Pengertian
Demam Berdarah
Sebetulnya demam dengue dan demam berdarah merupakan dua kondisi yang berbeda, namun sebagian besar masyarakat Indonesia sudah terlanjur salah kaprah. Demam berdarah atau dengue hemorrhagic fever (DBD) merupakan komplikasi dari demam dengue (dengue fever) yang memburuk. Gejala DBD tergolong parah (meskipun pada fase ini panas tubuh mengalami penurunan) di antaranya adalah kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening, muntah-muntah yang disertai darah, keluarnya darah dari gusi dan hidung, napas terengah-engah, dan pembengkakan organ hati yang menyebabkan nyeri di sekitar perut.
Dikarenakan kebanyakan masyarakat sudah terlanjur salah kaprah, maka tulisan ini tetap diberi judul “Demam Berdarah” namun tanpa mengurangi nilai edukasinya.
Gejala
Demam Berdarah
Berikut ini beberapa gejala demam dengue, di
antaranya:
1. Suhu
badan tinggi yang bisa mencapai 40 derajat celcius.
2. Tubuh
menggigil.
3. Kehilangan
nafsu makan.
4. Badan
terasa lelah.
5. Sakit
kepala.
6. Sakit
tenggorokan.
7. Wajah
berwarna kemerahan.
8. Nyeri
sendi, otot, dan tulang.
9. Mual-mual.
10. Muntah.
11. Nyeri
pada bagian belakang mata.
12. Pembengkakan
kelenjar getah bening.
13. Munculnya
bintik-bintik merah di kulit (terutama pada anak-anak).
Pada kasus yang jarang terjadi,
demam dengue juga menyebabkan hidung dan gusi mengeluarkan darah yang jumlahnya
sangat sedikit (berbeda dengan pendarahan yang terjadi pada hemorrhagic
dengue fever yang mana volume darah yang dikeluarkan cukup banyak).
Virus dengue memerlukan masa
inkubasi sama seperti virus lain pada umumnya. Masa inkubasi adalah jarak waktu
antara virus pertama kali masuk ke tubuh sampai gejala mulai muncul. Pada demam
dengue, gejala biasanya baru dirasakan setelah 4-10 hari sejak masuknya virus
melalui gigitan nyamuk.
Sering kali kita sulit membedakan
antara gejala demam dengue dengan sakit flu biasa, terlebih lagi jika kita
belum pernah membaca informasi seputar gejalanya. Karena itu, alangkah baiknya
kita langsung memeriksakan diri ke dokter apabila di keluarga kita ada yang
mengalami gejala-gejala demam dengue seperti disebutkan di atas untuk mencegah
kondisi memburuk.
Beberapa dokter biasanya mampu
mengenali demam dengue hanya dari gejala-gejala yang pasien rasakan, terlebih
lagi jika mereka sudah sering menangani penyakit ini. Untuk memperkuat
diagnosis, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi
keberadaan virus dengue di dalam tubuh. Karena banyaknya kondisi lain yang bisa
menyebabkan gejala serupa dengan demam dengue, maka pemeriksaan darah penting
untuk dilakukan.
Penyebab
demam Berdarah
Jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sering ditemukan pada air selokan yang tidak mengalir, kolam, waduk, atau kamar mandi di rumah kita. Itu artinya serangga ini menjadikan air yang tenang sebagai media untuk berkembang biak.
Wilayah yang memiliki tingkat sanitasi buruk, seperti di kota-kota berpenduduk padat yang terletak di negara-negara berkembang (salah satunya Indonesia), adalah wilayah yang sering dilanda permasalahan demam dengue. Selain populasi penduduk yang terus bertambah, penyebaran virus dengue juga didukung oleh mobilitasnya yang terus meningkat.
Virus dengue sendiri terbagi menjadi empat strain atau tipe, yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, dan DEN 4. Ketika Anda terjangkit salah satu tipe virus dengue untuk pertama kalinya dan berhasil pulih, maka tubuh Anda akan membentuk kekebalan seumur hidup terhadap tipe virus tersebut. Namun Anda belum sepenuhnya aman dari demam dengue karena masih berpotensi menderita penyakit ini kembali oleh tipe virus yang berbeda.
Pengobatan
Demam Berdarah
Namun yang menjadi masalah adalah kita bukan seorang dokter. Dokter sendiri pun masih membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut, misalnya tes darah, untuk melihat keberadaan virus dengue di dalam darah atau memastikan apakah gejala yang ada memang disebabkan oleh demam dengue dan bukan kondisi lain.
Apabila gejala yang kita alami sudah dipastikan akibat demam dengue, maka saran pengobatan yang umumnya diberikan oleh dokter adalah:
1.
Banyak beristirahat.
2.
Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi (terutama
untuk mengganti cairan tubuh yang terbuang akibat gejala demam tinggi dan
muntah-muntah).
3.
Mengonsumsi parasetamol dan acetaminophen untuk
meredakan demam dan nyeri.
4.
Berhenti menjalani aktivitas untuk sementara waktu
sampai tubuh benar-benar pulih.
Sebagai bagian dari saran pengobatan
demam dengue, umumnya dokter akan melarang kita mengonsumsi ibuprofen, aspirin,
atau naproxen sodium untuk meredakan gejala demam dan nyeri. Karena ketiga obat
ini bisa memicu terjadinya pendarahan internal apabila dikonsumsi oleh
penderita demam dengue.
Jika saran pengobatan di atas dijalani
secara benar, maka biasanya gejala demam dengue akan mulai menunjukkan
tanda-tanda pulih dalam waktu 3-5 hari, kemudian sembuh total dalam waktu
kurang dari dua minggu.
Sebagian besar orang akan merasakan
lelah ketika baru saja pulih dari demam dengue, namun hal ini wajar dan
sifatnya hanya sementara. Bahkan ada beberapa orang yang butuh waktu sampai
satu setengah bulan sampai kondisinya benar-benar fit.
Penting untuk selalu memonitor
perkembangan gejala demam dengue ketika kondisi ini dalam masa pengobatan. Anda
disarankan untuk menemui dokter kembali apabila gejala tidak menunjukkan
tanda-tanda pemulihan dalam waktu 3-5 hari. Bahkan Anda diharuskan segera ke
rumah sakit apabila demam dengue mengarah kepada gejala demam berdarah dengue
(DBD) dan dengue shock syndrome setelah suhu tubuh turun (fase kritis).
Komplikasi Demam Berdarah
Sebelum DBD muncul, biasanya penderita demam dengue akan mengalami penurunan suhu tubuh terlebih dahulu. Namun pada tahap ini, kerusakan dan kebocoran pembuluh darah mulai terjadi dan trombosit menurun. Ketika gejala DBD makin parah, maka penderita akan:
1.
Merasakan
nyeri perut tidak tertahankan.
2.
Mengalami
pendarahan pada lapisan kulit yang mengakibatkan kulit tampak seperti memar.
3.
Mengalami
pendarahan pada gusi.
4.
Mengeluarkan
darah dari mulut dan hidung.
5.
Muntah-muntah
dengan disertai darah.
6.
Mengalami
pembengkakan dan kerusakan pada organ hati.
7.
Mengalami
gangguan pada paru-paru dan jantung.
8.
Mengalami
kegagalan pada sistem peredaran darah.
Apabila DBD terlambat ditangani,
maka bisa berkembang menjadi dengue shock syndrome yang mana tekanan
darah menurun secara drastis dan pendarahan menjadi makin berat.
Untuk mencegah terjadinya kematian
akibat dua komplikasi di atas, maka segera bawa penderita demam dengue ke rumah
sakit apabila Anda melihat tanda-tandanya. Selain memberikan cairan infus,
dokter di rumah sakit biasanya akan melakukan transfusi darah untuk mengganti darah
yang berkurang, serta memonitor tekanan darah.
Pencegahan Demam Berdarah
Cara
terbaik untuk mencegah demam dengue adalah dengan menghindari diri terkena
gigitan nyamuk perantara virus karena hingga kini belum ada vaksin yang dapat
menangkal demamnya. Berikut ini cara-cara menghindari diri dari gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus sebagai perantara virus dengue:
1.
Mensterilkan
ruangan rumah dengan pembasmi serangga yang bisa dibeli bebas di pasar atau
apotek.
2.
Berkoordinasi
dengan warga lingkungan tempat tinggal untuk melakukan fogging guna
membasmi sarang nyamuk.
3.
Bergotong
royong bersama para tetangga untuk membersihkan selokan-selokan serta membuang
sampah-sampah yang bisa menampung air sebagai media bertelur oleh nyamuk.
4.
Membersihkan
bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati.
5.
Menutup,
membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air lainnya
yang ada di rumah Anda.
6.
Memasang
kawat antinyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.
7.
Memasang
kelambu di ranjang tidur Anda.
8.
Memakai
losion antinyamuk, terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide
(DEET) yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini di sekitar bayi
yang masih berusia di bawah dua tahun.
9.
Mengenakan
pakaian yang cukup bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar