Minggu, 27 Agustus 2017

KUDIS



Pengertian Kudis

Kudis atau yang dikenal dalam istilah medisnya dengan skabies (scabies) adalah kondisi menular kulit yang disebabkan oleh penyusupan tungau kecil ke dalam lapisan kulit luar yang akan menimbulkan ruam kulit yang sangat gatal dan dapat menimbulkan keropeng. Tungau kecil tersebut tidak tampak dengan penglihatan mata biasa.

Kudis merupakan salah satu penyakit kulit yang paling umum di negara-negara berkembang. WHO menyatakan bahwa kudis telah menjangkiti lebih 130 juta orang di seluruh dunia.

Di negara-negara maju, kudis terjadi di institusi kesehatan seperti rumah sakit dan pada komunitas tertentu. Sementara di negara-negara berkembang, terutama daerah miskin, anak-anak dan lansia merupakan kelompok orang yang paling rentan terkena penyakit kulit ini. Meski demikian, kudis tetap berpotensi menyerang siapa saja, temasuk orang yang sehat.

Penyebab dan Gejala Kudis

Penyebab penyakit menular ini adalah tungau Sarcoptes scabiei. Tungau-tungau tersebut akan menggali liang menyerupai terowongan untuk bersarang di bawah lapisan kulit luar (epidermis).

Daerah di sekitar sarang tersebut kemudian akan terasa sangat gatal, terutama pada malam hari saat suhu tubuh lebih hangat, dan akhirnya membentuk ruam. Rasa gatal ini disebabkan reaksi alergi tubuh terhadap protein dan feses tungau. Karena itu, gejala gatal-gatal tetap bisa tersisa sampai kurun waktu tertentu meski tungau-tungau sudah dibasmi.

Kudis biasanya memiliki masa inkubasi sekitar 30-42 hari sebelum muncul rasa gatal dan ruam. Tetapi jika Anda pernah mengidap kudis, waktu kemunculan gejala akan jauh lebih cepat (umumnya dalam 24 hingga 48 jam).

Ruam tempat tungau bersarang umumnya muncul pada sela-sela jari, ketiak, pergelangan tangan, siku, sekitar payudara, sekitar puting susu, serta telapak tangan dan kaki. Demikian pula di sekitar selangkangan, bokong, lutut, dan sekitar organ intim.

Pada bayi dan anak-anak, terdapat beberapa bagian tubuh lain yang biasanya juga mengalami ruam, yaitu kulit kepala, wajah, dan leher.

Penularan Kudis

Rantai penularan tungau kudis adalah melalui kontak kulit langsung yang lama di antara pengidap dan orang lain yang sehat. Tungau tersebut bukan terbang atau melompat untuk berpindah tempat.
Contoh cara penularannya dapat melalui berpegangan tangan dalam jangka waktu yang lama atau hubungan seks. Meski jarang, kudis juga mungkin menular lewat penggunaan baju, handuk, serta seprai pengidap. Sedangkan potensi penularannya melalui jabat tangan atau berpelukan sebentar termasuk kecil.

Tungau kudis yang ada di luar tubuh manusia dapat bertahan hidup dalam waktu tidak lebih dari 3 hari. Dalam jangka waktu inilah kemungkinan orang-orang yang serumah dengan penderita dapat tertular lewat benda-benda yang tercemar tungau ini.

Pada penderita kudis yang tanpa gejala, rantai penularan akan sangat cepat terjadi karena penderita tidak menyadari kondisinya dalam beberapa minggu setelah terjangkiti.

Kudis juga dapat menular apabila terjadi kontak langsung dengan hewan yang mengidap kudis, tapi hanya reaksi kulit ringan yang bersifat sementara. Perlu diingat bahwa hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing, memiliki jenis tungau yang berbeda dengan Sarcoptes scabiei.

Proses Diagnosis Kudis

Pada permulaan pemeriksaan, dokter akan menanyakan keluhan dan riwayat kesehatan pasien. Dokter kemudian akan memeriksa gejala-gejala dan bentuk ruam akibat sarang tungau yang muncul di kulit pengidap. Diagnosis kudis akan lebih mudah dipastikan bila terdapat lebih dari satu anggota keluarga yang memiliki keluhan dan gejala yang sama.

Apabila dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan uji tinta serta kerok kulit.

Uji tinta adalah pemeriksaan yang berfungsi mengidentifikasi keberadaan sarang tungau pada kulit. Tinta akan dioleskan pada ruam yang gatal lalu dibasuh dengan kapas beralkohol. Jika terdapat sarang tungau, akan ada sisa-sisa tinta yang membentuk garis kecil.

Untuk diagnosis pasti kudis serta menyingkirkan kemungkinan infeksi atau penyakit kulit lainnya, pemeriksaan akan dilanjutkan dengan melakukan kerok kulit secara hati-hati pada daerah garis-garis tinta tersebut. Sampel kulit tersebut akan diperiksa di bawah mikroskop. Jika terdapat tungau kudis beserta telur dan fesesnya, pasien dipastikan tertular penyakit ini. Namun jika tidak ditemukan, pasien belum tentu tidak terjangkiti karena jumlah tungau yang sedikit (kurang dari 15 ekor) akan sulit ditemukan.

Langkah Pengobatan Kudis

Tungau kudis akan terus berkembang biak dalam lapisan kulit pengidap jika tidak ditangani atau langkah pengobatannya tidak tepat. Tungau ini tahan terhadap air hangat serta sabun sehingga tidak bisa diberantas meski pengidap sudah menggosok tubuh sampai bersih pada saat mandi. Pengidap tetap membutuhkan penanganan medis.

Apabila pasien positif terdiagnosis mengidap kudis, dokter akan memberikan obat dalam bentuk losion atau krim. Obat oles tersebut mengandung insektisida untuk membunuh tungau penyebab kudis.

Obat-obatan kudis umumnya dioleskan pada ruam serta daerah sekitarnya yang berada pada bagian leher ke bawah dan didiamkan selama setidaknya 8 jam. Premethrin, lindane, dan crotamiton merupakan contoh obat-obatan oles untuk kudis.

Pastikan kulit Anda kering dan bersih sebelum menggunakan obat oles. Hindari pengolesan saat suhu kulit masih hangat (misalnya, sehabis mandi air hangat), karena obat oles akan cepat terserap tubuh sebelum menyerang sarang-sarang tungau.

Ivermectin sebagai obat oral juga akan diresepkan oleh dokter untuk pasien yang tidak sembuh dengan obat oles, orang-orang dengan perubahan sistem kekebalan tubuh, atau pasien dengan kudis berkeropeng. Namun, obat ini tidak dianjurkan untuk wanita hamil, menyusui, dan anak-anak dengan berat badan kurang dari 15 kilogram.

Untuk mengatasi rasa gatal akibat kudis, dokter juga terkadang memberikan beberapa obat lain. Di antaranya adalah:

·         Krim steroid ringan.

·         Krim atau gel mentol.

·         Antihistamin oral.

Rasa gatal tersebut bahkan dapat berlangsung selama beberapa minggu setelah pengidap menyelesaikan proses pengobatan akibat reaksi alergi terhadap tungau-tungau yang mati dan fesesnya. Kompres air dingin dan losion kelamin dapat membantu mengurangi rasa gatal tersebut.

Komplikasi Impetigo dan Kudis Keropeng

Jika terus digaruk, permukaan kulit tempat ruam kudis akan mengalami luka sehingga rentan terkena infeksi akibat bakteri, misalnya impetigo. Infeksi kulit ini biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes.

Komplikasi berupa kudis keropeng yang lebih parah juga dapat terjadi. Ruam kudis akan bersisik, membentuk koreng, dan berukuran besar. Komplikasi ini muncul akibat jumlah tungau yang sangat banyak dan dapat terjadi secara luas pada kulit. Penyakit ini disebut juga dengan istilah Norwegian scabies. Meski umumnya sedikit atau tidak terasa gatal, keropeng ini sangat menular dan sulit diobati.

Sejumlah kelompok orang yang lebih berisiko mengalami komplikasi ini adalah para manula yang tinggal di panti jompo, ibu hamil, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, akibat mengidap HIV, menjalani kemoterapi, atau menggunakan obat steroid).

Cara-cara Pencegahan Kudis

Meski tungau kudis yang berasal dari hewan peliharaan hanya menimbulkan reaksi kulit ringan pada manusia, menjaga kebersihan hewan piaraan dan menghindari kontak dengan hewan liar tetaplah sangat penting.

Mengingat tungai ini bisa hidup beberapa waktu diluar tubuh manusia, kudis juga terkadang dapat menular apabila Anda saling meminjamkan pakaian atau handuk dengan pengidap. Oleh sebab itu, dokter akan menganjurkan orang-orang yang pernah mengalami kontak dengan pengidap untuk ikut berobat. Terutama pasangan atau anggota keluarga yang tinggal serumah dengan pengidap.

Jika salah seorang anggota keluarga Anda mengidap kudis, terdapat beberapa langkah mudah untuk mencegah penularannya. Anda dianjurkan menggunakan air panas untuk mencuci pakaian, handuk, serta seprai yang dipakai oleh pengidap, segera setelah proses pengobatan dimulai. Jangan lupa untuk menjemurnya di bawah terik matahari atau mengeringkannya dengan suhu panas yang tinggi dalam mesin cuci.

Khusus untuk barang-barang yang tidak bisa dicuci, bungkuslah dengan rapat dalam plastik dan letakkan di tempat yang jauh dari jangkauan selama setidaknya 14 hari agar tungau-tungau mati. Kontak dengan orang-orang yang tinggal serumah juga sebaiknya dihindari sebisa mungkin hingga pengidap kudis pulih sepenuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar