Pengertian Jet Lag
Jet lag adalah perubahan waktu tidur sementara atau
merasa lelah dan kebingungan setelah perjalanan panjang dengan melintasi
beberapa zona waktu menggunakan pesawat terbang. Gejala yang umumnya terjadi
akibat jet lag adalah gangguan pada pola tidur, rasa selalu mengantuk, dan
kelelahan.
Yang Menyebabkan Terjadinya Jet Lag
Jet lag adalah dampak dari perjalanan jarak jauh
dengan pesawat hingga melintasi beberapa zona waktu, dalam waktu yang relatif
singkat. Akibatnya, kebiasaan fisik tubuh menjadi terganggu.
Berikut ini adalah
beberapa hal yang berkaitan dengan terjadinya jet lag:
·
Jam internal.
Jam
internal atau ritme sirkadian adalah jam biologis yang mengatur siklus tubuh
selama 24 jam. Jika jam internal terganggu, tubuh dapat mengalami jet lag.
Jam biologis sendiri tersebar di seluruh tubuh dan terdiri dari
kelompok-kelompok sel yang saling berinteraksi. Seluruh kelompok sel ini
dikendalikan oleh jam utama di dalam otak yang bertugas menyelaraskan seluruh
jam internal tubuh. Secara berkelanjutan, tubuh memiliki respons tersendiri
terhadap cahaya dan kegelapan, yaitu kondisi yang juga menentukan waktu bangun
dan tidur. Rutinitas ini akan terganggu ketika seseorang melakukan perjalanan
jauh menuju zona waktu yang berbeda. Hanya dalam penerbangan selama beberapa
jam, tubuh sudah bisa berada di zona waktu yang berbeda. Perjalanan yang cukup
cepat ini membuat tubuh harus menyelaraskan dan menyusun ulang ritme sirkadian.
Beberapa penyesuaian yang harus dilakukan tubuh antara lain:
a.
Perbedaan kemunculan cahaya.
b.
Perbedaan datangnya gelap atau malam.
c.
Perbedaan waktu makan.
d.
Perbedaan suhu udara.
·
Arah perjalanan.
Arah
perjalanan seseorang juga akan menentukan tingkat keparahan jet lag
yang dialami. Saat bepergian ke arah barat, gejala jet lag yang dialami
biasanya akan lebih ringan. Hal ini disebabkan tubuh lebih mudah menyesuaikan
diri dengan hari yang lebih panjang. Dengan kata lain, waktu yang dijalani akan
bertambah saat bepergian ke barat dan begitu pula sebaliknya. Lebih mudah untuk
menunda waktu tidur beberapa jam daripada memaksakan untuk tidur lebih cepat.
Faktor Resiko Jet Lag
Sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami jet lag
atau memperparah kondisi jet lag di antaranya adalah:
·
Jumlah zona waktu yang dilintasi cukup banyak.
·
Usia yang sudah senja.
·
Kurang cairan atau dehidrasi.
·
Mengonsumsi minuman keras dan kopi selama
penerbangan.
·
Kurang tidur.
·
Stres.
Gejala Jet Lag
Jet lag memiliki gejala yang berbeda-beda diantaraorang yang
mengalaminya. Jarak dan jumlah zona waktu yang dilintasi akan berpengaruh
kepada tingkat keparahan gejala yang muncul. Gejala jet lag biasanya mulai
dirasakan setelah melintasi setidaknya tiga zona waktu. Jika melakukan
penerbangan pendek melintasi kurang dari
tiga zona waktu, hanya merasakan gejala
ringan. Gejala yang terjadi biasanya membaik dalam dua hari, terganrung kepada
kecepatan tubuh dalam menyeseuaikan diri dengan zona waktu yang baru.
Beberapa gejala jet lag diantaranya adalah:
·
Gangguan tidur, seperti insomnia, tidur
berlebihan atau bangun terlalu cepat.
·
Gangguan pencernaan, seperti konstipasi atau diare.
·
Merasa kelelahan atau kehabisan energi.
·
Merasa tidak enak badan.
·
Kebingungan, dan sulit berkonsentrasi.
·
Gangguan menstruasi pada wanita.
·
Kehilangan selera makan.
·
Mual dan muntah.
·
Gangguan ingatan.
·
Cemas dan mudah marah.
·
Pusing dan sakit kepala.
·
Nyeri otot.
Pengobatan Jet Lag
Jet lag bukanlah kondisi medis yang serius dan
berkelanjutan. Kondisi ini akan membaik dengan sendirinya dalam jangka waktu
sekitar dua hari. Untuk mengurangi dampak dari jet lag, Anda bisa
berusaha membuat penyesuaian pada jam biologis di zona waktu yang baru,
terutama dalam hal:
·
Makan.
Usahakan
makan sesuai dengan jam makan di zona waktu yang baru.
·
Tidur.
Ikuti
jam tidur pada zona waktu yang baru.
·
Beraktivitas.
Lakukan
aktivitas di luar ruangan agar tubuh lebih mudah menyesuaikan dengan rutinitas
yang baru.
Jika diharuskan mengonsumsi obat ketika bepergian jauh dan
melintasi beberapa zoba waktu, tanyakan kepada dokter sebelum
melakukanperjalanan. Berikut ini adalah contoh obat atau terapi yang mungkin
disarankan dokter kepada penderita jet
lag:
·
Melatonin.
Melatonin
adalah hormon tubuh yang berfungsi memberi tahu otak jika tubuh membutuhkan tidur.
Saat Anda kesulitan tidur di malam hari setelah tiba di zona waktu yang baru,
Anda mungkin akan diberikan obat yang mengandung hormon melatonin untuk
memudahkan tidur. Tapi kepastian apakah obat ini efektif untuk mengatasi jet
lag masih belum bisa dibuktikan secara pasti.
·
Pil tidur.
Obat
ini sangat membantu bagi beberapa orang yang mengalami jet lag.
Tapi karena obat ini bisa membuat kecanduan, maka dokter jarang menganjurkan
konsumsi obat ini lebih dari beberapa hari. Obat ini juga dapat menimbulkan
efek samping, seperti sakit kepala, diare, dan hidung berair.
·
Terapi cahaya.
Jam
internal atau ritme sirkadian seseorang dipengaruhi oleh paparan cahaya
matahari. Saat bepergian melintasi zona waktu, tubuh seseorang juga harus
beradaptasi dengan jadwal baru terbit dan tenggelamnya matahari. Terapi cahaya
dapat mempermudah proses adaptasi seseorang, dengan cara menyorotkan cahaya
buatan yang meniru cahaya matahar ke mata pasien selama beberapa waktu.
Pencegahan Jet Lag
Tidak ada cara yang bisa digunakan untuk mencegah jet lag,
terlebih jika Anda bepergian melintas beberapa zona waktu. Namun Anda bisa
menurunkan efek dari jet lag itu sendiri. Jika perjalanan yang Anda lakukan
tidak terlalu lama, misalnya sekitar 3 hari, Anda bisa tetap menjalani zona
waktu daerah asal agar jam biologis tubuh tidak terganggu. Berikut ini adalah
beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan efek dari jet lag:
·
Mengubah rutinitas tidur.
Sesuaikan
waktu tidur dengan waktu tempat tujuan Anda beberapa hari sebelum berangkat.
·
Membatasi paparan cahaya terang.
Sebab
paparan cahaya terang menjadi salah satu hal yang mempengaruhi jam internal
tubuh.
·
Tidur yang cukup.
Usahakan
untuk tidur secukupnya sebelum Anda melakukan penerbangan. Kelelahan bisa
memperburuk gejala jet lag yang Anda alami.
·
Menghindari dehidrasi.
Pastikan
untuk mengonsumsi banyak air putih ketika Anda dalam perjalanan dan setelah
sampai di tujuan. Hal ini bertujuan untuk melawan efek dari udara kering di
dalam kabin pesawat dan mencegah dehidrasi.
·
Batasi konsumsi kafein dan minuman keras.
Sebaiknya
hindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein. Kedua bahan ini bisa
meningkatkan risiko dehidrasi dan memperparah gejala jet lag
yang dialami.
·
Istirahat selama perjalan.
Lakukan
tidur beberapa waktu selama Anda dalam perjalanan.
·
Sampai ditujuan lebih awal.
Jika Anda
bepergian jauh (misalnya untuk sebuah rapat yang penting), usahakan untuk bisa
tiba di tujuan beberapa hari lebih awal. Ini akan memberikan tubuh waktu untuk
beradaptasi dengan perubahan pola tidur yang terjadi.
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar