Pengertian
Bulimia
Bulimia atau bulimia nervosa adalah suatu kelainan dimana makan
secara berlebihan kemudian mencoba mengeluarkan kembali apa yang telah
mereka makan. Bulimia adalah kelainan pola makan yang sering terjadi pada
wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk penyiksaan terhadap
diri sendiri. Yang paling sering dilakukan oleh penderita bulimia nervosa
adalah membuat dirinya muntah.
Selain itu, selain makan berlebih,
penderita bulimia juga cenderung diet sangat ketat dan juga olah raga yang
berlebihan. Ciri khas penyakit bulimia sudah tentu kebiasaan mengeluarkan
makanan yang dimakan dengan sangat cepat, sehingga sangat aneh bagi orang biasa
kalau sehabis makan kembali memuntahkan makanannya.
Membersihkan atau memuntahkan makanan ini diperkirakan sebagai aksi untuk mengurangi rasa benci atau rasa bersalah karena sudah binge. Pasien berobsesi untuk membersihkan diri mereka dari makanan itu, sehingga makanan yang masuk tidak sempat terserap tubuh.
Sama halnya dengan anorexia, bulimia selalu berhubungan dengan control diet ataupun penurunan berat badan. Penderita bulimia biasanya terlalu memperhatikan berat badan, selalu merasa kurang percaya diri dengan berat badan sehingga cenderung melakukan diet berlebih. Bedanya dengan penderita anorexia, penderita bulimia memiliki berat badan yang lebih stabil sehingga penyakit ini jarang diketahui oleh masyarakat umum.
Membersihkan atau memuntahkan makanan ini diperkirakan sebagai aksi untuk mengurangi rasa benci atau rasa bersalah karena sudah binge. Pasien berobsesi untuk membersihkan diri mereka dari makanan itu, sehingga makanan yang masuk tidak sempat terserap tubuh.
Sama halnya dengan anorexia, bulimia selalu berhubungan dengan control diet ataupun penurunan berat badan. Penderita bulimia biasanya terlalu memperhatikan berat badan, selalu merasa kurang percaya diri dengan berat badan sehingga cenderung melakukan diet berlebih. Bedanya dengan penderita anorexia, penderita bulimia memiliki berat badan yang lebih stabil sehingga penyakit ini jarang diketahui oleh masyarakat umum.
Bulimia lebih sering dialami oleh wanita
dibandingkan oleh pria, sama halnya dengan gangguan makan pada umumnya. Penelitian
memperkirakan terdapat sekitar 8 dari 100 wanita yang mengidap kelainan ini.
Sebagian besar dialami oleh wanita pada usia 16-40 tahun.
Jenis
Blumia
1. Purging
bulimia.
yaitu kebiasaan untuk mengeluarkan
kembali makanan yang telah dimakan dengan berbagai cara, misalnya dengan
memaksa memuntahkannya, penggunaan obat pencahar, diuretik, maupun enema.
2. Nonpurging
bulimia.
yaitu menggunakan metode
lain untuk menghindari kalori dan mencegah kenaikan berat badan, seperti puasa,
diet ketat atau olahraga berlebihan.
Gejala-gejala
Bulimia
Indikasi utama bahwa seseorang
mengidap bulimia adalah mengonsumsi makanan secara berlebihan, meski pengidap
tidak merasa lapar. Proses ini dapat terpicu oleh masalah emosional, seperti
stres atau depresi. Pengidap kemudian merasa bersalah, menyesal, dan membenci
diri sendiri sehingga akan memaksa tubuh untuk mengeluarkan semua asupan kalori
yang telah masuk. Cara ini umumnya dilakukan dengan memaksa diri untuk muntah
atau menggunakan obat pencahar untuk memicu proses buang air besar. Pengidap
bulimia setidaknya mengalami siklus ini lebih dari dua kali dalam seminggu
selama minimal tiga bulan.
Selain cara tidak sehat tersebut,
terdapat beberapa gejala lain yang menandakan bulimia. Di antaranya adalah:
·
Sangat terpaku pada berat badan serta
bentuk tubuh, terkadang hingga terasa tidak masuk akal.
·
Selalu beranggapan negatif terhadap
bentuk tubuhnya sendiri.
·
Takut gemuk atau merasa kegemukan.
·
Sering lepas kendali saat makan,
misalnya terus makan sampai sakit perut atau makan dengan porsi berlebihan.
·
Enggan makan di tempat-tempat umum atau
di depan orang lain.
·
Sering bergegas ke kamar mandi setelah
makan.
·
Memaksakan diri untuk muntah, terutama
dengan memasukkan jari ke kerongkongan.
·
Memiliki gigi dan gusi yang rusak.
·
Berolahraga berlebihan.
·
Menggunakan obat pencahar, diuretik,
atau enema setelah makan.
·
Menggunakan suplemen atau produk herba
untuk menurunkan berat badan.
Jika Anda merasa mengidap bulimia, segera periksakan
diri ke dokter. Bulimia yang tidak ditangani dapat memicu komplikasi-komplikasi
yang serius.
Penyebab
dan Faktor Pemicu Bulimia
Penyebab utama bulimia belum diketahui secara pasti.
Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengidap kelainan
ini. Faktor-faktor pemicu tersebut meliputi:
·
Jenis kelamin.
Bulimia
lebih sering dialami oleh wanita daripada pria.
·
Masalah psikologis.
Seperti
rendah diri, depresi, stres, perfeksionisme, gangguan stress pascatrauma
(PTSD), serta gangguan obsesif komplusif.
·
Usia.
Bulimia
umumnya menyerang remaja hingga dewasa.
·
Faktor keturunan.
Jika
memiliki anggota keluarga inti (saudara kandung atau orang tua) yang mengidap
bulimia, Anda berisiko lebih tinggi untuk mengalami kelainan yang sama.
·
Tuntutan sosial.
Misalnya
remaja yang merasa harus menurunkan berat badan karena terpengaruh
teman-temannya.
·
Tuntutan profesi.
Contohnya
model yang harus langsing atau atlet yang harus menjaga berat badan dengan
ketat.
Proses
Diagnosis Bulimia
Pada tahap pemeriksaan awal, dokter
akan menanyakan gejala-gejala yang Anda alami seperti penanganan pada penyakit
lain. Jika kondisi Anda termasuk dalam kriteria yang mengindikasikan bulimia,
dokter kemudian akan menganjurkan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, tes
darah, tes urine, serta evakuasi psikologi.
Kriteria utama yang mengindikasikan
bulimia adalah siklus makan yang berlebihan lalu mengeluarkan kalori ekstra
dengan paksa dari tubuh. Kemudian disertai dengan asumsi negatif tentang bentuk
tubuh dan berat badan.
Beberapa
kriteria tes medis dianggap mampu menunjukkan bahwa seseorang telah
mengidap gangguan bulimia, diantaranya adalah :
1.
Pemeriksaan
gigi. Pemeriksaan gigi dapat menunjukkan gigi berlubang atau infeksi gusi
(seperti gingivitis). Enamel gigi dapat aus karena terlalu banyak paparan asam
pada saat muntah.
2.
Pemeriksaan
fisik. Tes ini bisa menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit (seperti
hipokalemia) atau terjadinya dehidrasi tubuh. Beberapa hasil tes / pemeriksaan
fisik yang bisa menunjukkan gangguan bulimia antara lain :
a.
Pecahnya
pembuluh darah di mata.
b.
Mulut
kering.
c.
Terjadi
pembengkakan pada daerah pipi dan rahang.
d.
Munculnya
ruam dan jerawat.
e.
Terdapat
luka kecil dan kapalan di bagian atas sendi jari akibat tindakan memaksa diri
untuk muntah yang selama ini.
f.
sering
dilakukan.
g.
Tes
Darah dan urine.
3.
Evaluasi
psikologis. Hal ini mencakup diskusi tentang kebiasaan makan dan sikap
pasien terhadap makanan.
4.
Rontgent. Hal
ini dilakukan untuk memeriksa resiko patah tulang, radang paru-paru.
5.
Elektrokardiogram
(EKG). Hal ini dilakukan untuk mengetahui atau mencari masalah yang
terjadi pada jantung pasien.
Beberapa
tes tersebut akan membantu dokter untuk menentukan apakah pasien terjangkit
bulimia atau gangguan makan lainnya, seperti anoreksia.
Langkah
penanganan Bulimia
Bagian tersulit sekaligus terpenting
bagi penderita bulimia adalah untuk mengakui kelainan yang mereka alami.
Langkah ini sangat signifikan agar pengidap memiliki keinginan untuk sembuh dan
bersedia untuk menjalani pengobatan.
Penanganan utama untuk mengatasi
bulimia adalah dengan terapi psikologi. Melalui terapi, Anda akan dibantu untuk
kembali membangun sikap dan pikiran positif terhadap pola makan. Proses ini
juga akan membantu untuk mendeteksi masalah emosional di balik bulimia. Ada dua
jenis terapi yang dapat dijalani, yaitu terapi perilaku kognitif (CBT) dan
terapi interpersonal.
Lewat CBT, Anda akan dibantu untuk
mengenali pemicu bulimia, misalnya pendapat dan perilaku negatif, lalu belajar
untuk menggantikannya dengan pemikiran yang positif dan sehat.
Sedangkan terapi interpersonal akan
membantu Anda untuk mendeteksi masalah dalam berhubungan dengan orang lain,
sekaligus meningkatkan kemampuan untuk berkomunikasi dan menyelesaikan masalah.
Untuk mengurangi gejala, penggunaan
penghambat pelepasan selektif serotonin (SSRI) juga terkadang dikombinasikan
dengan terapi. Fluoxetine adalah SSRI yang paling sering digunakan dalam
menangani bulimia.
Dokter akan memantau perkembangan
kondisi serta reaksi tubuh Anda terhadap obat secara berkala selama menggunakan
antidepresan. Obat ini tidak cocok digunakan oleh pengidap bulimia di bawah 18
tahun. Pengidap yang menderita epilepsi, memiliki keluarga dengan riwayat penyakit
jantung, hati, atau ginjal juga dianjurkan untuk menghindari obat ini.
Jika mengalami komplikasi bulimia
yang serius, Anda sebaiknya menjalani penanganan di rumah sakit. Langkah ini
diambil guna mencegah akibat fatal dari komplikasi sekaligus menangani dorongan
untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri.
Langkah pengobatan untuk bulimia
umumnya membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Dukungan penuh dari
teman serta keluarga juga berperan penting. Karena itu, pengidap serta keluarga
dianjurkan untuk bersabar dalam menjalaninya.
Resiko Komplikasi Bulimia
Jika tidak segera ditangani, bulimia
bisa memicu komplikasi yang serius dan bahkan berakibat fatal.
Akibat
dan Bahaya Bulimia terhadap Kesehatan adalah:
·
Pembengkakan
kelenjar ludah di pipi.
·
Jaringan
parut di buku jari tangan yang digunakan untuk merangsang muntah.
·
Pengikisan
email gigi akibat bulimia yang sering muntah dan mengeluarkan asam lambung.
·
Kadar
kalium yang rendah dalam darah.
·
Gigi
sensitive terhadap panas atau dingin.
·
Masalah
pada kelenjar ludah yang berupa rasa nyeri atau pembengkakan.
·
Paparan
asam lambung berlebih pada kerongkongan bisa menyebabkan borok, pecah atau
penyempitan.
·
Terganggunya
proses pencernaan akibat pencahar, bisa mengakibatkan disfungsi organ
pencernaan .
·
Ketidakseimbangan
cairan tubuh akibat stimulus zat diuretic secara berlebih.
Bulimia dapat berujung pada sejumlah
komplikasi medis yang kronis seperti:
·
Dehidrasi yang berpotensi untuk
menyebabkan sejumlah masalah medis lainya seperti gagal ginjal.
·
Masalah pada jantung seperti jantung
yang berdetak secara tidak beraturan dan gagal jantung.
·
Luka dan pengeroposan pada gigi dan
gusi.
·
Berhenti menstruasi pada wanita.
·
Permasalahan pada sistem pencernaan
yang terjadi karena penyalah gunaan konsumsi obat pencahar.
·
Mudah merasa cemas dan depresi.
·
Menjadikan NAPZA dan alkohol sebagai
pelarian
Pencegahan
Bulimia
Meskipun belum ada cara untuk mencegah bulimia, akan
tetapi mengarahkan seseorang terhadap perilaku sehat atau perawatan profesional
sebelum situasi memburuk sangatlah membantu. Berikut adalah tips pencegahan
bulimia:
·
Memperkuat rasa percaya diri,
bagaimanapun bentuk dan berat tubuh anda.
·
Mempertahankan berat badan ideal.
·
Menghindari stress.
·
Melakukan kegiatan positif atau
menyalurkan hobi untuk mengalihkan keinginan untuk makan sebanyak-banyaknya.
·
Olah raga teratur.
·
Hindari penggunaan obat pencahar dan
alcohol.
·
Menghindari komentar-komentar negative
tentang berat badan yang bisa menimbulkan gangguan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar