Pengertian
Fenilketonuria
Kondisi ini jika dibiarkan dapat menimbulkan masalah dalam perkembangan otak, sehingga menyebabkan fungsi mental menurun drastis. Namun, PKU yang merupakan salah satu dari sedikit penyakit genetis yang bisa dikendalikan melalui diet. Pasien yang diet rendah fenilalanina dan tinggi tirosina hampir dapat sembuh total. Namun sebaiknya juga menghindari makanan yang mengandung fenilalanin. Seperti permen karet mint dan gula sintetis dan makanan yang berprotein tinggi.
Fenilketonuria juga merupakan cacat lahir di mana terjadi mutasi pada gen yang memerintahkan untuk membuat enzim yang diperlukan untuk memecah asam amino fenilalanin. Asam amino sendiri adalah blok bangunan untuk protein, tapi jika terlalu banyak kandungan fenilalanin dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Jika tubuh tidak bisa memproses fenilalanin, substansi tersebut akan menumpuk dalam darah dan otak. Kadar fenilalanin yang tinggi dan tidak ditangani berpotensi memicu komplikasi yang serius:
1.
Kerusakan permanen pada otak.
2.
Gangguan saraf, seperti tremor atau kejang.
3.
Ukuran kepala kecil sehingga terlihat tidak wajar.
Gejala-gejala
Fenilketonuria
1.
Kelainan intelektual atau keterbelakangan mental.
2.
Gangguan tingkah laku, emosional, serta sosial.
Misalnya, sering uring-uringan.
3.
Pertumbuhan yang lamban.
4.
Epilepsi.
5.
Tremor.
6.
Sering muntah.
7.
Gangguan kulit, misalnya ruam.
8.
Bau apak pada napas, urine, kulit, atau rambut anak.
Jika ditangani sedini mungkin,
kondisi ini jarang menunjukkan gejala di kemudian hari. Pemeriksaan kesehatan
secara dini pada bayi sangat dianjurkan. Ini dilakukan bukan hanya untuk
mengecek potensi fenilketonuria, tapi juga berbagai kondisi kesehatan yang
serius lainnya.
Pengidap fenilketonuria yang sedang
hamil juga sebaiknya memeriksakan diri secara rutin dan menjaga pola makannya
selama kehamilan. Kadar fenilketonuria yang tinggi dalam darah sang ibu bisa
membahayakan janin karena dapat memicu keguguran.
Penyebab Fenilketonuria
Fenilketonuria merupakan penyakit
yang muncul akibat mutasi genetika. Mutasi tersebut kemudian membuat gen
fenilalanin hidroksilase tidak memproduksi enzim pengurai fenilalanin dalam
tubuh pengidap.Penyebab di balik mutasi genetika belum diketahui secara pasti.
Penyebab utama Fenilketonuria adalah mutasi genetik,
yang mengakibatkan kekurangan enzim yang diperlukan untuk pemecahan
fenilalanin. Kondisi ini adalah gangguan resesif autosomal, di mana seseorang
akan mewarisi dua salinan rusak dari gen, satu dari setiap orangtua.
Para pakar percaya bahwa kondisi ini
juga berhubungan erat dengan faktor keturunan. Jika mempunyai ayah dan ibu yang
sama-sama membawa bakat fenilketonuria, sang anak akan memiliki sekitar 25
persen kemungkinan untuk mengidap kondisi tersebut.
Jika seseorang mewarisi hanya satu
salinan gen yang rusak dari salah satu orang tua, ia akan tidak
menunjukkan gejala apapun. Hal ini hanya disebut sebagai pembawa gen, dan
mungkin tidak menurunkan gen yang rusak ke generasi berikutnya.
Diagnosis Fenilketonuria
Pemeriksaan fenilketonuria biasanya dilakukan
melalui tes darah saat bayi berusia satu minggu. Jika terbukti mengidap
fenilketonuria, bayi Anda akan membutuhkan pemeriksaan secara rutin untuk
mengukur kadar fenilalanin dalam tubuhnya. Berdasarkan usia pengidap, frekuensi
tes darah untuk fenilketonuria meliputi:
1. Satu
kali seminggu untuk bayi berusia hingga enam bulan.
2. Satu
kali dalam dua minggu untuk enam bulan hingga empat tahun.
3. Satu
kali dalam sebulan untuk anak berusia di atas empat tahun hingga dewasa.
Pengobatan Fenilketonuria
Fenilketonuria termasuk penyakit
yang tidak bisa disembuhkan. Pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk
mengendalikan kadar fenilketonuria dalam tubuh agar tidak memicu gejala serta
komplikasi.
Langkah utama dalam menangani
kondisi ini adalah dengan menerapkan pola makan yang rendah protein. Disarankan
untuk menghindari bahan makanan yang kaya protein seperti telur, produk susu,
ikan, serta semua jenis daging. Jenis bahan makanan lain pun harus senantiasa
dipilih dan ditakar dengan cermat, termasuk sayur dan buah.
Di samping menjaga pola makan,
pengidap fenilketonuria juga diharuskan mengonsumsi suplemen asam amino.
Langkah ini berguna untuk mencukupi gizi yang dibutuhkan tubuh dalam
pertumbuhan.
Pengidap fenilketonuria harus
senantiasa menjaga agar kadar fenilalanin dalam tubuh mereka tidak berlebihan.
Sebelum mengubah pola makan, tiap pengidap dianjurkan untuk selalu
mendiskusikannya dengan dokter. Pemeriksaan kondisi kesehatan secara rutin juga
dibutuhkan untuk menanggulangi kemungkinan adanya komplikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar