Kamis, 01 Desember 2016

KEMBAR SIAM




Pengertian Kembar Siam

Kembar siam adalah kembar identik yang masih memiliki bagian tubuh yang terhubung. Hal ini terjadi apabila zigot dari bayi kembar identik gagal terpisah secara sempurna. Kemunculan kasus kembar siam diperkirakan adalah satu dalam 200.000 kelahiran. Yang bisa bertahan hidup berkisar antara 5% dan 25%, dan kebanyakan (75%) berjenis kelamin perempuan.  

Istilah kembar siam berawal dari pasangan kembar siam terkenal Chang dan Eng Bunker (1811 – 1874 ) yang lahir di Siam (sekarang Thailand) Kasus kembar siam tertua yang tercatat adalah Mary dan Eliza Chulkhurst dari Inggris yang lahir di tahun 1100-an.

Penyebab di balik kembar siam belum diketahui secara pasti. Para pakar menduga ada dua teori yang mungkin memicu kondisi ini, yaitu:

·         Pembelahan tidak sempurna pada satu sel telur yang sudah dibuahi. Proses pembelahan sebuah sel telur menjadi dua biasanya terjadi pada delapan hingga 12 hari setelah sel telur bertemu sperma. Jika pembelahan terjadi lewat dari jangka waktu ini, pembelahan cenderung terhenti sebelum proses selesai dengan sempurna.

·         Dua embrio yang awalnya terpisah kembali menempel dan menyatu.

Penyebab Kelahiran Kembar Siam

Banyak faktor diduga sebagai penyebab Kehamilan kembar. Selain faktor genetik, obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna, juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam.

Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.

Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 - 72 jam, 4 - 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta. Sedangkan pada pembelahan kedua, Selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi
mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.

Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya kelamaan, sehingga sel telur keburu berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.

Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang memengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.

Persentase Hidup 

Sejumlah kesimpulan medis menyebutkan, terjadi satu kasus kembar siam untuk setiap 200 ribu kelahiran. Jadi, jika Indonesia berpenduduk 200 juta, ada peluang 1.000 kasus kembar siam!. Dari semua kelahiran kembar siam, diyakni tak lebih dari 12 pasangan kembar siam yang hidup di dunia. Saat dilahirkan kebanyakan kembar siam sudah dalam keadaan meninggal, yang lahir hidup hanya sekitar 40 persen.

Dari mereka yang lahir hidup, 75 persen meninggal pada hari-hari pertama dan hanya 25 persen yang bertahan hidup. Itu pun sering kali disertai dengan kelainan bawaan dalam tubuhnya (incomplete conjoined twins). Apakah itu organ pada bagian ekstoderm, yakni kulit, hidung dan telinga, atau mesoderm yang mencakup otot, tulang dan saraf, atau bias juga indoderm, yakni bagian organ dalam seperti hati, jantung, paru dan otak.

Jenis Kembar Siam

Bagian tubuh yang terhubung pada kembar siam bermacam-macam. Perbedaan inilah yang menjadi patokan dalam menentukan jenis kembar siam.

Dada merupakan bagian tubuh yang paling sering terhubung pada sebagian besar bayi kembar siam. Tetapi bayi kembar siam juga memiliki kemungkinan untuk terhubung di bagian tubuh lain, misalnya perut, tulang belakang, panggul, atau bahkan kepala.

Selain beberapa jenis kembar siam di atas, ada satu jenis yang dikenal dengan istilah kembar siam parasitik. Ini adalah kondisi di mana salah satu dari bayi kembar berukuran lebih kecil dan fisiknya tidak terbentuk secara sempurna. 

Kembar siam itu sendiri yang kebanyakan berjenis kelamin perempuan, terbagi dalam beberapa jenis kasus, yang didasari posisi pelekatan keduanya.

Dari seluruh kembar dempet, kebanyakan dempet terjadi pada empat anggota tubuh, yaitu dada sebanyak 40 persen, perut 35 persen, kepala 12 persen dan panggul antara enam hingga sepuluh persen.

Ada beberapa jenis kembar siam:

·         Thoracopagus.

Kedua tubuh bersatu di bagian dada (thorax). Jantung selalu terlibat dalam kasus ini. Ketika jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau tanpa operasi adalah rendah. (35-40% dari seluruh kasus).

·         Omphalopagus

Kedua tubuh bersatu di bagian bawah dada. Umumnya masing-masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi biasanya kembar siam jenis ini hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, diafragma dan organ-organ lain. (34% dari seluruh kasus).

·         Xiphopagous.

Kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage. 

·         Pygopagus (iliopagus).

Bersatu di bagian belakang. (19% dari seluruh kasus).

·         Cephalopagus.

Bersatu di kepala dengan tubuh yang terpisah. Kembar siam jenis ini umumnya tidak bisa bertahan hidup karena kelainan serius di otak. Dikenal juga dengan istilah janiceps (untuk dewa Janus yang bermuka dua) atau syncephalus.

·         Cephalothoracopagus.

Tubuh bersatu di kepala dan thorax. Jenis kembar siam ini umumnya tidak bisa bertahan hidup. (juga dikenal dengan epholothoracopagus atau craniothoracopagus).

·         Craniopagus.

Tulang Tengkorak bersatu dengan tubuh yang terpisah. (2% dari seluruh kasus).

·         Craniopagus parasiticus.

Bagian kepala yang kedua yang tidak memiliki tubuh.

·         Dicephalus.

Dua kepala, satu tubuh dengan dua kaki dan dua atau tiga atau empat lengan (dibrachius, tribrachius atau tetrabrachius) Abigail dan Brittany Hensel,  adalah contoh kembar siam dari Amerika Serikat jenis dicephalus tribrachius.

·         Ischiopagus.

Kembar siam anterior yang bersatu di bagian bawah tubuh. (6% dari seluruh kasus).

·         Ischio-omphalopagus.

Kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang membentuk huruf-Y. Mereka memiliki empat lengan dan biasanya dua atau tiga kaki. Jenis ini biasanya memiliki satu sistem reproduksi dan sistem pembuangan.

·         Parapagus.

Kembar siam yang bersatu pada bagian bawah tubuh dengan jantung yang seringkali dibagi. (5% dari seluruh kasus).

·         Diprosopus.

Satu kepala dengan dua wajah pada arah berlawanan.

Proses Diagnosis dan Penanganan Kembar Siam

Kemungkinan kembar siam pada janin dapat diketahui melalui pemeriksaan USG standar sejak trimester pertama. Untuk melihat sejauh mana bayi kembar terhubung dan bagaimana fungsi organ mereka, dapat dilakukan pemeriksaan yang lebih canggih saat trimester kedua, seperti USG yang lebih mendetail, ekokardiogram, dan MRI scan.

Selama masa kehamilan, ibu yang mengandung anak kembar siam akan menjalani pemantauan oleh dokter secara saksama hingga melahirkan. Proses persalinan yang akan dijalani adalah operasi caesar. Operasi ini biasanya akan direncanakan sebelum tanggal kelahiran. Misalnya, pada dua minggu hingga satu bulan sebelum tanggal perkiraan kelahiran.

Selain proses kelahiran yang sulit, bayi kembar siam juga memiliki peluang hidup yang rendah. Sebagian besar bayi kembar siam cenderung kehilangan nyawa mereka pada saat lahir atau tidak lama setelahnya.

Sebagian kecil bayi kembar siam yang bertahan hidup berpeluang untuk menjalani operasi pemisahan. Meski demikian, operasi ini termasuk prosedur yang berisiko tinggi dan berbahaya.

Tingkat kesulitan prosedur pemisahan yang akan dilakukan tentu tidak sama untuk masing-masing pasangan bayi kembar siam. Perbedaan ini tergantung pada bagian tubuh mana dan organ dalam apa yang menyatu, serta kondisi kesehatan kedua bayi. Keahlian tim dokter bedah juga akan menjadi kunci penting dalam menentukan kesuksesan prosedur operasi. Selain itu, tim dokter bedah juga harus memikirkan tentang operasi rekonstruksi apa yang mungkin perlu dilakukan jika operasi pemisahan berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar