Pengertian
Kanker Paru-paru
Kanker paru-paru adalah suatu kondisi dimana sel-sel tumbuh
secara tidak terkendali di dalam paru-paru (organ yang berfungsi untuk
menyebarkan oksigen ke dalam darah saat menghirup napas dan membuang
karbondioksida saat menghela napas). Kanker paru-paru merupakan salah satu
jenis kanker yang paling umum terjadi.
Meskipun begitu, kanker paru-paru termasuk salah satu jenis
kanker yang paling bisa dicegah. Kondisi ini kebanyakan diderita oleh para
perokok aktif dan pasif. Pada tahap awal, tidak ada tanda atau gejala kanker
paru-paru yang jelas. Tapi kemudian gejala seperti batuk secara berkelanjutan hingga mengalami
batuk darah, selalu merasa kehabisan napas, kelelahan tanpa alasan,dan
penurunan berat badan akan muncul.
Gejala Kanker
Paru-paru
Pada tahap awal, kanker paru-paru tidak menyebabkan gejala
apa pun. Gejala hanya akan muncul ketika perkembangan kanker telah mencapai
suatu tahap tertentu. Berikut ini adalah gejala-gejala utama yang akan dialami
penderita kanker paru-paru, di antaranya:
·
Batuk yang berkelanjutan dan bertambah parah,
hingga akhirnya mengalami batuk darah.
·
Mengalami sesak napas dan rasa nyeri di dada.
·
Mengalami kelelahan tanpa alasan.
·
Pembengkakan pada muka atau leher.
·
Sakit kepala.
·
Sakit pada tulang, bisa pada bahu, lengan atau
tangan.
·
Berat tubuh menurun.
·
Kehilangan selera makan.
·
Suara menjadi serak.
·
Kesulitan menelan atau sakit saat menelan
sesuatu.
·
Perubahan pada bentuk jari, yaitu ujung jari
menjadi cembung.
Penyebab Kanker
Paru-paru
Penyebab utama dari kanker paru-paru adalah merokok, baik
pada perokok aktif maupun pada perokok pasif. Tapi orang yang tidak merokok
maupun terkena pajanan asap rokok juga dapat menderita kanker paru-paru.
Beberapa penyebab dari kanker paru-paru akan dijelaskan lebih lanjut di bawah
ini.
·
Perokok aktif dan perokok pasif.
Sekitar 80-90 persen kasus kanker paru-paru disebabkan oleh kebiasaan
merokok. Maka para perokok aktif menjadi kelompok yang paling berisiko. Asap
rokok yang dihisap, mengandung lebih dari 60 zat-zat beracun yang dapat memicu
perkembangan kanker. Zat-zat beracun ini dikenal dengan sebutan karsinogenik.
Misalnya nikotin yang dipakai di dalam insektisida serta tar yang digunakan
dalam pembuatan aspal jalanan.
Pada awalnya, kerusakan ini dapat diperbaiki oleh tubuh. Tapi pengulangan
dan keberlanjutan dari merokok menyebabkan kerusakan pada jaringan paru-paru
terus bertambah. Kerusakan inilah yang mengakibatkan sel-sel bereaksi secara
tidak normal hingga akhirnya muncul sel kanker.
Saat ini, lebih dari 60 juta penduduk Indonesia adalah perokok aktif.
Jumlah ini terus bertambah dari tahun ke tahun. Indonesia berada di urutan
ketiga dalam negara-negara dengan perokok aktif tertinggi, di belakang China
dan India.
Selain tembakau, ganja juga mengandung zat-zat yang dapat memicu kanker.
Tembakau sering dicampur dengan ganja. Meski kuantitas tembakau yang dicampur
dengan ganja lebih sedikit dibandingkan dengan rokok, para perokok ganja
mengisap lebih dalam dan lebih lama. Dampak mengisap tembakau yang dicampur
dengan ganja jauh lebih buruk daripada mengisap rokok tembakau biasa.
Perokok pasif adalah orang yang terkena pajanan asap rokok tapi tidak
merokok secara langsung. Meski tidak merokok secara langsung, perokok pasif tetap
berisiko terkena kanker paru-paru. Risiko perokok pasif terkena kanker
paru-paru meningkat setidaknya 20 persen dibandingkan orang yang tidak terkena
pajanan asap rokok.
·
Polusi udara.
Menurut data WHO, Asia Tenggara berada di posisi kedua sebagai wilayah
penyumbang buruknya polusi udara di dunia. Risiko terkena kanker paru-paru akan
meningkat jika kita terkena pajanan polusi udara contohnya dari asap kendaraan
atau asap pabrik. Sekitar satu dari 100 kematian karena kanker paru-paru
diakibatkan oleh tingkat polusi yang tinggi. Menghirup asap pembuangan dari
kendaraan maupun pabrik bisa memiliki dampak yang sama seperti merokok pasif.
·
Pajanan di tempat kerja.
Beberapa pekerjaan memiliki kemungkinan kaitan dengan meningkatnya risiko
terkena kanker paru-paru. Pegawai yang terkena pajanan beberapa senyawa kimia
yang bersifat karsinogenik, seperti asbes, nikel, batu bara, silika, dan
arsenik memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker paru-paru.
·
Pajanan radiasi.
Radon adalah bagian dari udara yang kita hirup. Radon adalah gas
radioaktif yang muncul secara alami. Gas ini berasal dari batuan dan tanah
dalam jumlah yang sangat kecil.
Gas
radon ini bisa berpindah tempat melalui tanah. Gas ini akan masuk ke dalam
rumah melalui celah-celah pondasi, pipa, saluran air atau lubang terbuka
lainnya. Gas ini bisa diuji dengan alat pengujian sederhana, karena gas radon
bersifat tidak kasat mata dan tidak berbau. Jika dihirup, gas radon dapat
merusak paru-paru, terutama bagi seorang perokok.
Diagnosis Kanker
Paru-paru
Bagi Anda yang mengalami gejala-gejala kanker paru-paru
seperti batuk berkelanjutan, batuk darah, sesak napas,
dan nyeri di dada sebaiknya segera menemui dokter.
Deteksi dini terhadap kanker dapat meningkatkan keberhasilan
proses pengobatannya. Berikut ini adalah beberapa tes yang bisa dilakukan untuk
memastikan diagnosis kanker.
·
Pemeriksaan dahak.
Dahak yang kita keluarkan saat batuk dapat diperiksa di laboratorium
dengan mikroskop. Terkadang pemeriksaan ini bisa digunakan untuk melihat apakah
terdapat sel-sel kanker di dalam paru-paru.
·
Tes pencitraan.
Diagnosis pertama untuk kanker paru-paru biasanya menggunakan X-ray. Pencitraan X-ray dari paru-paru bisa
memperlihatkan tumor yang ada. Jika dari X-ray dicurigai
terdapat kanker paru-paru, tes lanjutan perlu dilakukan untuk memastikannya.
·
CT scan.
Bisa memperlihatkan abnormal kecil yang tidak bisa terlihat dengan X-ray. Dengan memanfaatkan CT scan, pencitraan yang lebih
jelas dan detail bisa didapatkan.
·
PET-CT scan.
Bisa memperlihatkan lokasi sel kanker yang aktif. Pencitraan ini biasa
dilakukan jika hasil pemeriksaan dengan CT Scan
menunjukkan terdapat sel kanker pada stadium awal.
·
Biopsi atau pengambilan sampel jaringan
paru-paru.
Prosedur
ini dilakukan setelah tes pencitraan dan memperlihatkan bahwa terdapat sel
kanker pada bagian dada. Dokter akan mengambil sampel sel jaringan dari dalam
paru-paru.
Stadium kanker paru-paru sebagai berikut.
·
Stadium 1.
Kanker masih berada di dalam paru-paru dan belum menyebar ke kelenjar
getah bening di sekitarnya. Besarnya tumor pada tahap ini masih di bawah 5 cm.
·
Stadium 2.
Tumor berukuran lebih dari 5 cm. Namun berapapun ukurannya, tumor
dapat dikatakan memasuki stadium 2 apabila kanker telah menyebar ke kelenjar
getah bening di dekatnya, otot dan jaringan di sekitarnya, dan saluran
pernafasan (bronkus), kanker menyebabkan paru-paru kolaps (mengerut), terdapat
lebih dari satu tumor berukuran kecil dalam satu paru-paru.
·
Stadium 3.
Pada tahap ini, ada sel kanker yang telah menyebar ke kelenjar getah
bening yang berada jauh dari paru-paru atau kanker menyerang bagian tubuh
penting lainnya seperti esofagus (kerongkongan), trakea, atau pembuluh darah
utama di jantung.
·
Stadium 4.
Kanker
sudah menyebar ke kedua paru-paru atau organ tubuh lain yang jauh dari
paru-paru seperti otak dan hati. Selain itu, dapat dikategorikan stadium 4
apabila kanker menyebabkan penumpukan cairan pada paru-paru.
Pengobatan Kanker
Paru-paru
Pengobatan dan penanganan untuk kanker paru-paru tergantung
kepada jenis, ukuran, posisi kanker, dan stadium kanker yang diderita.
Kesehatan penderita juga berpengaruh dalam menentukan pengobatan yang bisa
dijalani.
Operasi pengangkatan kanker bisa dilakukan jika kanker hanya
berada di satu sisi paru-paru dan belum menyebar. Selain itu, kondisi kesehatan
penderita kanker paru-paru perlu diperiksa apakah memungkinkan untuk dilakukan
operasi. Operasi pengangkatan kanker biasanya akan dilanjutkan dengan
kemoterapi untuk melenyapkan sel-sel kanker yang tersisa.
Untuk kanker yang telah menyebar, hanya radioterapi dan/atau
kemoterapi yang bisa dilakukan. Selain itu, terapi biologis juga tersedia
sebagai alternatif dari kemoterapi. Terapi biologis bertujuan untuk
mengendalikan dan menekan perkembangan kanker.
·
Operasi pengangkatan kanker paru-paru.
Operasi dilakukan untuk mengangkat kanker paru-paru serta sebagian
jaringan sehat di sekitarnya. Hal ini dilakukan demi mengantisipasi jika ada
sel kanker yang sudah menyebar.
Wedge resection adalah prosedur
operasi yang mengangkat sebagian kecil jaringan paru-paru karena tumor yang ada
berukuran kecil atau jika kinerja paru-paru penderita telah menurun karena
operasi lobektomi yang telah dijalani sebelumnya.
Lobektomi adalah proses pengangkatan seluruh bagian lobus dalam satu
paru-paru. Lobus adalah bagian dari paru-paru yang memiliki batas jelas.
Paru-paru kanan terdiri dari tiga lobus, sedangkan paru-paru kiri dari dua
lobus. Dalam prosedur lobektomi, seluruh lobus dari paru-paru yang terserang
kanker akan diangkat. Paru-paru masih bisa berfungsi dengan sisa lobus yang
ada.
Pneumonektomi adalah prosedur operasi pengangkatan satu sisi paru-paru
secara keseluruhan. Pelaksanaan prosedur ini hanya jika terpaksa, misalnya
karena sel-sel kanker berada di tengah satu sisi paru-paru atau sudah menyebar
ke seluruh bagian paru-paru tersebut.
Penderita tetap akan bisa bernapas setelah operasi-operasi di atas. Jika
sebagian dari paru-paru diangkat, sisa jaringan yang masih ada akan mengembang
setelah beberapa lama. Ini akan membuat bernapas menjadi makin mudah. Butuh
beberapa minggu untuk pulih sepenuhnya dari operasi paru-paru.
Sama halnya dengan operasi-operasi lain, operasi pengangkatan paru-paru
juga mungkin berujung kepada komplikasi. Contoh komplikasi operasi paru-paru
antara lain peradangan pada paru-paru, pendarahan, dan penggumpalan darah.
·
Radioterapi.
Radioterapi menggunakan energi radiasi untuk membunuh sel kanker.
Terutama pada kondisi pascaoperasi, prosedur ini juga bisa digunakan untuk
membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Jika operasi sudah tidak mungkin,
radioterapi dilakukan untuk meredakan gejala atau rasa sakit dan memperlambat
tingkat penyebaran kanker.
Kemungkinan efek samping yang bisa terjadi akibat radioterapi adalah
sebagai berikut:
a.
Batuk hingga mengeluarkan dahak bercampur darah.
b.
Sakit pada bagian dada.
c.
Kesulitan dalam menelan.
d.
Kulit memerah dan terasa perih.Rontoknya bulu
pada bagian dada.
e.
Sering merasa kelelahan.
·
Kemoterapi.
Pengobatan kemoterapi dilakukan secara berkala dalam waktu beberapa
minggu atau bulan dengan diselingi istirahat untuk memulihkan diri. Prosedur
penanganan memakai obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker, memperlambat
pertumbuhan sel-sel kanker, serta menghambat penyebarannya.
Kemoterapi juga kadang diberikan sebelum operasi dengan tujuan untuk
membuat kanker menyusut dan menjadi lebih mudah untuk diangkat. Selain itu,
kemoterapi juga bisa dilakukan pascaoperasi untuk membunuh sel-sel kanker yang
masih tersisa. Fungsi lain dari kemoterapi adalah untuk meredakan rasa sakit
dan mengurangi gejala kanker.
Efek samping yang akan muncul akibat kemoterapi antara lain kelelahan
fisik, mual, muntah, sariawan, kerontokan rambut, serta munculnya tukak pada
perut. Kemoterapi juga bisa membuat tubuh menjadi lebih rentan untuk terkena
infeksi.
·
Terapi fotodinamik.
Langkah pengobatan yang bisa digunakan untuk menangani kanker paru-paru
stadium awal pada pasien yang menolak untuk melakukan langkah pembedahan. Dalam
terapi ini, sebuah tabung pipih akan dimasukkan ke lokasi tumor. Kemudian sinar
laser akan ditembakkan melalui tabung tersebut untuk menghancurkan sel-sel
kanker.
·
Terapi biologis.
Langkah pengobatan ini merupakan alternatif dari kemoterapi. Terapi ini
menggunakan obat-obatan seperti erlotinib dan gefitinib yang berfungsi
menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Terapi ini biasa direkomendasikan bagi
mereka yang mengidap kanker paru-paru non-sel kecil yang telah menyebar
sehingga sulit untuk diobati dengan radioterapi atau operasi.
·
Kryoterapi.
Tindakan medis ini dapat dilakukan jika kanker sudah mulai menyumbat
saluran udara. Alat bernama kryoprobe akan
diletakkan pada tumor, kemudian menghasilkan suhu sangat dingin. Suhu dingin
tersebut akan menyusutkan tumor.
·
Ablasi radiofrekuensi.
Ini
merupakan jenis pengobatan untuk menangani kanker paru-paru sel kecil yang
dapat didiagnosis pada stadium awal. Dokter akan menggunakan CT Scanner untuk mengarahkan jarum
ke tumor. Setelah jarum tersebut menusuk tumor, gelombang radio akan dialirkan
pada jarum. Panas yang dihasilkan gelombang radio akan membunuh sel kanker.
Komplikasi yang umumnya terjadi setelah tindakan ablasi radiofrekuensi adalah
munculnya kantung udara yang terperangkap antara lapisan dalam dan luar
paru-paru.
Pencegahan Kanker
Paru-paru
Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker yang
dapat dicegah. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan:
·
Jangan merokok dan hindari menjadi perokok
pasif.
Cara utama untuk mencegah kanker paru-paru adalah dengan tidak merokok.
Hindari juga menjadi perokok pasif jika lingkungan Anda dipenuhi dengan perokok
aktif. Terutama bagi para perokok aktif, berhentilah merokok sekarang juga.
Meski sudah bertahun-tahun merokok, langkah ini tetap akan bermanfaat dan
bisa mengurangi risiko terserang kanker paru-paru.
·
Pilihlah menu makanan yang sehat.
Biasakanlah untuk mengonsumsi makanan rendah lemak dan tinggi akan kandungan
serat. Buah dan sayuran sebaiknya menjadi menu utama sehari-hari. Hindari
mengonsumsi terlalu banyak vitamin dalam bentuk pil atau tablet karena
obat-obatan semacam itu bisa memiliki efek samping.
·
Berolahraga secara teratur.
Usahakan
untuk melakukan olahraga secara teratur. Bagi yang jarang sekali berolahraga,
mulailah rutinitas ini secara bertahap. Bagi orang dewasa dianjurkan
berolahraga setidaknya selama 2-3 jam dalam satu minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar