Pengertian
Kanker Rahim
Kanker rahim adalah sebuah jenis kanker yang menyerang rahim
atau sistem reproduksi wanita. Kanker ini juga sering disebut kanker
endometrium karena umumnya muncul dengan menyerang sel-sel yang membentuk
dinding rahim atau istilah medisnya endometrium. Selain itu, kanker ini juga
dapat menyerang otot-otot di sekitar rahim sehingga membentuk sarkoma uteri,
namun sangat jarang terjadi.
Gejala Kanker
Rahim
Gejala yang paling umum terjadi dalam kanker rahim adalah
perdarahan vagina. Diperkirakan sekitar 9 dari 10 penderita kanker rahim
mengalami gejala ini.
Meski tidak semua perdarahan abnormal disebabkan oleh kanker
rahim, tapi Anda tetap perlu waspada dan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter
jika ini terjadi. Gejala-gejala lain yang perlu Anda waspadai meliputi:
·
Perdarahan vagina setelah menopause dan di luar
siklus menstruasi.
·
Perdarahan yang berlebihan saat menstruasi.
·
Sekresi vagina berbentuk cairan atau darah
encer.
·
Sakit pada panggul.
·
Nafsu makan menurun.
·
Nyeri saat berhubungan seksual.
·
Kelelahan.
·
Rasa sakit pada perut bagian bawah.
·
Mual.
Penyebab
Kanker Rahim
Penyebab kanker rahim belum diketahui secara pasti. Meskipun
begitu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
kondisi ini, di antaranya:
·
Pejanan terhadap estrogen.
Estrogen merupakan salah satu hormon yang berfungsi untuk mengatur sistem
reproduksi wanita. Bersama dengan progesteron, mereka bekerja sama untuk
mengatur keseimbangan sistem reproduksi. Setelah menopause, produksi hormon
progesteron berhenti total sedangkan produksi hormon estrogen tetap ada walau
menurun drastis. Kadar hormon estrogen bisa meningkat jika tidak diimbangi
dengan hormon progesteron. Karena itu, risiko kanker rahim bagi wanita yang
sudah mengalami masa menopause cenderung lebih tinggi.
Wanita yang mengalami menopause pada usia yang lebih tua dari rata-rata
dan wanita yang memulai menstruasi pada umur yang lebih muda memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk menderita kanker rahim. Alasannya adalah karena mereka
terpajan estrogen untuk periode yang lebih lama dibanding wanita yang memulai
menstruasi lebih terlambat atau wanita yang mengalami menopause pada usia yang
normal.
·
Belum pernah hamil.
Pada saat kehamilan, kadar progesteron wanita lebih tinggi dibanding
estrogen. Karena itu, wanita yang belum pernah hamil memiliki risiko kanker
rahim yang lebih tinggi.
·
Terapi penggantian hormon.
Jenis terapi penggantian hormon estrogen sebaiknya hanya diberikan pada
wanita yang sudah menjalani histerektomi sedangkan jika rahim masih ada, terapi
penggantian hormon kombinasi (estrogen dan progeateron) harus digunakan untuk
menurunkan risiko kanker rahim.
·
Pengaruh kelebihan berat badan atau obesitas.
Kadar estrogen dalam tubuh wanita yang mengalami kelebihan berat badan
atau obesitas lebih
tinggi sehingga dapat meningkatkan risiko kanker rahim lebih dari dua kali. Hal
ini karena jaringan lemak akan menghasilkan esterogen tambahan, sedangkan tubuh
tidak menghasilkan hormon progesteron tambahan untuk mengimbanginya.
·
Pengaruh usia.
Sebagian besar kanker rahim menyerang wanita lanjut usia yang sudah
mengalami menopause.
·
Sindrom ovarium polisistik.
Penderita sindrom ovarium polisistik berisiko tinggi terkena kanker rahim
karena terpajan kadar estrogen yang tinggi.
·
Resiko diabetes tipe 2.
Wanita yang menderita diabetes tipe 2 memiliki risiko lebih tinggi untuk
terkena kanker rahim. Hal ini dikarenakan wanita dengan diabetes tipe 2
cenderung mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
·
Penggunaan tamoksifen.
Semua obat pasti memiliki risiko dan efek samping, termasuk tamoksifen
yang dapat meningkatkan risiko kanker rahim bagi penggunanya.
·
Hiperplasia endometrium.
Ini
merupakan kondisi dimana lapisan rahim menjadi lebih tebal. Wanita yang
mengalami kondisi ini memiliki resiko lebih besar terkena kanker rahim.
Diagnosis Kanker
Rahim
Kanker rahim belum tentu menjadi penyebab dari semua
perdarahan abnormal pada organ vagina, tetapi Anda dianjurkan untuk tetap
memeriksakan diri ke dokter agar bisa didiagnosis dengan pasti. Ada dua langkah
yang dijalani untuk memastikan keberadaan kanker rahim, yaitu:
·
Tes USG transvaginal.
Jenis USG ini digunakan untuk memeriksa perubahan ketebalan dinding rahim
yang mungkin diakibatkan oleh keberadaan sel-sel kanker.
·
Tes darah.
Sel kanker melepaskan beberapa zat kimia ke dalam darah penderita, yang
dapat dideteksi dengan menjalani pengujian darah.
·
Tes biopsi.
Langkah
ini diterapkan dengan mengambil dan memeriksa sampel sel-sel dari dinding rahim
untuk dilihat di bawah mikroskop. Ada tiga cara untuk melakukan biopsi, yaitu
dengan aspirasi jarum halus, hitereskopi, dan kuret.
Jika terdiagnosis positif mengidap kanker rahim, dokter akan
memeriksa tahap perkembangan (stadium) kanker tersebut. Tes-tes yang biasa
dianjurkan adalah rontgen dada, MRI scan, CT
scan, dan tes darah lanjutan.
Stadium-stadium pada kanker rahim meliputi:
·
Stadium 1.
Kanker hanya terdapat dalam rahim.
·
Stadium 2.
Kanker sudah menyebar ke leher rahim atau serviks.
·
Stadium 3.
Kanker sudah menyebar ke luar rahim dan menyerang jaringan di sekitar
panggul atau noda limfa.
·
Stadium 4.
Kanker
sudah menyebar ke jaringan perut atau organ lain, misalnya kantung
kemih, usus besar, hati, atau paru-paru.
Pengobatan
Kanker Rahim
Penentuan metode pengobatan untuk kanker rahim yang akan
Anda jalani tergantung kepada stadium kanker, kondisi kesehatan, serta
keinginan Anda untuk punya anak. Jangan segan untuk bertanya sedetail mungkin
kepada dokter jika Anda merasa ragu.
Makin dini kanker rahim terdeteksi, kemungkinan Anda untuk
bertahan hidup atau sembuh akan menjadi makin tinggi. Jika terdeteksi mengidap
kanker rahim pada stadium 1 atau 2, seseorang memiliki peluang sebesar 75
persen untuk bertahan hidup selama lima tahun atau lebih. Sebagian besar
penderita kanker rahim yang terdiagnosis pada stadium 1 akhirnya sembuh total.
Sementara itu, seseorang yang terdeteksi mengidap kanker
rahim pada stadium 3 memiliki peluang sebesar 45 persenuntuk bertahan hidup
selama setidaknya lima tahun. Sedangkan pada kelompok penderita stadium 4,
hanya satu dari empat orang yang bertahan hidup dalam 5 tahun ke depan.
Kanker pada stadium lanjut tidak bisa disembuhkan. Tetapi
langkah pengobatan dapat dilakukan untuk mengecilkan ukuran kanker dan
menghambat pertumbuhannya sehingga dapat mengurangi gejala yang dirasakan
penderita.
Ada beberapa metode pengobatan kanker rahim, yaitu:
·
Histerektomi.
Histerektomi atau bedah pengangkatan rahim merupakan langkah penanganan
kanker rahim yang paling sering dianjurkan. Operasi ini akan menghapus
kemungkinan Anda untuk hamil. Karena itu, penderita kanker rahim yang masih
ingin punya anak mungkin merasa enggan untuk menjalaninya.
Jenis histerektomi yang akan dijalani juga tergantung pada stadium kanker
rahim yang diderita.
Operasi yang akan dijalani penderita kanker rahim stadium 1 meliputi
pengangkatan rahim, kedua ovarium dan tuba falopi. Dokter juga biasanya akan
sekaligus mengambil sampel dari noda limfa di sekitarnya untuk memeriksa
kemungkinan adanya penyebaran kanker.
Selain melalui bedah sayatan besar yang umum, histerektomi juga dapat
dilakukan lewat operasi yang hanya menerapkan beberapa sayatan kecil atau yang
lebih dikenal dengan istilah histerektomi laparoskopi.
Untuk penderita kanker rahim stadium 2 atau 3, pasien dianjurkan untuk
menjalani histerektomi radikal atau total. Selain rahim, kedua ovarium dan tuba
falopi, operasi ini meliputi pengangkatan serviks dan vagina bagian atas.
Untuk penderita kanker rahim stadium 4, operasi pengangkatan kanker
semaksimal mungkin akan dianjurkan. Prosedur ini bukan untuk menyembuhkan, tapi
untuk mengurangi gejala yang diderita pasien.
Setelah operasi, penderita kanker rahim biasanya akan memerlukan
radioterapi atau kemoterapi untuk mengurangi risiko kanker muncul kembali.
·
Radioterapi.
Radioterapi dapat mencegah kembalinya kanker pada wanita yang telah
menjalani histerektomi. Selain itu, untuk kasus yang lebih lanjut, radioterapi
digunakan untuk menghambat penyebaran kanker, misalnya jika kondisi pasien
tidak memungkinkannya untuk menjalani operasi pengangkatan rahim.
Efek samping dari metode pengobatan ini adalah:
a.
Kulit pada bagian yang diobati menjadi merah dan
perih.
b.
Kelelahan.
c.
Mual.
d.
Diare.
e.
Perdarahan pada rektum.
Umumnya efek samping akan hilang ketika pengobatan radioterapi
dihentikan.
·
Kemoterapi.
Kemoterapi biasanya digunakan untuk penderita kanker rahim pada stadium 3
atau 4 dan umumnya diberikan secara bertahap melalui infus. Selain untuk
mencegah kanker muncul kembali pada kasus yang bisa disembuhkan, pengobatan ini
juga dapat digunakan pasca-histerektomi untuk kasus dengan stadium lebih lanjut
dalam menghambat penyebaran kanker dan mengurangi gejala.
Beberapa efek samping dari metode ini adalah rambut rontok, kelelahan,
mual, dan muntah.
·
Terapi hormon.
Terapi
ini umumnya digunakan untuk menangani kanker rahim stadium lanjut atau kanker
yang muncul kembali. Jenis pengobatan ini berfungsi untuk mengecilkan tumor serta
mengendalikan gejala. Terapi hormon dilakukan dengan pemberian hormon progesteron
artifisial dalam bentuk tablet untuk menggantikan hormon progesteron alami
tubuh.
Pencegahan
Kanker Rahim
Karena penyebabnya yang tidak diketahui secara pasti, kanker
rahim juga tidak bisa dicegah sepenuhnya. Tetapi, Anda bisa lakukan
langkah-langkah berikut untuk mengurangi risiko terkena kanker rahim:
·
Pertahankan berat badan sehat melalui pola makan
dan berolahraga.
Ini merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah segala
penyakit, termasuk kanker rahim. Salah satu caranya adalah dengan berolahraga
setidaknya 2-3 jam dalam seminggu dan mengonsumsi makanan rendah lemak dan
berserat tinggi.
·
Gunakan kontrasepsi.
Jenis kontrasepsi yang terbukti dapat menurunkan risiko kanker rahim adalah
pil KB kombinasi yang digunakan dalam jangka panjang. Sedangkan jenis lain yang
mungkin dapat membantu untuk mengurangi risiko adalah susuk KB (implan) dan Intrauterine device (IUD) yang
mengandung hormon progestogen.
·
Susui anak dengan ASI.
Jika kondisi ibu dan anak memungkinkan, susuilah anak dengan ASI.
Menyusui dapat menurunkan aktivitas estrogen dan ovulasi.
·
Waspadai penggunaan obat tamoxifen.
Tamoxifen
adalah obat untuk menangani kanker payudara agar tidak muncul kembali, namun
mengonsumsinya dapat meningkatkan resiko terkena kanker rahim. Konsultasikan
mengenai manfaat dan efek samping obat ini, serta pastikan untuk mengonsumsi
obat ini sesuai dengan anjuran dan petunjuk dokter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar