
sulit merasa rileks dari waktu ke waktu.
Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain
yang bisa muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa
percaya diri, menjadi mudah marah, stres, sulit berkonsentrasi, dan menjadi
penyendiri.
Sementara itu, gejala fisik yang mungkin menyertai masalah gangguan
kecemasan antara lain:
a.
Sulit tidur.
b.
Badan gemetar.
c.
Mengeluarkan keringat secara berlebihan.
d.
Otot menjadi tegang.
e.
Jantung berdebar.
f.
Sesak napas.
g.
Lelah.
h.
Sakit perut atau kepala.
i.
Pusing.
j.
Mulut terasa kering.
k.
Kesemutan.
Meski penyebab gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti, beberapa
faktor diduga dapat memicu munculnya kondisi tersebut. Di antaranya adalah
trauma akibat intimidasi, pelecehan, dan kekerasan di lingkungan luar ataupun keluarga.
Faktor risiko lainnya adalah stres berkepanjangan, gen yang diwariskan
dari orang tua, dan ketidakseimbangan hormon serotonin dan noradrenalin di
dalam otak yang berfungsi mengendalikan suasana hati. Gangguan kecemasan juga
dapat dipicu oleh penyalahgunaan minuman keras dan obat-obatan terlarang.
Sebenarnya, gangguan kecemasan dapat diatasi tanpa bantuan dokter melalui
beberapa cara, seperti mengonsumsi makanan bergizi tinggi, cukup tidur,
mengurangi asupan kafein, minuman beralkohol, atau zat penenang lainnya, tidak
merokok, berola raga secara rutin, dan melakukan metode relaksasi sederhana,
seperti yoga atau meditasi.
Jika pengobatan mandiri tidak memberikan perubahan, disarankan untuk
berkonsultasi dengan dokter. Penanganan dari dokter biasanya meliputi pemberian
obat-obatan antiansietas serta terapi kognitif.
·
Depresi.
Depresi merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan penderitanya
terus-menerus merasa sedih. Berbeda dengan kesedihan biasa yang umumnya
berlangsung selama beberapa hari, perasaan sedih pada depresi bisa berlangsung
hingga berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
Selain memengaruhi perasaan atau emosi, depresi juga dapat menyebabkan
masalah fisik, mengubah cara berpikir, serta mengubah cara berperilaku
penderitanya. Tidak jarang penderita depresi sulit menjalani aktivitas
sehari-hari secara normal. Bahkan pada kasus tertentu, mereka bisa menyakiti
diri sendiri dan mencoba bunuh diri.
Berikut ini adalah beberapa gejala psikologi seseorang yang mengalami
depresi:
a.
Kehilangan ketertarikan atau motivasi untuk
melakukan sesuatu.
b.
Terus-menerus merasa sedih, bahkan terus-menerus
menangis.
c.
Merasa sangat bersalah dan khawatir berlebihan.
d.
Tidak dapat menikmati hidup karena kehilangan
rasa percaya diri.
e.
Sulit membuat keputusan dan mudah tersinggung.
f.
Tidak acuh terhadap orang lain.
g.
Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri
atau bunuh diri.
Berikut ini adalah dampak depresi terhadap kesehatan fisik yang mungkin
dapat terjadi:
a.
Gangguan tidur dan badan terasa lemah.
b.
Berbicara atau bergerak menjadi lebih lambat.
c.
Perubahan siklus menstruasi pada wanita.
d.
Libido turun dan muncul sembelit.
e.
Nafsu makan turun atau meningkat secara drastis.
f.
Merasakan sakit atau nyeri tanpa sebab.
Ada beragam hal yang dapat memicu terjadinya depresi, mulai dari
peristiwa dalam hidup yang menimbulkan stres, kehilangan orang yang dicintai,
merasa kesepian, hingga memiliki kepribadian yang rapuh terhadap depresi.
Selain itu, depresi yang dialami seseorang juga bisa disebabkan oleh
penderitaan akibat penyakit parah dan berkepanjangan, seperti kanker dan
gangguan jantung, cedera parah di kepala, efek dari konsumsi minuman beralkohol
berlebihan dan obat-obatan terlarang, hingga akibat faktor genetik dalam
keluarga.
Dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter jika merasakan gejala-gejala
depresi selama lebih dari dua minggu dan tidak kunjung mereda. Apalagi
jika gejala depresi tersebut sampai mengganggu proses pendidikan, pekerjaan,
dan hubungan sosial,
Penanganan
depresi oleh dokter akan disesuaikan dengan tingkat keparahan depresi yang
diderita masing-masing pasien. Bentuk penanganan bisa berupa terapi konsultasi,
pemberian obat-obatan antidepresi, atau kombinasi keduanya.