Pengertian
Kista Ginjal
Kista ginjal adalah kantong berbentuk bulat atau oval dan
berisi cairan yang terbentuk di dalam ginjal. Kondisi ini sebagian besar
dialami oleh pria berusia di atas 50 tahun.
Kista pada ginjal dapat muncul sebagai kelainan bawaan dari
lahir, misalnya pada penyakit ginjal polikistik. Separuh penderita penyakit
progresif ini mengalami gagal ginjal, sehingga memerlukan cuci darah atau
tranplantasi ginjal pada usia 60 tahun. Kista ginjal yang umum terjadi
adalah kista ginjal sederhana. Kista ini merupakan kista jinak dan tidak
berkembang menjadi kanker, serta jarang menyebabkan komplikasi.
Keberadaan kista ginjal dapat terdeteksi melalui tes
pemindaian dan umumnya tidak membutuhkan pengobatan. Meski demikian, ukuran
kista ginjal sederhana dapat bertambah besar hingga dua kali lipat dalam
waktu sepuluh tahun. Penanganan kista ginjal sederhana harus dilakukan apabila
menimbulkan gejala yang dapat mengganggu fungsi ginjal.
Gejala Kista
Ginjal
Kista ginjal sederhana biasanya tidak menimbulkan tanda atau
gejala tertentu. Gejala akan muncul ketika kista tumbuh cukup besar atau
menekan organ lain. Gejala-gejala tersebut di antaranya adalah:
·
Demam, menggigil, atau gejala infeksi lainnya.
·
Rasa sakit atau nyeri yang muncul pada punggung,
pinggang, atau perut bagian atas.
·
Sering buang air kecil.
·
Darah dalam urine atau urine berwarna gelap.
·
Fungsi ginjal yang menurun (jarang sekali
terjadi).
Selain gejala kista ginjal di atas, terdapat pula gejala
lainnya, terutama pada penyakit ginjal polikistik, yaitu berupa:
·
Tekanan darah tinggi (hipertensi).
·
Perut terasa nyeri atau bengkak.
·
Nyeri di bagian belakang ginjal akibat mengalami
pembengkakan.
·
Adanya protein dalam urine.
·
Ditemukannya batu ginjal.
Penyebab
Kista Ginjal
Berbeda dengan penyakit ginjal polikistik yang disebabkan
oleh faktor keturunan, penyebab kista ginjal sederhana masih belum dipahami
sepenuhnya. Namun, diduga kantong ginjal ini terbentuk ketika lapisan
permukaan ginjal mulai melemah, dan membentuk kantong (divertikulum). Kantong
tersebut kemudian terisi cairan, terlepas dan menjadi kista. Kondisi ini
umumnya terjadi seiring pertambahan usia. Pria yang berusia lebih dari 50 tahun
lebih berisiko untuk terkena kista ginjal sederhana.
Diagnosis
Kista Ginjal
Selain pemeriksaan fisik, beberapa tes penunjang juga
dibutuhkan dalam menetapkan diagnosis. Tes-tes tersebut meliputi:
·
Pencitraan.
Terutama dilakukan untuk mendeteksi adanya kista ginjal melaui gambar
yang dihasilkan. Pemeriksaan bisa dilakukan dengan USG. Namun untuk mendapatkan gambar
ginjal yang lebih mendetail, dokter akan merekomendasikan pemindaian dengan CT scan dan MRI.
·
Pemerikasaan darah.
Pemeriksaan sampel darah di laboratorium dapat memperlihatkan gangguan
yang terjadi pada fungsi ginjal secara keseluruhan.
·
Pemeriksaan urine.
Pengujian
sampel urine dilakukan untuk melihat adanya kandungan darah atau protein di
dalam urine.
Pengobatan
Kista Ginjal
Kista ginjal mungkin tidak memerlukan penanganan khusus
apabila kondisi ini tidak menyebabkan gejala atau tanda-tanda terganggunya
fungsi ginjal di dalam tubuh.
Terkadang, kista ginjal sederhana bisa menghilang dengan
sendirinya tanpa pengobatan.
Begitu kista ginjal terdeteksi, maka penderita disarankan
melakukan pemeriksaan pencitraan ginjal ulang dalam waktu 6 hingga 12 bulan
untuk memantau perkembangan kista tersebut. Jika ukuran kista bertambah
besar dan menimbulkan gejala lain, maka dokter dapat menganjurkan penanganan
kista dengan cara:
·
Operasi pengangkatan kista.
Dalam prosedur ini, dokter membuat sayatan pada kulit untuk mengeluarkan
cairan dari dalam kista. Selanjutnya, dinding ginjal yang terdapat kista
akan dipotong atau dibakar.
·
Drainase kista, diikuti pengisian kista dengan alcohol.
Drainase,
atau pengeringan cairan pada kista, dilakukan dengan menusukkan jarum
kecil melalui kulit hingga menembus dinding kista. Setelah cairan keluar,
dokter dapat memberi cairan alkohol pada rongga kista yang membuat jaringan
sekitarnya mengeras untuk mencegah kista terbentuk kembali. Meski
demikian, dalam beberapa kasus, kista masih mungkin untuk muncul dan terisi
cairan lagi.
Jika seseorang menderita kista ginjal, disarankan untuk
menghindari olahraga yang melibatkan kontak fisik, terutama jika ginjal
mengalami pembengkakan yang membuatnya rentan mengalami cedera. Penderita juga
disarankan untuk melakukan pemindaian, pemeriksaan tekanan darah, dan
pemeriksaan laboratorium darah secara rutin untuk memonitor fungsi ginjal.
Selain itu, hindari mengonsumsi obat pereda nyeri antiinflamasi. seperti
ibuprofen atau indomethacin, karena dapat
memperburuk fungsi ginjal.
Komplikasi
Kista Ginjal
Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin muncul
akibat kista ginjal, yaitu:
·
Kista pecah.
Kista ginjal yang pecah dapat menyebabkan rasa sakit cukup parah
pada bagian punggung atau bagian samping, yaitu antara tulang rusuk dan
panggul.
·
Infeksi pada kista.
Jika kista ginjal mengalami infeksi, penderita bisa mengalami rasa sakit
dan demam.
·
Gangguan buang air kecil.
Jika seseorang mengalami sumbatan yang disebabkan oleh kista ginjal, maka
kesulitan buang air kecil bisa terjadi dan dapat menyebabkan pembengkakan pada
ginjal.
·
Gagal ginjal.
Ginjal berfungsi untuk membersihkan material sampah dari tubuh serta
menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia di dalam tubuh. Ketika seseorang
mengalami gagal ginjal, berarti fungsi ginjalnya sudah rusak, sehingga
material sampah dan cairan tertimbun di dalam tubuh. Penyakit ginjal polikistik
bisa menyebabkan kondisi ini.
·
Hipertensi.
Penyakit
ginjal polikistik bisa meningkatkan risiko penderitanya untuk mengalami tekanan
darah tinggi atau hipertensi, karena ginjal memiliki peranan penting dalam
mengendalikan tekanan darah. Jika terjadi hipertensi, maka risiko serangan
jantung dan storke juga meningkat.
Apa polokisty kista ginjal di kanan dan kiri bs sembuh atw berkurang dgn operasi laparoskopi.?? Tnpatransplasi ginjal. Mhon pencerahannya 081280322287.rizky 31th dvonis polikisty stdm akhr mnrt hsl usg hasil kreatin turun naik dr 18,5 skrng 8,8
BalasHapus