Pengertian
Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung
menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh
pada tekanan yang tepat. Terjadinya gagal jantung biasanya dipicu oleh masalah
kesehatan, seperti:
1. Penyakit
jantung koroner.
2. Gangguan
ritme jantung.
3. Kardiomopati
atau gangguan otot jantung.
4. Kerusakan
pada katup jantung.
5. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi.
6. Hipertiroidisme
atau kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
7. Anemia
atau kekurangan sel darah merah.
8. Miokarditis atau radang otot
jantung.
9. Cacat
jantung sejak lahir.
10. Diabetes.
Ada tiga jenis gagal jantung, di antaranya:
1. Gagal
jantung yang terjadi akibat rusaknya katup jantung.
2. Gagal
jantung yang terjadi akibat melemahnya ruang jantung atau ventrikel kiri yang
bertugas memompa darah ke seluruh tubuh.
3. Gagal
jantung yang terjadi akibat kakunya ventrikel kiri sehingga jantung sulit
terisi darah.
Gejala
Gagal Jantung
Gagal jantung dapat menyebabkan denyut jantung
penderita menjadi lebih cepat atau bahkan tidak beraturan. Penyakit ini juga
dapat membuat pasokan darah ke ginjal menjadi lebih sedikit sehingga terjadi
penumpukan cairan di tubuh penderitanya. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan
gejala-gejala seperti:
1. Pembengkakan
pada pergelangan kaki, kaki, serta perut.
2. Meningkatnya
frekuensi buang air kecil di malam hari.
3. Kenaikan
berat badan.
4. Mual.
5. Kehilangan
nafsu makan.
6. Sesak
napas dan batuk kering.
Selain ke ginjal, gagal jantung juga membuat pasokan
darah ke otot serta organ-organ penting lainnya menjadi berkurang. Hal ini
dapat membuat penderita mengalami:
1. Lemah.
2. Letih.
3. Pusing.
Sesak napas akibat gagal jantung
biasanya terasa saat penderita berbaring datar. Sebagian dari mereka juga ada
yang tidur malamnya menjadi terganggu karena mengalami sesak napas hebat,
sehingga mereka harus duduk atau berdiri agar bisa menghirup udara. Sedangkan
untuk gejala pembengkakan kaki, biasanya mereda di waktu pagi hari, namun
kembali memburuk di siang hari.
Gejala gagal jantung dapat
berbeda-beda pada tiap penderita. Periksakan diri Anda ke dokter jika merasakan
gejala gagal jantung. Bagi mereka yang sudah menderita penyakit ini, segera
periksakan diri ke dokter jika gejala yang sudah ada memburuk atau timbul
gejala lainnya. Hal ini merupakan tanda bahwa pengobatan yang sudah dilakukan
belum berhasil.
Penyebab
Gagal Jantung
Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung
menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh
pada tekanan yang tepat. Terjadinya gagal jantung biasanya dipicu oleh masalah
kesehatan, seperti:
1. Kardiomiopati
atau gangguan otot jantung.
Ini
juga merupakan bentuk dari kerusakan otot jantung, tapi bukan disebabkan oleh
penyumbatan arteri. Meski penyebab kardiomiopati sering kali tidak jelas, namun
diduga faktor risikonya adalah keturunan, efek samping obat-obatan kanker,
penyalahgunaan alkohol, atau infeksi virus.
2. Penyakit
jantung koroner dan serangan jantung.
Penyakit
jantung koroner membuat pasokan darah dan oksigen ke jantung menurun akibat
tersumbatnya arteri oleh tumpukan lemak. Saat jantung benar-benar tersumbat dan
aliran oksigen ke seluruh bagian jantung menjadi terputus, terjadilah serangan
jantung. Serangan jantung dapat membuat daya pompa jantung melemah atau bahkan
menyebabkan kerusakan permanen pada dinding otot jantung.
3. Hipertensi.
Tekanan
tinggi pada darah menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengedarkan
darah ke seluruh tubuh dan otomatis otot jantung akan menebal untuk mengimbangi
kinerja yang meningkat tersebut. Jika ini terus berlangsung, maka pada akhirnya
jantung terlalu terbebani dan tidak lagi kuat untuk memompa darah secara
efektif. Otot-ototnya menjadi lemah atau bisa juga menjadi terlampau kaku.
4. Miokarditis
atau radang otot jantung.
Penyakit
ini kadang-kadang dapat berkembang dan mengarah pada gagal jantung. Umumnya,
penyebab miokarditis adalah infeksi virus.
5. Kerusakan
katup jantung.
Katup
jantung berfungsi menjaga darah yang mengalir melalui jantung tetap berada di
jalur yang tepat. Jika katup jantung menyempit, maka aliran darah bisa
terganggu dan jumlah darah yang dapat dipompa jantung menjadi berkurang. Hal
ini mengakibatkan meningkatnya tekanan pada otot jantung. Sedangkan jika katup
bocor, maka volume darah akan bertambah. Hal ini akan memaksa jantung bekerja
lebih keras dan melebarkan otot-ototnya agar bisa menyesuaikan diri dengan
volume darah tersebut.
6. Gangguan
ritme jantung.
Kondisi
ini dapat menyebabkan ritme atau detak jantung menjadi terlalu lambat atau
terlalu cepat. Ritme yang terlalu lambat akan mengurangi pasokan darah dari
jantung ke tubuh. Sedangkan ritme yang terlalu cepat, dapat membuat jantung
bekerja terlalu keras. Kedua kondisi ini lama-kelamaan akan mengarah pada gagal
jantung.
7. Hipertioridisme.
Orang
yang menderita penyakit ini, kelenjar tiroid di dalam tubuhnya akan memproduksi
hormone tiroid secara berlebihan. Saat kadar hormon tersebut tinggi, maka
denyut jantung, tekanan darah, serta suhu tubuh akan meningkat pula. Jika ini kondisi
ini dibiarkan atau tidak ditangani, maka dapat mengarah pada gagal jantung.
Pemicu gagal jantung lainnya adalah
anemia dan diabetes. Saat seseorang mengalami anemia, maka tubuhnya kekurangan
oksigen yang didapat dari darah. Jika kondisi ini tidak ditangani maka
kerusakan pada organ-organ di tubuhnya, termasuk jantung, dapat terjadi.
Sedangkan pada kasus diabetes,
penderitanya memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit jantung daripada
orang yang tidak memiliki diabetes karena kadar gula darah yang terlalu tinggi
merusak pembuluh darah.
Selain penyakit-penyakit tersebut,
gagal jantung juga bisa disebabkan oleh kecacatan pada organ tersebut sejak
lahir. Beberapa bayi lahir dengan kondisi sebagian bilik atau katup jantungnya
tidak terbentuk secara sempurna. Keadaan ini dapat menyebabkan bagian jantung
lainnya yang masih sehat harus bekerja lebih keras dalam memompa darah. Pada
akhirnya berpotensi mengarah kepada gagal jantung.
Diagnosis
Gagal Jantung
Setelah keterangan didapat, selanjutnya dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik, salah satunya adalah dengan mendengarkan detak jantung pasien. Jika pasien dicurigai menderita gagal jantung, sejumlah tes akan direkomendasikan, di antaranya:
1. Tes
darah.
Melalui
tes darah, dokter dapat mengetahui apakah ada masalah pada fungsi tiroid dan
ginjal pasien, serta indikasi penyakit lainnya yang mungkin berdampak pada jantung,
misalnya diabetes atau anemia. Selain itu, melalui tes darah, dokter juga dapat
mengetahui kadar zat kimia dalam tubuh yang berhubungan dengan kondisi jantung.
Zat kimia ini disebut natriuretic peptide. Jika jantung terbebani,
maka organ ini akan melepas natriuretic peptide ke dalam darah. Makin
tinggi kadar zat tersebut, maka kesehatan jantung berarti makin memburuk.
2. Ekokardiogram.
Ini
merupakan salah satu tes yang penting dilakukan dalam mendiagnosis gagal
jantung. Ekokardiogram dilakukan dengan menggunakan gelombang ultrasound
untuk mendeteksi kinerja fungsi jantung dan jika ada kerusakan pada jantung,
misalnya masalah pada katupnya.
3. Tes
latihan tekanan.
Tes
ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik fungsi jantung saat tubuh
melakukan aktivitas berat. Dalam tes tekanan, detak jantung pasien akan
ditingkatkan, misalnya dengan obat yang disuntikkan atau peralatan olahraga.
Melalui tes tekanan, dokter dapat mengetahui apakah tubuh pasien dapat
merespons dengan baik ketika detak jantung kembali menurun atau apakah pasien
menderita penyakit jantung koroner. Tes tekanan biasanya dipadukan dengan
ekokardiogram agar dokter bisa melihat keadaan jantung selama tes dilakukan.
4. Tes
napas.
Jika
pasien mengalami sesak napas, tes ini mungkin akan dilakukan. Pasien akan
diminta menghirup napas dan menghembuskannya ke dalam sebuah tabung khusus.
Nantinya dari tes ini dapat diketahui apakah pasien mengalami masalah pada
paru-parunya sebagai gejala dari gagal jantung.
5. Pemeriksaan
sinar X.
Pada
penderita gagal jantung, ukuran jantung mereka membesar dan terjadi penumpukan
cairan di dalam paru-paru. Melalui sinar-X keadaan tersebut dapat terlihat.
Teknik diagnosis lainnya adalah tes
elektrokardiogram dan pemeriksaan ekokardiografi transesofagus. Tes elektrokardiogram
dapat membantu dokter mengetahui adanya masalah yang mendasari terjadinya gagal
jantung, misalnya gangguan ritme jantung atau kerusakan pada organ tersebut
akibat serangan jantung.
Dalam tes elektrokardiogram,
aktivitas elektrik jantung dicatat melalui elektroda yang dipasang pada kulit
pasien. Sedangkan pemeriksaan ekokardiografi transesofagus bertujuan untuk
mengetahui struktur jantung secara lebih rinci. Dalam pemeriksaan ini, sebuah
selang kecil yang dilengkapi perangkat ultrasound di ujungnya akan dimasukkan
ke dalam kerongkongan.
Pengobatan Gagal Jantung
Sebagian besar penderita gagal jantung harus minum obat dalam jangka panjang atau bahkan seumur hidup agar gejalanya bisa terkendali. Beberapa penderita lain yang memiliki gejala parah bahkan terpaksa harus dipasangi alat penopang jantung, melakukan operasi, atau bahkan menjalani transplantasi jantung agar tetap bertahan hidup.
Penanganan gagal jantung bertujuan untuk:
1.
Meredakan
gejala gagal jantung.
2.
Membantu
jantung menjadi lebih kuat.
3.
Memungkinkan
si penderita bisa hidup lebih lama secara normal.
4.
Menurunkan
risiko serangan jantung dan kematian.
Berikut
ini adalah beberapa obat yang dapat digunakan untuk menangani gagal jantung.
1.
Diuretik.
Obat ini dapat
membantu Anda mengurangi cairan di dalam tubuh melalui pembuangan air urin.
Beberapa contoh obat diuretik yang sering digunakan adala furosemide dan
bumetanide. Diuretik dapat meredakan gejala sesak napas dan
pembengkakan pergelangan kaki pada penderita gagal jantung.
2.
Obat
penghambat beta.
Obat ini dapat
memperlambat detak jantung dan melindungi organ tersebut dari zat adrenalin dan
noradrenalin di dalam tubuh. Obat penghambat beta umumnya digunakan pada
penderita jantung akibat ventrikel kiri yang berfungsi memompa darah ke seluruh
tubuh tidak berfungsi dengan baik. Contoh obat ini adalah nebivolol,
carvedilol, dan bisoprolol.
3.
Obat
penghambat enzim pengubah angiotensin atau ACE inhibitor.
Obat ini dapat
mengurangi tekanan darah dengan memperlebar pembuluh darah sehingga lebih
memudahkan jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Contoh obat-obatan ACE
inhabitor adalah perindopril, lisinopril, enalapril, captopril, dan
ramipril.
4. Obat
penghambat aldosteron.
Kinerja
obat ini hampir sama seperti diuretik, yakni mengurangi cairan berlebih di
dalam tubuh. Perbedaannya dengan diuretik adalah obat penghambat aldosteron
tidak menyebabkan potasium terbuang dari tubuh dan mengurangi risiko timbulnya
kerusakan pada otot jantung. Contoh obat ini adalah eplerenone dan
spironolactone.
5. Obat
penghambat reseptor angiotensin atau ARB.
Sama
seperti obat penghambat enzim pengubah angiotensin atau ACE inhabitor,
obat ini bekerja dengan cara mengurangi tekanan darah dan melebarkan pembuluh
darah. Contoh obat ini adalah valsrtan, telmisartan, losartan, dan candesartan.
6. Digoxin.
Obat
ini biasanya diresepkan pada penderita gagal jantung yang gejalanya tidak
kunjung reda oleh diuretik, obat penghambat beta, ACE inhibitor, dan
ARB. Digoxin dapat memperlambat denyut jantung dan meningkatkan
kekuatan kontraksi otot.
7. Ivabradine.
Obat
ini umumnya dijadikan alternatif pada penderita gagal jantung yang intoleran
terhadap obat penghambat beta dan juga sebagai tambahan jika pemberian obat
penghambat beta tidak cukup dalam memperlambat detak jantung. Obat ini
memperlambat detak jantung dan hanya cocok digunakan bagi mereka yang ritme
jantungnya normal.
Berikut ini beberapa jenis operasi untuk gagal
jantung:
1. Operasi
bypass atau angioplasty.
Operasi
ini dilakukan untuk mengatasi gagal jantung yang disebabkan oleh penyakit
jantung koroner, yaitu kondisi saat sejumlah pembuluh darah jantung tersumbat.
Melalui operasi bypass, darah dapat mengalir kembali melalui jantung
secara lancar sehingga mencegah serangan jantung, serta menyembuhkan angina.
Pada beberapa kasus, operasi bypass dapat memperbaiki fungsi otot
jantung.
2. Operasi
katup jantung.
Jika
gagal jantung disebabkan oleh kerusakan pada katup jantung , maka operasi ini dapat dilakukan. Ada
dua jenis operasi katup jantung, yaitu operasi untuk memperbaiki katup dan
operasi untuk mengganti katup.
3. Operasi
transplantasi jantung.
Operasi
ini dilakukan jika penanganan gagal jantung dengan obat-obatan serta operasi
lainnya tidak menemui hasil. Melalui operasi transplantasi, jantung pasien yang
sudah rusak diganti dengan jantung yang didapat dari donor. Namun prosedur ini
tidaklah mudah, mengingat sulitnya mendapatkan donor jantung serta kecocokan
dengan diri pasien.
Berikut ini adalah beberapa alat yang dapat
dipasangkan pada penderita gagal jantung:
1. Alat
pompa jantung.
Alat
ini dipasang oleh dokter untuk membantu pasien gagal jantung parah agar tetap
hidup, baik bagi mereka yang sudah tidak bisa diobati lagi oleh cara apa pun
atau bagi mereka yang sedang menunggu donor jantung. Perangkat mekanik ini
dipasang pada jantung untuk membuat organ tersebut tetap berdetak.
2. Cardic
resynchronization therapy (CRT).
CRT
dikenal juga sebagai pemicu jantung biventrikular. Alat ini dapat membantu
pasien gagal jantung yang memiliki masalah dengan sistem kelistrikan di dalam
jantung mereka sehingga organ tersebut menjadi lemah. CRT mengirim impuls
listrik ke ventrikel kiri dan kanan agar mampu memompa secara efisien.
3. Implantable
cardioverter-defibrillator (ICD).
Fungsi
perangkat ini sama seperti alat pacu jantung. Perangkat yang dihubungkan ke
jantung melalui pembuluh darah ini akan terus memonitor detak jantung. Jika
detak jantung melemah atau bahkan berhenti, maka ICD akan mengirim sinyal kejut
agar jantung kembali berdetak secara normal.
4. CRT-D.
Perangkat
ini merupakan gabungan dari Cardic resynchronization therapy (CRT) dan
Implantable cardioverter-defibrillator (ICD).
Jika Anda menderita gagal jantung, penyembuhan tidak
bisa bergantung pada obat-obatan atau operasi semata, tapi juga harus didukung
dengan gaya hidup sehat, seperti:
1. Berolahraga
secara teratur.
2. Mengonsumsi
makanan sehat yang dianjurkan dokter.
3. Berhenti
merokok dan membatasi konsumsi minuman keras.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda
lakukan agar gejala gagal jantung Anda tidak memburuk, di antaranya:
1. Rutin
memeriksakan diri ke dokter.
2. Rutin
memonitor gejala yang Anda rasakan.
3. Rutin
memonitor berat badan Anda.
4. Membatasi
konsumsi garam.
5. Disiplin
dalam mengonsumsi obat-obatan dari dokter.
6. Membatasi
konsumsi cairan.
Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang harus
dihindari oleh penderita gagal jantung:
1. Obat
anti-aritmia.
2. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
3. Dekongestan.
4. Suplemen
pengganti garam.
5. Obat-obatan
hormon.
6. Obat
penghambat saluran kalsium.
Pencegahan
Gagal Jantung
Selain itu batasi asupan gula, garam, dan minuman keras. Jika Anda memiliki tingkat tekanan darah dan kolesterol yang tinggi, segera lakukan penanganan. Kedua kondisi ini dapat meningkatkan risiko terkena gagal jantung.
Gagal jantung juga dapat dicegah dengan menaga berat badan pada batasan sehat dan melakukan langkah-langkah penurunan berat badan jika diperlukan. Lakukan aktivitas atau olahraga yang dapat membuat jantung sehat, seperti bersepeda atau berjalan kaki, minimal dua setengah jam per minggu.
Berhentilah merokok jika Anda seorang perokok. Jika Anda bukan perokok, maka jauhi asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar