Pengertian Irritable Bowel Syndrome
Kondisi yang menyerang usus besar ini termasuk penyakit yang umum terjadi. Sebagian besar pengidap IBS mulai mengalaminya sejak usia 20 hingga 30 tahun. Serangan biasanya terjadi selama beberapa hari, bisa juga beberapa bulan, setelah dipicu oleh keadaan stres atau makanan tertentu.
Gejala-gejala Irritable Bowel Syndrome
Indikasi dari IBS bisa bervariasi pada tiap pasien.
Beberapa gejalanya yang mungkin dialami oleh pengidap secara umum adalah:
·
Kram dan sakit perut. Gejala ini mungkin
akan berkurang setelah buang air besar.
·
Perut
kembung dan bengkak.
·
Sering
buang angin.
·
Tinja
mengandung lendir.
·
Konstipasi
atau diare. Gejala ini biasa dialami secara bergantian oleh
pasien.
·
Mual.
·
Lemas.
·
Tiba-tiba merasa ingin buang air besar.
·
Buang air besar terasa tidak tuntas.
·
Nyeri punggung.
·
Gangguan saluran kemih, minsalnya sering
terbangun untuk buang air kecil pada malam hari.
Gejala-gejala
ini terkadang terasa berkurang untuk sementara setelah pengidapnya buang air
besar. Seiring berjalannya waktu, gejala bisa berkurang tapi tidak hilang sama
sekali.
Tingkat keparahan gejala yang
dialami pasien umumnya tidak parah. Namun tetap harus diwaspadai, terutama yang
tidak kunjung sembuh, mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas,
pendarahan pada anus, atau sakit perut yang terasa pada malam hari dan bertambah
parah. Segera periksakan diri Anda ke dokter jika mengalami gejala-gejala
tersebut.
Penyebab dan Faktor Pemicu Irritable Bowel Syndrome
Penyebab IBS
masih belum diketahui secarapasti. Meski demikian ada beberapa faktor yang
diduga bisa menyebabkan kondisi ini. Faktor-faktor pemicu tersebut meliputi:
·
Sistem pencernaan yang mengalami gangguan.
Misalnya,
sistem pencernaan yang tidak bisa menyerap air dari makanan yang dicerna.
Akibatnya memicu diare atau konstipasi yang terjadi akibat terlalu banyak air
yang diserap. Diduga signal yang berasal dari otak atau menuju otak terganggu,
sehingga kerja usus juga tidak normal.
·
Pengaruh psikologis.
Seperti
stres atau cemas. Kondisi kejiwaan diduga dapat memengaruhi sistem pencernaan
seseorang.
·
Jenis makanan.
Beberapa
jenis makanan dan minuman juga diduga berpotensi memicu IBS,contohnya minuman
keras, cokelat, minuman bersoda, makanan berlemak, gorengan, serta minuman
berkafein.
Diagnosis dan Pengobatan Irritable Bowel Syndrome
Diagnosis penyakit ini umumnya
dilakukan oleh dokter cukup dengan menanyakan dan memeriksa gejala-gejala yang
dialami oleh pasien. Meski demikian, dokter bisa juga menganjurkan sejumlah
pemeriksaan lebih lanjut guna menghapus adanya kemungkinan penyakit lain. Di
antaranya adalah tes darah dan pemeriksaan sampel tinja.
Setelah Anda positif didiagnosis
mengidap IBS, dokter menyarankan beberapa cara untuk menanganinya.
Langkah-langkah penanganan tersebut umumnya meliputi:
·
Menyusun pola makan yang sesuai dengan
kondisi IBS yang dialami.
Terutama
menghindari makanan dan minuman yang bisa memicu IBS dan minum banyak cairan.
Ini merupakan langkah penting dalam menangani IBS.
·
Mengatur konsumsi serat.
Misalnya,
mengurangi konsumsi serat yang tidak larut (serat yang tidak mudah dicerna
tubuh) saat diare atau memperbanyak serat larut serta cairan saat mengalami
konstipasi.
·
Rutin berolahraga.
Setidaknya
2,5 jam dalam seminggu. Olahraga yang setara aerobic intensitas
sedang, jalan cepat, atau bersepeda.
·
Menurunkan tingkat stres.
Misalnya
dengan yoga dan meditasi.
·
Mengonsumsi probiotik.
Yaitu
suplemen yang dapat membantu menyehatkan sistem pencernaan dengan mengembalikan
keseimbangan bakteri normal dalam usus secara alami.
·
Penggunaan obat-obatan.
Jenis
obat yang diberikan tergantung pada gejala yang dialami pasien. Contohnya obat
antidiare untuk mengurangi gerakan usus yang terlalu aktif, antispasmodik guna
mengurangi kram dan sakit perut, laksatif untuk menangani konstipasi, serta
antidepresan (umumnya diberikan dalam dosis rendah).
·
Menjalani terapi psikologis.
Bila
gejala IBS masih ada setelah 12 bulan pengobatan. Misalnya psikoterapi atau
hypnoterapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar