Pengertian
Kanker Kelenjar Air Liur
Kelenjar air liur merupakan tiga buah kelenjar yang terletak
pada mulut dan berfungsi untuk membentuk air liur (saliva) sebagai cairan yang
membantu pencernaan pada mulut dan kerongkongan. Air liur mengandung enzim yang
memulai proses pencernaan kimiawi makanan. Selain itu, air liur mengandung
antibodi dan zat kimia lain yang melindungi mulut dan kerongkongan dari
infeksi.
Terdapat dua kelompok kelenjar air liur berdasarkan
ukurannya, yaitu kelenjar air liur mayor dan minor. Berdasarkan letaknya,
kelenjar air liur mayor dibedakan menjadi:
·
Kelenjar
parotis.
Kelenjar parotis merupakan kelenjar air liur paling besar yang terletak
di bagian depan telinga. Munculnya tumor dan kanker pada kelenjar air liur
seringkali terjadi pada kelenjar parotis, yaitu sekitar 7 dari 10 kasus.
·
Kelenjar sumandibula.
Kelenjar submandibula berukuran lebih kecil dari kelenjar parotis dan
terletak di bagian bawah rahang. Kelenjar ini mensekresikan air liur dari bawah
lidah. Sekitar 1-2 dari 10 kasus tumor kelenjar air liur terjadi pada kelenjar
submandibula dan setengahnya dapat berupa kanker.
·
Kelenjar sublingual.
Kelenjar
sublingual merupakan kelenjar air liur paling kecil dan terletak di bagian
bawah mulut di kedua sisi baik kiri maupun kanan. Kasus tumor dan kanker pada
kelenjar sublingual termasuk jarang.
Selain tiga kelenjar air liur mayor tersebut, terdapat
banyak kelenjar air liur minor yang
terletak pada mulut dan terlalu kecil untuk dilihat melalui mata telanjang.
Lokasi kelenjar air liur minor antara lain adalah pada bibir, lidah,
langit-langit mulut, pipi, hidung, sinus, dan laring. Munculnyatumor pada
kelenjar air liur minor sangat jarang terjadi, namun apabila terdapat tumor, cenderung bersifat
ganas.
Tingkat kanker kelenjar air liur adalah sebagai berikut:
·
Tingkat 1.
Merupakan kanker dengan tingkatan rendah yang menandakan bahwa jaringan
kanker terlihat mirip dengan jaringan normal. Pada tingkatan ini, kanker akan
tumbuh dengan lambat dan memiliki kemungkinan besar untuk disembuhkan.
·
Tingkat 2.
Merupakan kanker dengan tingkatan menengah yang menandakan pertumbuhan
sel kanker yang lebih berbeda dengan jaringan normal.
·
Tingkat 3.
Merupakan
kanker dengan tingkatan yang paling tinggi dan menandakan bahwa jaringan kanker
sangat berbeda dengan jaringan normal, serta cenderung menyebar dengan cepat.
Kanker pada tingkatan ini memiliki kemungkinan kecil untuk disembuhkan
dibanding dengan kanker dengan tingkat 1 dan 2.
Pada kelenjar air liur, terdapat berbagai jenis sel yang
berkumpul dan membentuk jaringan dan kelenjar. Berdasarkan jenis sel yang
mengalami keganasan, kanker kelenjar air liur dapat dibagi menjadi:
·
Karsinoma mukoepidermoid.
Kanker jenis ini merupakan kanker kelenjar air liur yang paling umum
terjadi. Karsinoma mukoepidermoid sering terjadi pada kelenjar parotis, namun
terkadang dapat muncul pada kelenjar submandibula atau pada kelenjar air liur
minor dalam mulut. Kanker jenis ini umumnya merupakan kanker tingkat 1, namun
dapat meningkat menjadi kanker tingkat 2 atau 3. Kanker tingkat 1 memiliki
kemungkinan untuk sembuh yang lebih tinggi dibanding kanker tingkat 2 atau 3.
·
Karsinoma kistik adenoid.
Kanker jenis ini sering muncul sebagai kanker tingkat 1 jika dilihat
menggunakan mikroskop dan memiliki pertumbuhan yang lambat. Karsinoma kistik
adenoid dapat menyebar ke jaringan saraf di sekitar kelenjar air liur sehingga
cukup sulit untuk dibuang dengan sempurna. Sisa-sisa jaringan kanker yang tidak
terbuang dapat muncul kembali setelah pengobatan kanker dilakukan, terkadang
hingga beberapa tahun setelah pengobatan.
·
Adenokarsinoma.
Adenokarsinoma merupakan kanker yang muncul pada sel yang mensekresikan
air liur (sel epitel kelenjar). Beberapa jenis adenokarsinoma yang dapat muncul
pada kelenjar air liur adalah sebagai berikut:
a.
Kanker sel asinik.
Kebanyakan kanker sel asinik terjadi pada kelenjar parotis yang cenderung
terjadi pada usia muda dibanding lansia. Kanker sel asinik kebanyakan muncul
sebagai kanker dengan tingkat keganasan yang rendah, namun dapat menyebar ke jaringan
sekitar.
b.
Adenokarsinoma polimorfik tingkat rendah (polymorphous
low-grade adenocarcinoma /PLGA).
Kanker jenis ini merupakan kanker dengan tingkat keganasan rendah yang
terjadi pada kelenjar air liur minor di dalam mulut. Kanker PLGA umumnya tumbuh
dengan lambat dan dapat disembuhkan dengan mudah.
c.
Adenokarsinoma non-spesifik (NOS).
Kanker jenis ini seringkali muncul pada kelenjar parotis dan air liur
minor, namun sulit untuk diklasifikasikan sebagai adenokarsinoma spesifik.
Kanker jenis ini dapat muncul sebagai kanker tingkat 1-3.
·
Tumor ganas campuran.
Tumor ganas campuran pada kelenjar air liur kebanyakan merupakan jenis
karsinoma ex adenoma pleomorfis. Kanker jenis ini berkembang dari tumor jinak
kelenjar air liur yang disebut adenoma pleomorfik. Selain ex adenoma
pleomorfis, ada juga yang dinamakan dengan karsinosarkoma atau tumor campuran
yang bermetastasis.
·
Kanker kelenjar air liur lainnya.
Beberapa jenis kanker kelenjar air liur lain yang jarang terjadi antara
lain adalah:
a.
Adenokarsinoma sel basal.
b.
Clear cell carcinoma.
c.
Sistadenokarsinoma.
d.
Adenokarsinoma sebasea.
e.
Limfadenokarsinoma sebasea.
f.
Adenokarsinoma sel musin.
Penyebab Kanker
Kelenjar Air Liur
Seperti kanker lainnya, kanker kelenjar air liur terjadi
akibat adanya perubahan DNA pada sel kelenjar air liur. Perubahan DNA pada sel
ini disebut sebagai mutasi DNA. Kanker umumnya disebabkan oleh mutasi pada dua
jenis gen, yaitu onkogen dan tumor supresor gen. Onkogen adalah bagian DNA yang
memicu sel untuk melakukan pertumbuhan dan pembelahan. Tumor supresor gen
adalah gen yang bekerja secara berlawanan dengan onkogen, yaitu memperlambat
pertumbuhan dan pembelahan sel. Munculnya kanker yang menyebabkan pertumbuhan
sel tanpa terkendali dapat terjadi akibat mutasi DNA, baik pada onkogen maupun
tumor supresor gen. Mutasi DNA pada onkogen terjadi jika onkogen teraktivasi
sehingga menyebabkan sel tumbuh dan membelah tanpa terkendali. Sedangkan mutasi
DNA pada tumor supresor gen terjadi jika gen tersebut rusak sehingga
pertumbuhan sel tidak bisa dihambat.
Kanker kelenjar air liur umumnya bukan faktor keturunan.
Mutasi DNA yang menyebabkan terjadinya kanker kelenjar air liur biasanya
didapat setelah lahir. Terkadang mutasi DNA ini terjadi secara tiba-tiba tanpa
ada faktor dari luar. Namun pada beberapa kasus, kanker kelenjar air liur memiliki
penyebab eksternal yang spesifik seperti paparan radiasi dari luar atau paparan
senyawa kimia.
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko seseorang
terkena kanker kelenjar air liur adalah sebagai berikut:
·
Usia.
Risiko kanker kelenjar air liur pada seseorang semakin tinggi seiring
dengan meningkatnya usia.
·
Laki-laki.
Risiko kanker kelenjar air liur pada laki-laki lebih tinggi dibanding
pada perempuan.
·
Paparan radiasi.
Paparan radiasi akibat radioterapi pada bagian kepala atau leher dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kelenjar air liur. Selain itu,
paparan radiasi akibat risiko pekerjaan juga dapat meningkatkan risiko kanker
kelenjar air liur pada seseorang.
·
Riwayat keluarga.
Memiliki riwayat keluarga yang menderita kanker kelenjar air liur dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit tersebut. Akan tetapi kebanyakan
penderita tidak memiliki riwayat kanker kelenjar air liur dalam keluarga.
·
Kebiasaan merokok dan minum alkohol.
Baik tembakau maupun alkohol diduga dapat meningkatkan risiko kanker
kelenjar air liur pada seseorang, meskipun belum diketahui mekanismenya secara
jelas.
·
Pola makan yang tidak sehat.
Sedikit kandungan serat dan tingginya kadar lemak hewan pada makanan
sehari-hari dapat meningkatkan risiko kanker air liur pada seseorang. Namun
faktor risiko ini masih perlu dikaji lebih lanjut.
·
Paparan bahan kimia berbahaya di lingkungan
kerja.
Beberapa penelitian menemukan bahwa materi tertentu seperti debu nikel,
debu silika, asbestos, sisa produksi karet, bahan kimia pertambangan dapat
meningkatkan risiko kanker kelenjar air liur.
·
Virus.
Beberapa virus yang menginfeksi manusia dapat meningkatkan risiko
munculnya kanker kelenjar air liur. Contohnya adalah virus HIV dan
Epstein-Barr. Sedangkan untuk virus HPV, meskipun merupakan penyebab utama
beberapa jenis kanker di bagian leher, belum dapat dipastikan apakah juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya kanker kelenjar air liur.
·
Riwayat kanker kulit.
Risiko
munculnya kanker kelenjar air liur pada orang yang pernah menderita kanker sel
skuamosa lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak punya riwayat tersebut.
Gejala Kanker
Kelenjar Air Liur
Beberapa gejala kanker kelenjar air liur yang umumnya muncul
pada penderita adalah sebagai berikut:
·
Benjolan atau pembengkakan yang terjadi pada
mulut, pipi, rahang, atau leher. Pembengkakan di area dekat kelenjar air liur
dapat menjadi penanda utama adanya kanker. Akan tetapi tidak setiap
pembengkakan dapat dipastikan sebagai kanker. Beberapa kasus pembengkakan pada
area tersebut diakibatkan oleh tumor jinak, batu air liur, atau infeksi pada
kelenjar air liur.
·
Nyeri pada bagian mulut, pipi, rahang, telinga,
atau leher yang terjadi terus-menerus.
·
Terjadi perbedaan ukuran pipi atau rahang antara
bagian kiri dan kanan.
·
Mati rasa atau kaku pada beberapa otot wajah.
·
Otot bagian wajah yang menjadi lemah.
·
Mengalami masalah pada saat membuka mulut
lebar-lebar.
·
Keluarnya cairan dari telinga.
·
Susah untuk menelan makanan dan minuman.
Gejala-gejala tersebut dapat juga muncul akibat tumor
kelenjar air liur jinak (benign tumor) atau
kondisi lain. Meskipun demikian, jika mengalami gejala-gejala tersebut
sebaiknya segera dikonsultasikan kepada dokter agar dapat dilakukan diagnosis
awal sehingga memudahkan tindakan medis berikutnya.
Diagnosis Kanker
Kelenjar Air Liur
Langkah-langkah untuk mendiagnosa ada atau tidaknya kanker
kelenjar air liur pada seseorang diantaranya adalah sebagai berikut:
·
Pengecekan riwayat medis.
Langkah pertama dokter dalam mendiagnosis adalah dengan melakukan
pengecekan riwayat medis pasien. Dokter akan menanyakan dan menganalisa terkait
gejala-gejala kanker kelenjar air liur serta waktu munculnya gejala tersebut.
Selain itu, dokter akan mengecek faktor risiko yang meningkatkan munculnya
kanker kepada pasien.
·
Pemeriksaan fisik.
Setelah melakukan pengecekan riwayat medis, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik untuk mengenali gejala-gejala kanker kelenjar air liur.
Pemeriksaan fisik akan difokuskan pada area wajah, mulut, telinga, dan rahang
untuk menentukan keberadaan benjolan serta pembesaran kelenjar getah bening di
sekitar wajah. Dokter juga akan melakukan pengecekan pelemahan otot area wajah
dan sekitarnya. Jika diperlukan, pasien akan dirujuk kepada dokter THT untuk
menjalani pemeriksaan lebih rinci terkait gejala-gejala kanker kelenjar air
liur.
Pemeriksaan fisik yang umumnya dilakukan dengan metode palpasi (perabaan
dan penekanan) untuk mengecek benjolan pada area wajah. Palpasi juga dapat
memperkirakan ganas-tidaknya tumor. Tumor jinak umumnya terasa sebagai benjolan
yang cukup keras jika dipijat menggunakan tangan. Tingkat kekerasan benjolan
yang dirasakan melalui palpasi akan meningkat seiring tingkat keganasan tumor
atau kanker. Palpasi juga dapat mendeteksi pembengkakan kelenjar getah bening
di sekitar kelenjar air liur yang dapat menjadi tanda adanya penyebaran sel
kanker.
·
Pemindaian.
Berbagai pemindaian dapat digunakan untuk mendiagnosis kanker kelenjar
air liur. Melalui pemindaian, dokter akan dapat mengetahui area terjadinya
kanker, penyebaran kanker, serta efektivitas pengobatan kanker. Metode
pemindaian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
a.
Poto rontgen.
Untuk mendiagnosis kanker kelenjar air liur, foto Rontgen dapat digunakan
pada daerah mulut, rahang, dan gigi agar lokasi kanker dapat diketahui. Selain
itu, foto Rontgen dapat digunakan pada daerah dada untuk menentukan apakah
kanker sudah menyebar atau belum.
b.
CT scan.
CT scan merupakan metode pemindaian
menggunakan sinar-X secara lebih detil. Pada diagnosis kanker, CT scan digunakan untuk memperlihatkan
detail jaringan tubuh dan organ dalam. Dengan menggunakan CT scan, dapat diketahui ukuran,
bentuk serta posisi kanker. CT scan juga dapat
membantu mendeteksi pembesaran kelenjar getah bening disekitar kanker serta
mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke organ lain atau belum. Proses
pemindaian menggunakan CT scan dibantu
dengan menginjeksikan bahan kontras ke dalam tubuh untuk menghasilkan gambar
yang lebih baik.
c.
MRI.
Tujuan pemindaian MRI hampir sama dengan CT scan,
yaitu untuk memperlihatkan gambaran jaringan dan organ dalam secara terperinci.
Prinsip kerjanya adalah menggunakan gelombang magnet dan gelombang radio untuk
menghasilkan gambar organ dalam dan beberapa penyakit tertentu. Bahan kontras
yang biasa digunakan pada saat pemindaian MRI adalah gadolinium. Dengan
menggunakan MRI, dokter dapat menentukan lokasi kanker dengan lebih akurat dan
membedakan tumor jinak dengan tumor ganas. Selain itu, sama seperti CT scan, MRI dapat menggambarkan
kelenjar getah bening di sekitar kanker yang mengalami pembesaran.
d.
PET scan.
Berbeda dengan pemindaian menggunakan metode MRI atau CT scan, PET scan akan mendeteksi aktivitas
seluler yang abnormal. Jika pada MRI atau CT scan jaringan
kanker akan dibedakan dari ukurannya, pada PET scan
jaringan kanker akan dibedakan berdasarkan aktivitasnya yang lebih tinggi.
Bahan yang digunakan dalam PET scan umumnya
adalah gula radioaktif (gula tipe FDG). Dikarenakan sel kanker memiliki
aktivitas yang lebih tinggi dibanding sel normal, gula radioaktif di daerah
kanker akan terserap lebih cepat dibanding gula di daerah sel normal. Kamera
khusus akan digunakan untuk memperlihatkan perbedaan penyerapan gula radioaktif
tersebut sebagai penanda daerah kanker.
e.
Pemeriksaan ultrasound (USG).
Tes ini menggunakan gelombang suara yang dipantulkan oleh tubuh sehingga
menghasilkan citra organ dalam. Lokasi ultrasound yang digunakan untuk
mendeteksi kanker kelenjar air liur biasanya pada daerah leher.
·
Biopsi.
Metode diagnosis kanker menggunakan biopsi memberikan hasil yang lebih
akurat dibandingkan metode lain. Metode biopsi dilakukan dengan mengambil
sampel jaringan tubuh yang diduga sebagai kanker kemudian diperiksa dengan
mikroskop. Biopsi dibedakan menjadi beberapa metode berdasarkan cara memperoleh
jaringan yang diinginkan, yaitu:
a.
Biopsi jarum halus (fine needle aspiration).
Biopsi jarum halus dilakukan dengan mengambil jaringan tubuh menggunakan
jarum halus tanpa dilakukan pembedahan. Pasien akan diberikan anestesi lokal
kemudian akan diambil jaringannya seperi pengambilan darah biasa. Dokter dapat
melakukan biopsi jarum halus jika tidak yakin apakah benjolan di area wajah
merupakan tumor jinak, tumor ganas, atau pembengkakan akibat infeksi. Sampel
jaringan yang diambil menggunakan biopsi jarum halus harus mencukupi untuk
analisa agar dapat dihasilkan diagnosis yang akurat. Jika hasil diagnosis
menggunakan biopsi jarum halus tidak terlalu akurat, metode biopsi lain yang
lebih ekstensif dapat dilakukan.
b.
Biopsi insisi.
Biopsi
insisi dilakukan dengan cara melakukan irisan kecil di bagian tumor untuk
mengambil jaringan lebih banyak dibandingkan menggunakan biopsi jarum halus.
Sampel jaringan kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan
mikroskop.
Kanker kelenjar air liur termasuk penyakit yang jarang
terjadi pada manusia. Oleh karena itu, biasanya dokter tidak merekomendasikan
untuk melakukan pemeriksaan skrining kanker tanpa adanya gejala pada penderita.
Selain itu, dikarenakan lokasi kanker yang mudah diamati, kanker kelenjar air
liur cukup mudah ditemukan dan didiagnosis pada stadium awal.
Pembagian
Stadium Kanker Kelenjar Air Liur
Klasifikasi stadium kanker menunjukkan penyebaran kanker di
dalam tubuh penderita. Klasifikasi stadium kanker berperan penting dalam
menentukan pengobatan yang tepat dan efektif, serta memprediksi kesembuhan
pasien dari kanker. Terdapat dua sistem pembagian stadium kanker, yaitu sistem
TNM dan sistem Stadium I-IV. Pembagian kanker berdasarkan sistem klasifikasi
TNM adalah sebagai berikut:
·
T (Tumor).
Menunjukan ukuran kanker primer dan apakah sudah menyebar ke jaringan di
sekitarnya atau belum. Ukuran kanker ditulis dengan angka 0-4 yang menunjukkan
tingkat keganasan tumor dan X yang berarti tingkat keganasan tumor tidak bisa
dipastikan.
·
N (Nodes).
Menunjukkan apakah kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening (lymph node) di sekitar kanker atau
belum. Ukuran penyebaran kanker ditulis dengan angka 0-4 yang menunjukkan
penyebaran kanker dan X yang berarti tingkat penyebaran kanker tidak bisa
dipastikan.
·
M (Metastasis).
Menunjukkan
apakah kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya atau belum (kanker
sekunder). Ukuran penyebaran metastasis ditulis dengan angka 0-1.
Pembagian keganasan kanker berdasarkan sistem stadium I-IV
dapat dijelaskan sebagai berikut:
·
Stadium I.
Menunjukkan bahwa kanker masih berukuran kecil, kira-kira tidak lebih
dari 2 cm serta belum menyebar ke jaringan sekitar kanker. Pada stadium I,
kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening di dekat kanker ataupun menyebar
ke organ tubuh lain.
·
Stadium II.
Menunjukkan bahwa kanker sudah tumbuh kira-kira lebih dari 2 cm, namun
belum terjadi penyebaran. Pada stadium II, kanker belum menyebar ke kelenjar
getah bening lokal ataupun ke organ tubuh lain.
·
Stadium III.
Menunjukkan bahwa kanker sudah membesar melebihi kira-kira 4 cm dan sudah
menyebar ke jaringan di sekitar kanker. Pada beberapa kasus, kanker stadium III
sudah menyebar ke kelenjar getah bening lokal. Namun biasanya pada stadium ini,
belum terjadi penyebaran baik ke kelenjar getah bening lokal maupun ke organ
tubuh lain.
·
Stadium IV.
Pada
awal stadium IV (stadium IV A), kanker sudah menyebar ke jaringan di sekitar
kanker serta kelenjar getah bening lokal, namun belum ke organ tubuh lain. Pada
akhir stadium IV (stadium IV B), sel kanker sudah menyebar ke jaringan sekitar,
kelenjar getah bening, serta menyebar ke organ tubuh lain.
Pengobatan Kanker
Kelenjar Air Liur
Setelah dilakukan diagnosis terhadap kanker serta dilakukan
penentuan stadium kanker, dokter akan memberikan pengobatan kepada pasien.
Faktor-faktor yang menentukan jenis pengobatan kanker kelenjar air liur pada
seseorang antara lain:
·
Jenis kanker kelenjar air liur yang diderita.
·
Stadium kanker.
·
Penyebaran kanker.
·
Tingkatan kanker berdasarkan pengamatan
mikroskop.
·
Pengaruh dari jenis pengobatan terhadap
kemampuan berbicara, menelan, dan mengunyah pasien.
·
Kondisi kesehatan pasien secara umum.
Beberapa metode pengobatan kanker kelenjar air liur yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
·
Pembedahan.
Pembedahan merupakan metode yang paling efektif untuk menghilangkan
kanker kelenjar air liur, terutama pada kanker kelenjar parotis karena
kebanyakan kanker kelenjar air liur terjadi di kelenjar parotis. Pembedahan
untuk mengangkat kelenjar parotis disebut parotidektomi.
Terdapat dua jenis parotidektomi yaitu parotidektomi superfisial dan
parotidektomi total. Parotidektomi superfisial dilakukan jika kanker hanya
terjadi pada bagian permukaan kelenjar parotis dan memotong bagian tersebut.
Irisan pada parotidektomi superfisial dibuat seminimal mungkin untuk menjaga
saraf wajah dan tidak mengganggu gerakan otot wajah. Patotidektomi total
dilakukan jika kanker sudah menyebar ke sebagian besar jaringan parotis,
sehingga dilakukan pengangkatan seluruh kelenjar parotis. Jika kanker sudah
menyebar ke jaringan di sekitar parotis, jaringan tersebut juga diangkat untuk
menghilangkan sel kanker semaksimal mungkin, termasuk jaringan saraf.
Jika kanker sudah menyebar ke kelenjar getah benig lokal, diperlukan
pengangkatan kelenjar getah bening tersebut untuk mencegah penyebaran kanker.
Metode pengangkatan kelenjar getah bening disebut limfadenektomi atau diseksi
leher. Selain melakukan pengangkatan kelenjar getah bening, terkadang
dibutuhkan juga pengangkatan jaringan di sekitarnya, seperti jaringan otot,
saraf, pembuluh darah, dan konektor.
Efek samping dari pembedahan umumnya adalah kerusakan jaringan saraf
pasca pembedahan. Pasien yang diberikan pengobatan kanker melalui pembedahan
dapat kehilangan kontrol pada otot wajah. Selain itu, efek samping dari
pembedahan dapat menimbulkan sindrom Frey yang menyebabkan daerah wajah
berkeringat pada saat mengunyah makanan. Sindrom Frey dapat diatasi melalui
pembedahan tambahan atau obat-obatan.
·
Radoterapi.
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk mematikan sel kanker
dan memperlambat pertumbuhannya. Radioterapi dapat digunakan sebagai pengobatan
kanker primer bersamaan dengan kemoterapi. Selain itu, radioterapi dapat
digunakan sebagai terapi tambahan setelah dilakukan pembedahan, untuk mencegah
kanker muncul kembali. Umumnya untuk pengobatan kanker kelenjar air liur
digunakan radioterapi sinar eksternal. Sumber sinar berenergi tinggi untuk
radiasi dapat berasal dari sinar-X maupun sinar neutron radioaktif. Sinar-X
merupakan jenis sinar yang paling banyak digunakan untuk radioterapi, sedangkan
sinar neutron merupakan terobosan baru di dalam pengobatan kanker. Sinar
neutron diperkirakan lebih efektif dalam mengobati kanker, namun menghasilkan
efek samping lebih banyak dibanding radioterapi menggunakan sinar-X.Efek
samping dari radioterapi yang paling banyak terjadi adalah berkurangnya poduksi
air liur sehingga mulut menjadi kering. Efek samping lain dari radioterapi
antara lain adalah:
a.
Mual.
b.
Muntah.
c.
Kelelahan.
d.
Mulut dan tenggorokan kering.
e.
Sulit menelan.
f.
Parau.
g.
Kurangnya kepekaan lidah.
h.
Nyeri dan kerusakan pada tulang.
i.
Meningkatkan masalah pada gigi.
·
Kemoterapi.
Kemoterapi merupakan terapi menggunakan obat-obatan antikanker yang
diberikan melalui intravena atau oral. Kemoterapi tidak terlalu sering
digunakan dalam mengobati kanker kelenjar air liur, kecuali pada pasien yang sudah
menderita kanker stadium IV (metastasis). Kemoterapi umumnya digunakan
bersamaan dengan radioterapi agar pengobatan radioterapi pada kanker kelenjar
air liur lebih efektif. Dokter akan memberikan kemoterapi pada pasien selama
3-4 minggu bersamaan dengan radioterapi. Efek samping yang dapat timbul dari
kemoterapi adalah:
a.
Mulut kering.
b.
Rambut rontok.
c.
Kehilangan nafsu makan.
d.
Mual dan muntah.
e.
Diare.
f.
Konstipasi.
g.
Meningkatnya risiko terkena infeksi.
h.
Lebam atau pendarahan akibat kurangnya trombosit.
i.
Kelelahan.
Pasca dilakukan pembedahan untuk mengangkat kanker, pada
beberapa kasus diperlukan pembedahan rekonstruksi. Pembedahan rekonstruksi
diperlukan untuk menjaga fungsi organ tubuh di sekitar kanker, seperti mulut
dan rahang, agar dapat berfungsi dengan normal. Selain itu, pembedahan
rekonstruksi dilakukan untuk menjaga penampilan wajah pasien sebaik mungkin,
serta membantu pasien untuk dapat makan, minum dan berbicara dengan normal.
Pembedahan rekonstruksi dilakukan jika kanker sudah menyebar
ke organ di sekitar kelenjar parotis seperti tulang, otot dan saraf wajah.
Kondisi ini mengharuskan dokter untuk membuang jaringan-jaringan tersebut untuk
mencegah kanker muncul kembali. Pembedahan rekonstruksi dapat memanfaatkan
metode cangkok kulit dari bagian lain untuk memperbaiki daerah wajah, mulut,
dan rahang. Pada beberapa orang, implan gigi juga diperlukan untuk mengganti
bagian gigi dan rahang yang dibuang pasca pembedahan.
Pengobatan kanker kelenjar air liur dapat bervariasi sesuai
dengan perkembangan kanker pada pasien. Secara umum, kombinasi pengobatan yang
diberikan pada pasien sesuai dengan stadium kankernya adalah sebagai berikut:
·
Kanker stadium I.
Pada pasien kanker kelenjar air liur stadium I, pengobatan utama yang
diberikan adalah pembedahan untuk menghilangkan kanker. Radioterapi dapat
diberikan jika pasien menderita karsinoma kistik adenoid tingkat menengah atau
ganas. Radioterapi dapat diberikan juga pasca pembedahan untuk membunuh kanker
yang tidak terbuang melalui pembedahan.
·
Kanker stadium II.
Pada pasien kanker kelenjar air liur stadium II, pengobatan utama yang
diberikan adalah pembedahan yang lebih ekstensif dibanding pada kanker stadium
I. Selain pengangkatan kanker, dokter dapat juga membuang kelenjar getah bening
yang terkena kanker. Radioterapi digunakan sebagai terapi tambahan untuk
membunuh sisa-sisa sel kanker.
·
Kanker stadium III.
Pada pasien kanker stadium III, pembedahan secara ekstensif merupakan
langkah utama pengobatan kanker. Pembedahan melibatkan pengangkatan kelenjar
air liur, nodus limfa, dan jaringan sekitar kanker. Radioterapi dan kemoterapi
diberikan untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang tersisa pasca pembedahan dan
mencegah metastasis sel kanker.
·
Kanker stadium IV.
Pada
pasien kanker stadium IV, pengobatan utama adalah melalui pembedahan. Namun
sebelum pembedahan dilakukan, kanker yang ada pada pasien dikecilkan terlebih
dahulu melalui radioterapi dan kemoterapi. Jika dokter berkesimpulan bahwa sel
kanker dapat dihilangkan menggunakan pembedahan, dapat dilakukan pembedahan
ekstensif. Setelah itu, kemoterapi dan radioterapi dapat diberikan kembali
untuk menghambat pertumbuhan kanker yang sudah menyebar ke organ lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar