Pengertian
Kudis
Kudis atau yang dikenal dalam istilah medisnya dengan
skabies (scabies) adalah kondisi menular
kulit yang disebabkan oleh penyusupan tungau kecil ke dalam lapisan kulit luar
yang akan menimbulkan ruam kulit yang sangat gatal dan dapat menimbulkan
keropeng. Tungau kecil tersebut tidak tampak dengan penglihatan mata biasa.
Kudis merupakan salah satu penyakit kulit yang paling umum
di negara-negara berkembang. WHO menyatakan bahwa kudis telah menjangkiti lebih
130 juta orang di seluruh dunia.
Di negara-negara maju, kudis terjadi di institusi kesehatan
seperti rumah sakit dan pada komunitas tertentu. Sementara di negara-negara
berkembang, terutama daerah miskin, anak-anak dan lansia merupakan kelompok
orang yang paling rentan terkena penyakit kulit ini. Meski demikian, kudis
tetap berpotensi menyerang siapa saja, temasuk orang yang sehat.
Penyebab dan
Gejala Kudis
Penyebab penyakit menular ini adalah tungau Sarcoptes scabiei. Tungau-tungau
tersebut akan menggali liang menyerupai terowongan untuk bersarang di bawah
lapisan kulit luar (epidermis).
Daerah di sekitar sarang tersebut kemudian akan terasa
sangat gatal, terutama pada malam hari saat suhu tubuh lebih hangat, dan
akhirnya membentuk ruam. Rasa gatal ini disebabkan reaksi alergi tubuh terhadap
protein dan feses tungau. Karena itu, gejala gatal-gatal tetap bisa tersisa
sampai kurun waktu tertentu meski tungau-tungau sudah dibasmi.
Kudis biasanya memiliki masa inkubasi sekitar 30-42 hari
sebelum muncul rasa gatal dan ruam. Tetapi jika Anda pernah mengidap kudis,
waktu kemunculan gejala akan jauh lebih cepat (umumnya dalam 24 hingga 48 jam).
Ruam tempat tungau bersarang umumnya muncul pada sela-sela
jari, ketiak, pergelangan tangan, siku, sekitar payudara, sekitar puting susu,
serta telapak tangan dan kaki. Demikian pula di sekitar selangkangan, bokong,
lutut, dan sekitar organ intim.
Pada bayi dan anak-anak, terdapat beberapa bagian tubuh lain
yang biasanya juga mengalami ruam, yaitu kulit kepala, wajah, dan leher.
Penularan
Kudis
Rantai penularan tungau kudis adalah melalui kontak kulit
langsung yang lama di antara pengidap dan orang lain yang sehat. Tungau
tersebut bukan terbang atau melompat untuk berpindah tempat.
Contoh cara penularannya dapat melalui berpegangan tangan
dalam jangka waktu yang lama atau hubungan seks. Meski jarang, kudis juga
mungkin menular lewat penggunaan baju, handuk, serta seprai pengidap. Sedangkan
potensi penularannya melalui jabat tangan atau berpelukan sebentar termasuk
kecil.
Tungau kudis yang ada di luar tubuh manusia dapat bertahan
hidup dalam waktu tidak lebih dari 3 hari. Dalam jangka waktu inilah
kemungkinan orang-orang yang serumah dengan penderita dapat tertular lewat
benda-benda yang tercemar tungau ini.
Pada penderita kudis yang tanpa gejala, rantai penularan
akan sangat cepat terjadi karena penderita tidak menyadari kondisinya dalam
beberapa minggu setelah terjangkiti.
Kudis juga dapat menular apabila terjadi kontak langsung
dengan hewan yang mengidap kudis, tapi hanya reaksi kulit ringan yang bersifat
sementara. Perlu diingat bahwa hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing,
memiliki jenis tungau yang berbeda dengan Sarcoptes scabiei.
Proses
Diagnosis Kudis
Pada permulaan pemeriksaan, dokter akan menanyakan keluhan
dan riwayat kesehatan pasien. Dokter kemudian akan memeriksa gejala-gejala dan
bentuk ruam akibat sarang tungau yang muncul di kulit pengidap. Diagnosis kudis
akan lebih mudah dipastikan bila terdapat lebih dari satu anggota keluarga yang
memiliki keluhan dan gejala yang sama.
Apabila dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan
diagnosis, dokter akan melakukan uji tinta serta kerok kulit.
Uji tinta adalah pemeriksaan yang
berfungsi mengidentifikasi keberadaan sarang tungau pada kulit. Tinta akan
dioleskan pada ruam yang gatal lalu dibasuh dengan kapas beralkohol. Jika
terdapat sarang tungau, akan ada sisa-sisa tinta yang membentuk garis kecil.
Untuk diagnosis pasti kudis serta menyingkirkan kemungkinan
infeksi atau penyakit kulit lainnya, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan
melakukan kerok kulit secara hati-hati pada daerah garis-garis tinta
tersebut. Sampel kulit tersebut akan diperiksa di bawah mikroskop. Jika
terdapat tungau kudis beserta telur dan fesesnya, pasien dipastikan tertular
penyakit ini. Namun jika tidak ditemukan, pasien belum tentu tidak terjangkiti
karena jumlah tungau yang sedikit (kurang dari 15 ekor) akan sulit ditemukan.
Langkah
Pengobatan Kudis
Tungau kudis akan terus berkembang biak dalam lapisan kulit
pengidap jika tidak ditangani atau langkah pengobatannya tidak tepat. Tungau
ini tahan terhadap air hangat serta sabun sehingga tidak bisa diberantas meski
pengidap sudah menggosok tubuh sampai bersih pada saat mandi. Pengidap tetap
membutuhkan penanganan medis.
Apabila pasien positif terdiagnosis mengidap kudis, dokter
akan memberikan obat dalam bentuk losion atau krim. Obat oles tersebut
mengandung insektisida untuk membunuh tungau penyebab kudis.
Obat-obatan kudis umumnya dioleskan pada ruam serta daerah
sekitarnya yang berada pada bagian leher ke bawah dan didiamkan selama
setidaknya 8 jam. Premethrin, lindane, dan crotamiton merupakan contoh
obat-obatan oles untuk kudis.
Pastikan kulit Anda kering dan bersih sebelum menggunakan
obat oles. Hindari pengolesan saat suhu kulit masih hangat (misalnya, sehabis
mandi air hangat), karena obat oles akan cepat terserap tubuh sebelum menyerang
sarang-sarang tungau.
Ivermectin
sebagai obat oral juga akan diresepkan oleh dokter untuk pasien yang tidak
sembuh dengan obat oles, orang-orang dengan perubahan sistem kekebalan tubuh,
atau pasien dengan kudis berkeropeng. Namun, obat ini tidak dianjurkan untuk
wanita hamil, menyusui, dan anak-anak dengan berat badan kurang dari 15
kilogram.
Untuk mengatasi rasa gatal akibat kudis, dokter juga
terkadang memberikan beberapa obat lain. Di antaranya adalah:
·
Krim steroid ringan.
·
Krim atau gel mentol.
·
Antihistamin oral.
Rasa gatal tersebut bahkan dapat berlangsung selama
beberapa minggu setelah pengidap menyelesaikan proses pengobatan akibat reaksi
alergi terhadap tungau-tungau yang mati dan fesesnya. Kompres air dingin dan
losion kelamin dapat membantu mengurangi rasa gatal tersebut.
Komplikasi Impetigo
dan Kudis Keropeng
Jika terus digaruk, permukaan kulit tempat ruam kudis akan
mengalami luka sehingga rentan terkena infeksi akibat bakteri, misalnya
impetigo. Infeksi kulit ini biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.
Komplikasi berupa kudis keropeng yang lebih parah juga dapat
terjadi. Ruam kudis akan bersisik, membentuk koreng, dan berukuran besar.
Komplikasi ini muncul akibat jumlah tungau yang sangat banyak dan dapat terjadi
secara luas pada kulit. Penyakit ini disebut juga dengan istilah Norwegian scabies. Meski umumnya
sedikit atau tidak terasa gatal, keropeng ini sangat menular dan sulit diobati.
Sejumlah kelompok orang yang lebih berisiko mengalami
komplikasi ini adalah para manula yang tinggal di panti jompo, ibu hamil,
serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, akibat
mengidap HIV, menjalani kemoterapi, atau menggunakan obat steroid).
Cara-cara
Pencegahan Kudis
Meski tungau kudis yang berasal dari hewan peliharaan hanya
menimbulkan reaksi kulit ringan pada manusia, menjaga kebersihan hewan piaraan
dan menghindari kontak dengan hewan liar tetaplah sangat penting.
Mengingat tungai ini bisa hidup beberapa waktu diluar tubuh
manusia, kudis juga terkadang dapat menular apabila Anda saling meminjamkan
pakaian atau handuk dengan pengidap. Oleh sebab itu, dokter akan menganjurkan
orang-orang yang pernah mengalami kontak dengan pengidap untuk ikut berobat.
Terutama pasangan atau anggota keluarga yang tinggal serumah dengan pengidap.
Jika salah seorang anggota keluarga Anda mengidap kudis,
terdapat beberapa langkah mudah untuk mencegah penularannya. Anda dianjurkan
menggunakan air panas untuk mencuci pakaian, handuk, serta seprai yang dipakai
oleh pengidap, segera setelah proses pengobatan dimulai. Jangan lupa untuk
menjemurnya di bawah terik matahari atau mengeringkannya dengan suhu panas yang
tinggi dalam mesin cuci.
Khusus untuk barang-barang yang tidak bisa dicuci,
bungkuslah dengan rapat dalam plastik dan letakkan di tempat yang jauh dari
jangkauan selama setidaknya 14 hari agar tungau-tungau mati. Kontak dengan
orang-orang yang tinggal serumah juga sebaiknya dihindari sebisa mungkin hingga
pengidap kudis pulih sepenuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar