Pengertian
Crohn’s Disease
Penderita penyakit Crohn memiliki masa remisi yang
mana tidak timbul gejala apa pun atau hanya mengalami gejala-gejala ringan.
Masa remisi ini akan diikuti masa kambuhan dan terkadang menyulitkan
penderitanya.
Penyebab
Crohn’s Disease
Walaupun begitu, penelitian tersebut menunjukkan faktor keturunan dan sistem kekebalan tubuh berperan dalam mengembangkan penyakit ini.
Ada kemungkinan bahwa virus atau bakteri berperan sebagai pemicu. Saat, sistem kekebalan tubuh mendeteksi kehadiran virus atau bakteri, maka ia akan melawannya. Namun, dengan menyerang virus dan bakteri, sistem kekebalan tubuh juga menyerang sel pada saluran pencernaan.
Penelitian lainnya juga menunjukkan penyakit Crohn bisa jadi merupakan penyakit turunan. Penyakit ini umum dialami oleh seseorang dengan keluarga yang menderita penyakit Crohn, artinya jika keluarga Anda memiliki riwayat penyakit ini; maka kemungkinan besar Anda memilikinya juga. Namun, mungkin juga diwariskan dari generasi ke generasi, banyak pasien tidak memiliki orang tua atau kerabat dengan penyakit ini.
Meskipun penyebab pasti dari penyakit Crohn belum ditemukan, dokter telah memiliki daftar faktor risiko, seperti merokok, usia, etnis, tempat tinggal, dan obat non-steroid dan anti-inflamasi atau NSAID.
Salah satu alasan kenapa penyakit Crohn dapat mengancam nyawa adalah kemungkinan komplikasi, seperti:
·
Luka.
jika
peradangannya telah berlangsung lama, maka dapat menyebabkan luka dimana-mana
sepanjang saluran pencernaan.
·
Fistula.
Jila luka berkembang di saluran
pencernaan karena peradangan kronis, makan dapat menyebabkan terciptanya
fistula (hubungan tidak normal antara bagian tubuh), yang membutuhkan
pengangkatan dengan pembedahan.
·
Peradangan.
Baik
peradangan terbatas di dinding usus atau telah menyebar melewati dinding, ini
dapat menyebabkan komplikasi serius seperti stenosis.
·
Sumbatan usus.
Penyakit
Crohn dapat menebalkan dinding usus. Seiring waktu, dindingnya akan menjadi
sangat tebal dan menyumbat aliran normal dari isi usus. Saat ini terjadi,
pembedahan diperlukan untuk menghilangkan bagian yang sakit.
·
Kanker usus.
Jika
penyakit Crohn menginfeksi usus, ada kemungkinan besar berkembangnya kanker
usus. Untuk alasan ini, orang yang terdiagnosa dengan penyakit Crohn akan
menjalani pemeriksaan kanker tiap 10 tahun sekali.
·
Fisura anal.
Jika infeksinya terjadi pada jaringan anus, akan
membuat sobekan kecil yang tidak hanya menyakitkan, namun dapat berkembang
hingga ke perianal fistula, terutama saat pergerakan usus.
·
Malnutrisi.
Nyeri perut dan diare yang terjadi terus menerus
dapat mencegah seseorang dengan penyakit Crohn untuk memiliki pola makan
normal, sehingga dapat menyebabkan malnutrisi dan anemia.
Gejala-gejala
Crohn’s Disease
Tanda-tanda dan gejala yang muncul
pada penderita Crohn’s disease atau penyakit Crohn berbeda-beda, mulai dari
ringan hingga yang sangat parah, dan dapat mengenai bagian mana saja pada
sistem pencernaan tubuh Anda.
Berikut ini adalah gejala-gejala
umum yang bisa muncul akibat penyakit Crohn, Anda bisa mengalami segala gejala
ini sekaligus atau hanya salah satunya saja.
·
Merasa
sangat kelelahan.
·
Sakit
perut dan kram.
·
Diare.
·
Tinja
bercampur lendir dan darah.
·
Penurunan
selera makan.
·
Penurunan
berat badan yang ekstrem.
·
Demam.
Peradangan yang terjadi pada sistem
pencernaan anak-anak bisa menghambat penyerapan nutrisi dari makanan yang
mereka konsumsi. Maka dari itu, kasus penyakit Crohn yang terjadi pada
anak-anak akan mengakibatkan pertumbuhan mereka lebih lambat dari anak-anak
yang sehat.
Berikut ini adalah beberapa kondisi
dan gejala yang harus segera mendapatkan penanganan dari dokter, yaitu:
·
Munculnya
darah dalam tinja.
·
Diare
yang tidak kunjung sembuh.
·
Penurunan
berat badan tanpa alasan yang jelas.
·
Sakit
perut dan kram perut yang tidak sembuh.
Hal-hal yang Bisa Meningkatkan
Resiko Munculnya
Crohn’s Disease
Penyebab yang sebenarnya dari Crohn’s disease atau
penyakit Crohn hingga kini masih belum diketahui. Meski terdapat kondisi yang
bisa dikaitkan dengan penyakit Crohn, yaitu:
·
Faktor keturunan.
Terdapat
bukti penyakit Crohn merupakan penyakit keturunan dalam keluarga. Terlebih
lagi, penyakit Crohn cenderung terjadi hanya di beberapa etnis bangsa, turut
membuktikan bahwa ini adalah kondisi turun temurun.
·
Sistem kekebalan tubuh.
Pada
penderita penyakit Crohn, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi
usus dari bakteri berbahaya yang masuk ke sistem pencernaan mengalami
gangguan. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh akan menyerang baik bakteri
berbahaya dan “bakteri baik” (bakteri yang membantu dalam proses pencernaan).
Kondisi inilah yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit Crohn.
·
Faktor usia.
Meski
penyakit Crohn bisa muncul kapan saja, kondisi ini lebih sering dialami pada
usia muda. Kebanyakan penyakit Crohn terdiagnosis di bawah usia 30 tahun.
·
Merokok.
Risiko
paling tinggi dalam menyebabkan penyakit Crohn adalah merokok, selain faktor
riwayat kesehatan keluarga dan latar belakang etnis. Orang yang merokok
berisiko dua kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok. Gejala penyakit
Crohn pada orang yang merokok biasanya lebih parah dan cenderung membutuhkan
operasi untuk penanganannya.
·
Infeksi.
Infeksi yang terjadi pada masa kanak-kanak
bisa mengakibatkan munculnya reaksi abnormal dari sistem kekebalan tubuh.
Kondisi ini akhirnya diduga menyebabkan munculnya gejala-gejala dari penyakit
Crohn.
Langkah-langkah
Dalam Mendiaknosis Crohn’s Disease
Diagnosis pada Crohn’s disease atau penyakit Crohn
sendiri biasanya terjadi dalam beberapa tahapan, karena gejala yang muncul pada
penyakit Crohn bisa juga disebabkan oleh penyakit yang lain.
Berikut ini
adalah langkah-langkah yang dilakukan sebelum menetapkan diagnosis
Crohn’s disease.
·
Pemeriksaan Awal. Dokter akan
menanyakan tentang pola gejala yang dialami. Selain itu, dokter akan memeriksa
apakah terdapat penyebab tertentu terhadap gejala tersebut. Makanan,
riwayat penggunaan obat-obatan, riwayat kesehatan keluarga, serta perjalanan
yang baru dilakukan yang dapat menyebabkan gejala diare (travellers’
diarrhea).
·
Pemeriksaan denyut nadi, suhu tubuh,
tekanan darah, dan pemeriksaan perut, juga akan dilakukan oleh dokter untuk
memeriksa kesehatan Anda secara umum.
·
Tes darah. Tes darah perlu
dilakukan untuk mengetahui tingkat peradangan yang terjadi di dalam tubuh Anda.
Selain itu, dengan prosedur ini Anda akan mengetahui jika terjadi infeksi. Jika
terbukti dari tes darah Anda mengalami anemia, maka bisa jadi Anda mengalami
malanutrisi atau pendarahan di dalam saluran cerna.
·
Sampel tinja. Sampel tinja akan
diperiksa apakah terdapat kandungan darah dan lendir. Dari prosedur ini, dokter
bisa mengetahui apakah gejala yang Anda alami disebabkan oleh parasit cacing
gelang atau kondisi lainnya.
·
Kolonoskopi Ini adalah prosedur
yang dilakukan untuk memeriksa bagian dalam dari usus besar. Prosedur ini
dilakukan dengan cara memasukkan selang fleksibel yang disertai kamera dan
lampu ke dalam usus besar melalui rektum (bagian akhir dari saluran cerna).
Dokter bisa melihat tingkat keparahan dan luasnya peradangan yang terjadi
di dalam usus besar. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk biopsi
(pengambilan sampel jaringan) di bagian mana saja dalam saluran cerna. Biopsi
berguna untuk melihat perubahan sel-sel dinding saluran cerna yang merupakan
ciri khas Penyakit Crohn.
·
Kapsul endoskopi nirkabel Ini
adalah prosedur yang mengharuskan Anda menelan kapsul yang akan masuk ke dalam
usus kecil. Kapsul akan mengirimkan gambar ke alat perekam. Setelah beberapa
hari, kapsul akan keluar dari tubuh melalui kotoran. Ini adalah kapsul sekali
pakai.Tidak semua rumah sakit memiliki prosedur yang masih sangat baru ini.
Mengobati
Crohn’s Disease
Pengobatan yang dilakukan pada
Crohn’s disease atau penyakit Crohn hanya untuk meringankan gejala yang dialami
dan juga menjaga masa remisi. Hingga saat ini, belum ada penanganan atau obat
yang bisa menyembuhkan penyakit Crohn sepenuhnya. Khususnya penanganan pada
anak-anak, pengobatan penyakit Crohn juga bertujuan meningkatkan tumbuh-kembang
anak.
Berikut ini adalah beberapa
pengobatan yang dilakukan untuk menurunkan gejala yang muncul, yaitu:
·
Kortikosteroid.
Pemberian
obat-obatan corticosteroid (misalnya prednisolone dan hydrocortisone) untuk
mengatasi inflamasi yang terjadi. Untuk menghindari efek samping obat ini, Anda
disarankan untuk mengurangi dosis perlahan sebelum akhirnya berhenti ketika
gejala yang terjadi sudah membaik.
·
Imunosupresan.
Obat
ini juga berfungsi mengurangi inflamasi, tapi sasaran dari obat ini adalah
penghasil zat yang menyebabkan inflamasi, yang merupakan bagian dari sistem
kekebalan tubuh. Biasanya, obat ini akan digabungkan dengan kortikosteroid
untuk memberikan efek yang lebih bagus. Obat ini tidak cocok untuk semua orang,
dan Anda harus lakukan tes darah secara teratur selama mengkonsumsi obat
ini untuk mengetahui efek samping obat ini. Bicarakan dengan dokter sebelum
Anda mengonsumsi obat ini, terutama jika Anda merencanakan kehamilan atau
sedang hamil ketika mengonsumsi obat ini.
·
Operasi.
Prosedur
ini dilakukan jika keuntungannya lebih banyak dibandingkan risikonya. Prosedur
ini melibatkan pengangkatan bagian yang mengalami inflamasi dari usus dan
menyambungkan bagian yang sehat.
Masa remisi bisa dijalani
dengan cara mengonsumsi obat-obatan tertentu maupun tidak. Jika Anda memilih
untuk tetap mengkonsumsi obat, kortikosteroid tidak dianjurkan digunakan pada
masa remisi.
Beberapa makanan diduga bisa
meningkatkan gejala yang dialami oleh penderita penyakit Crohn, meski hingga
saat ini tidak ada bukti yang jelas tentang kaitan makanan dengan penyakit
Crohn. Anda bisa membuat catatan tentang makanan yang Anda konsumsi dan
dampaknya terhadap tubuh Anda.
Jika ada makanan yang diduga
memperburuk gejala yang Anda alami, Anda bisa menghindari makanan tersebut.
Tapi tidak disarankan untuk menghilangkan sepenuhnya jenis makanan dengan gizi
tertentu, seperti biji-bijian atau gula.
Bagi orang yang merokok, berhenti
merokok akan meringankan gejala yang dialami dan membantu menjaga tetap berada
di masa remisi.
Komplikasi Akibat Crohn’s
Disease
Berikut
ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat Crohn’s disease atau
penyakit Crohn.
·
Fistula.
Fistula adalah
saluran yang terbentuk dari tukak pada dinding saluran cerna, yang
menembus bagian lain dari saluran cerna atau bahkan menembus kandung kemih,
vagina, anus, atau kulit. Akibatnya dapat menimbulkan nyeri konstan, demam,
kotoran yang mengandung darah atau nanah, bahkan kebocoran kotoran di pakaian
dalam.
·
Osteoporosis.
Kondisi pada
saat kualitas kepadatan tulang menurun akibat dari usus yang tidak menyerap
nutrisi makanan dan karena efek samping pemakaian obat-obatan steroid.
·
Anemia
defisiensi besi.
Pendarahan yang
terjadi di saluran pencernaan akibat penyakit Crohn bisa mengakibatkan
terjadinya anemia defisiensi besi. Gejala dari komplikasi ini yang paling umum
adalah sesak napas, kelelahan, dan pucat.
·
Anemi
defisiensi vitamin B12 atau folat.
Terganggunya
penyerapan vitamin B12 atau folat yang terjadi karena penyakit Crohn. Gejala
paling umum akibat kondisi ini adalah kelelahan dan kekurangan energi. Gagalnya
penyerapan vitamin dan mineral oleh tubuh juga akan menyebabkan terjadinya
malanutrisi.
·
Kanker
Usus.
Penyakit Crohn
yang menyerang usus besar akan meningkatkan risiko Anda mengalami kanker usus
besar. Tanyakan kepada dokter apakah Anda memerlukan tes skrining kanker usus
besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar