Kamis, 31 Agustus 2017

LEMAH JANTUNG



Pengertian Lemah Jantung

Kardiomiopati atau lemah jantung adalah penyakit yang berhubungan dengan miokard atau otot jantung. Penyakit ini tidak berkaitan dengan penyakit arteri jantung, katup jantung, atau darah tinggi, namun memiliki beberapa tingkatan disfungsi otot jantung yang dapat disebabkan oleh penyakit lain. Kardiomiopati dapat menjadi penyebab detak jantung yang lemah ataupun tidak beraturan hingga gagal jantung pada penderitanya.

Sebagian kasus kardiomiopati merupakan penyakit turunan dan banyak ditemui pada anak kecil serta orang yang berusia muda. Ada empat tipe utama kardiomiopati, yaitu dilated cardiomyopathy, hypertrophic cardiomyopathy, restrictive cardiomyopathy, dan arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy. Pengobatan penyakit ini akan bergantung kepada seberapa serius jenis kardiomiopati yang diderita.

Penyebab Lemah Jantung

Kardiomiopati atau lemah jantung terjadi ketika miokard tidak dapat memompa dan mengirimkan darah ke seluruh bagian tubuh. Selain dipengaruhi oleh struktur otot jantung yang abnormal, gangguan fungsi ini juga terkait dengan beberapa faktor risiko, di antaranya:

·         Rusaknya jaringan jantung akibat serangan jantung yang sebelumnya dialami.

·         Denyut jantung yang berdetak terlalu cepat dalam jangka panjang.

·         Kondisi genetik yang diturunkan.

·         Penderita tekanan darah tinggi jangka panjang.

·         Gangguan pada katup jantung.

·         Kekurangan vitamin dan mineral yang penting bagi tubuh, seperti vitamin B1.

·         Gangguan metabolisme, seperti diabetes, obesitas, atau penyakit kelenjar tiroid.

·         Penyalahgunaan alkohol seperti kebiasaan minum minuman beralkohol berlebihan selama bertahun-tahun.

·         Komplikasi pada kehamilan.

·         Pengonsumsian amfetamin, kokain, atau steroid anabolik.

·         Pengonsumsian obat kemoterapi dan terapi radiasi untuk mengobati kanker.

·         Amyloidosis atau gangguan yang dapat memicu produksi protein abnormal.

·         Hemochromatosis atau penumpukan zat besi pada otot jantung.

·         Sarcoidosis atau kondisi tertentu yang dapat menyebabkan inflamasi dan tumbuhnya gumpalan sel pada jantung dan organ tubuh lain.

·         Infeksi tertentu, termasuk hepatitis C, dapat mencederai jantung dan memicu kardiomiopati.

·         Gangguan pada jaringan ikat tubuh.

Faktor-faktor di atas akan memberikan gangguan yang berbeda-beda pada fungsi otot jantung. Disfungsi otot jantung yang utama terbagi ke dalam beberapa jenis berikut.

·         Restrictive cardiomyophaty.

Kondisi yang cukup langka ini dapat diakibatkan oleh terjadinya penumpukan protein abnormal atau zat besi pada otot jantung. Selain itu dapat disebabkan juga oleh kondisi amyloidosis, sarcoidosis, kelainan pada sel darah yang dapat merusak jantung, gangguan pada jaringan ikat tubuh, dan gangguan lain yang tidak diketahui sumbernya. Penyakit ini umumnya terjadi pada orang berusia lanjut walau dapat juga terjadi pada segala usia.

Gangguan ini timbul sebagai akibat kakunya otot jantung sehingga jantung tidak dapat mengembang dengan baik yang berujung pada terhambatnya aliran darah ke dalam jantung.

·         Hypertrophic cardiomyopathy.

Kondisi ini sebagian besar diakibatkan oleh kondisi genetik yang menurun di dalam keluarga dan dapat terjadi pada segala usia. Gangguan timbul akibat menebalnya otot jantung secara abnormal, khususnya pada ventrikel kiri jantung. Penebalan ini mengakibatkan jantung menjadi sulit untuk memompa darah.


·         Dilated cardiomyopathy.

Kondisi ini dapat diakibatkan oleh pengonsumsian obat-obatan, obat kemoterapi, alkohol, infeksi, kondisi penyakit jantung koroner, hingga penyebab yang tidak diketahui.

Penyakit ini umumnya terjadi pada pria paruh baya atau penderita dengan sejarah kardiomiopati dalam keluarganya. Gangguan timbul dikarenakan ruang ventrikel jantung sebelah kiri penderita tidak dapat berkontraksi dan memompa darah dengan baik. Hal ini menyebabkan ventrikel kiri membesar dan menghambat darah mengalir ke luar jantung.

·         Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy.

Tipe kardiomiopati ini tergolong langka. Sebagian kasus merupakan penyakit turunan yang sering disebabkan oleh mutasi pada satu gen atau lebih. Gangguan ini timbul karena terdapat kelainan pada protein yang merekatkan sel otot jantung. Sel otot jantung abnormal yang mati kemudian digantikan oleh sel baru yang berlemak dan berserat (jaringan parut), menyebabkan ruang jantung menjadi tipis dan meregang. Sel baru ini kemudian menghalangi jantung untuk memompa dan menyebarkan darah ke seluruh tubuh. Penyakit ini dapat terjadi pada segala usia dan penderita biasanya memiliki ritme denyut jantung yang bermasalah.

Pengidap penyakit kardiomiopati berisiko mengalami gagal jantung atau penyakit jantung lainnya. Memiliki informasi yang cukup mengenai penyakit ini dapat membantu Anda mengenali gejala kardiomiopati lebih awal.

Gejala Lemah Jantung

Kardiomiopati atau lemah jantung adalah penyakit yang dapat muncul pada usia muda serta dapat menyebabkan kematian mendadak bagi penderitanya. Waspadai munculnya gejala kardiomiopati khususnya pada mereka yang memiliki sejarah gagal jantung dalam keluarga. Berikut adalah gejala gangguan otot jantung yang patut diperhatikan dan dikenali bentuknya:

·         Pembengkakan pada tungkai, kaki, dan pergelangan kaki.

·         Batuk saat berbaring.

·         Perut kembung yang diakibatkan oleh adanya cairan.

·         Kelelahan.

·         Kesulitan bernapas bahkan saat beristirahat.

·         Denyut jantung yang tidak beraturan.

·         Pusing dan pingsan.

·         Sakit pada dada.

Dalam beberapa kasus, penderita kardiomiopati mungkin tidak menampakkan atau merasakan gejala-gejala ini. Segera hubungi dokter jika Anda mengalami kesulitan saat bernapas, sakit dada yang berlangsung lebih dari beberapa menit, ataupun pingsan.

Diagnosi Lemah Jantung

Kardiomiopati dapat didiagnosis melalui serangkaian tes berdasarkan gejala yang dirasakan pasien. Selain pemeriksaan fisik, dokter akan menanyakan riwayat penyakit dalam keluarga. Tes-tes lain yang mungkin dijalani oleh pasien pemilik gejala kardiomiopati adalah:

·         Elektrokardiogram (EKG), menilai impuls listrik untuk mengecek apakah ada gangguan aktivitas listrik pada jantung. Tes EKG dapat mendeteksi gangguan yang mengakibatkan ritme denyut jantung tidak beraturan, aritmia, atau gangguan lain yang bisa berdampak kepada aktivitas jantung.

·         Ekokardiografi, digunakan untuk mengetahui sebaik apa jantung berfungsi melalui gelombang suara. Tes ini akan memberikan pencitraan terhadap ukuran, denyut, dan katup jantung agar dokter bisa mendapatkan diagnosis yang tepat.

·         Treadmill stress test, dilakukan untuk memantau tingkat stres yang dapat ditoleransi jantung ketika pasien beraktivitas. Tes juga akan mempelajari sebaik apa kerja jantung dengan mengamati ritme pernapasan, tekanan darah, dan ritme jantung selama uji fisik berlangsung.

·         Kateterisasi jantung, dilakukan dengan cara memasukkan selang kecil melalui selangkangan untuk memeriksa keadaan pembuluh darah jantung. Selain itu, prosedur ini dapat digunakan untuk mengukur tekanan dalam ruang jantung. Selain itu dokter juga dapat melakukan angiogram koroner, yaitu dengan cara memasukkan sejenis cairan pewarna untuk memastikan tidak ada pembuluh darah yang tersumbat. Prosedur ini biasanya dilakukan saat dokter membutuhkan pencitraan jantung yang lebih baik selain hasil foto X-ray.

·         Tes darah, diambil untuk mengecek fungsi kelenjar tiroid, hati, dan ginjal serta memonitor kadar zat besi dalam darah.

·         Tes atau screening genetik, khususnya dilakukan pada pasien yang memiliki sejarah kardiomiopati dalam keluarga. Konsultasi bersama keluarga sangat disarankan sebelum menjalankan tes ini.

·         X-ray pada bagian dada, digunakan untuk mengetahui jika terjadi pembesaran jantung pada pasien pengidap gejala kardiomiopati.

·         MRI jantung, biasanya dilakukan untuk menunjang hasil tes ekokardiografi dan untuk memastikan diagnosis akhir.

·         CT Scan jantung, dilakukan untuk memperkirakan ukuran jantung serta memantau fungsi jantung dan kondisi katup jantung.

Penderita kardiomiopati akan memerlukan pemeriksaan menyeluruh terhadap fungsi jantung, termasuk memonitor risiko terjadinya aritmia yang serius. Inilah sebabnya gejala yang muncul sebaiknya segera dikonsultasikan kepada dokter agar terhindar dari komplikasi yang berujung kematian.

Pengobatan Lemah Jantung

Kardiomiopati atau lemah jantung memiliki beberapa pilihan pengobatan yang mengacu pada gejala serta tipe kardiomiopati yang diderita. Namun fokus tindakan pengobatan penyakit ini adalah mencegah terjadinya komplikasi serius dan kematian mendadak.

Berikut adalah tindakan pengobatan yang dilakukan berdasarkan tipe kardiomiopati yang diderita, jenis tindakan dapat berupa pemberian obat maupun tindakan medis:

·         Dilated cardiomyopathy.

Dapat ditangani dengan obat-obatan atau implan defibrilator kardioversi yang ditanamkan di dalam tubuh. Obat yang diberikan berfungsi menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah, memperlambat denyut jantung, mencegah darah menggumpal, dan mengeluarkan kelebihan cairan dalam tubuh. Selain obat, pemasangan implan defibrilator kardioversi di dalam tubuh berfungsi memantau dan mengontrol ritme jantung. Alat pacu jantung juga dapat direkomendasikan untuk mengurangi risiko timbulnya masalah pada detak jantung.

·         Hypertrophic cardiomyopathy.

Dapat ditangani dengan tindakan medis maupun pemberian obat. Obat-obatan dapat mengurangi tenaga pompa jantung, menstabilkan ritmenya, dan membuat jantung menjadi lebih rileks. Jika pasien berada dalam risiko yang tergolong serius, maka implan defibrilator kardioversi dapat digunakan untuk mengurangi masalah denyut jantung yang tidak beraturan. Tindakan medis lainnya yang dapat dilakukan adalah septal myectomy, yaitu pengambilan dinding otot jantung (septum) yang menebal guna melancarkan aliran darah sekaligus mengurangi regurgitasi katup mitral. Selain itu dapat dilakukan ablasi terhadap otot jantung yang menebal agar persediaan darah dapat mengalir melalui area tersebut. Prosedur yang disebut dengan septal ablation ini, menggunakan suntikan alkohol pada otot jantung yang ingin dihancurkan.

·         Restrictive cardiomyophaty.

Membutuhkan pengobatan yang lebih terfokus kepada pengurangan gejala. Dokter akan memantau asupan garam dan air tiap hari. Pasien akan dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan diuretik yang dapat menambah frekuensi buang air kecil jika pasien memiliki masalah dengan level sodium atau ketika tubuh menampung terlalu banyak air. Obat lain juga dapat diresepkan untuk mengurangi tekanan darah atau ritme denyut jantung yang abnormal. Jika penyakit ini disebabkan oleh amyloidosis, maka pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi penyakit tersebut.

·         Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy.

Dapat ditindaklanjuti dengan pemberian obat-obatan yang dapat mengatur ritme denyut jantung. Obat-obatan juga dapat diberikan pada pasien pengguna kardioversi fibrilasi, namun masih memiliki ritme denyut jantung yang cepat. Selain pemasangan implan defibrilator kardioversi, pasien dapat ditangani menggunakan prosedur radio frequency ablation. Pengangkatan jaringan tubuh ini menggunakan kateter untuk mengalirkan elektroda yang akan menghancurkan jaringan jantung penyebab gangguan ritme jantung.

·         Ventricular assist devices (VAD).

Digunakan untuk melancarkan sirkulasi darah di dalam jantung. Alat ini dapat digunakan dalam jangka waktu panjang maupun pendek. Contoh penggunaannya bisa selama pasien menunggu proses transplantasi jantung. Alat ini juga digunakan saat prosedur lain tidak memberikan hasil yang diinginkan.

·         Transplantasi jantung.

Prosedur ini adalah pilihan pengobatan terakhir yang diambil ketika semua prosedur pengobatan tidak efektif atau pada kondisi gagal jantung yang kronis.

Sebagian besar pengobatan tidak lepas dari pengaruh efek samping bagi kesehatan. Penting bagi pasien untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin tentang penyakit yang diderita agar tidak berlanjut menjadi komplikasi. Konsultasi dokter juga sangat disarankan selama proses pengobatan berlangsung.

·         Komplikasi kardiomiopati.

Kardiomiopati atau lemah jantung dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera didiagnosis dan ditangani dengan baik. Beberapa komplikasi yang dapat timbul, di antaranya penggumpalan darah hingga terhambatnya aliran ke organ tubuh lain, katup jantung yang tidak menutup sempurna hingga berisiko menjadi penyebab aliran darah mengarah kembali ke jantung, atau gagal jantung yang dapat berujung kepada kematian mendadak. Segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan sebelum kondisi kesehatan bertambah parah dan memicu penyakit komplikasi.

Pencegahan Lemah Jantung

Kardiomiopati atau lemah jantung termasuk kondisi yang belum bisa disembuhkan, sehingga selain penanganan gejala yang baik, penderita dapat mencegah atau mengurangi komplikasi penyakit ini dengan memulai kebiasaan hidup yang lebih sehat. Beberapa perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan:

·         Kurangi berat badan jika Anda tergolong mengalami obesitas.

·         Mulailah kebiasaan olahraga yang tidak terlalu berat bagi jantung.

·         Hentikan kebiasaan merokok.

·         Kurangi konsumsi minuman beralkohol.

·         Atur waktu dengan baik demi mendapatkan waktu tidur yang cukup.

·         Perhatikan asupan makanan dengan menerapkan diet sehat tiap hari, termasuk mengurangi kadar garam dan sodium.

·         Hindari stres.

·         Jadwalkan kunjungan rutin ke dokter untuk memantau kondisi kesehatan atau jika Anda mengidap penyakit lain di saat bersamaan.

·         Pastikan untuk mengikuti anjuran dokter saat mengonsumsi obat-obatan.

Tidak pernah terlambat untuk memulai perubahan yang berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan Anda. Perbanyak pengetahuan mengenai penyakit yang diderita, serta informasikan kepada dokter jika terdapat riwayat kardiomiopati di dalam keluarga untuk mendapatkan penanganan awal demi mengurangi risiko penyakit bertambah parah atau timbulnya komplikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar