Pengertian
Kolesistitis
Kolesistitis adalah peradangan atau inflamasi pada kantong
empedu. Kantong empedu adalah organ yang menyimpan empedu, yaitu cairan yang
memiliki peran penting dalam pencernaan lemak dalam tubuh.
Inflamasi ini bisa terjadi secara tiba-tiba (akut) dan
jangka panjang (kronis). Kolesistitis akut sebagian besar terjadi oleh karena
sumbatan di saluran empedu. Sedangkan kolesistitis kronis merupakan kondisi
peradangan empedu setelah mengalami kolesistitis akut berulang kali dan
merupakan bentuk parah dari kolesistitis akut.
Gejala-Gejala
Kolesistitis
Gejala utama kolesistitis adalah sakit yang parah pada perut
bagian kanan atas yang berlangsung selama beberapa jam. Rasa sakit ini
cenderung muncul setelah mengonsumsi makanan (khususnya yang berlemak) dan bisa
menjalar hingga ke punggung atau tulang belikat kanan. Di samping rasa sakit,
inflamasi ini juga terkadang disertai gejala berikut:
·
Rasa sakit yang bertambah parah saat menarik
napas panjang.
·
Perut bagian kanan terasa sakit saat disentuh.
·
Mual dan muntah.
·
Demam.
·
Tidak nafsu makan.
·
Berkeringat.
·
Sakit kuning.
Penyebab Kolesistitis
Sebagian besar kolesistitis disebabkan oleh cairan empedu
yang terkumpul dalam kantong empedu karena adanya batu empedu menyumbat saluran
empedu. Diperkirakan sekitar sembilan dari 10 kasus kolesistitis adalah karena
faktor penyebab tersebut. Penyumbatan ini akan memicu iritasi dan tekanan pada
kantong empedu yang kemudian mengakibatkan pembengkakan dan infeksi.
Meski demikian, ada juga pengidap kolesistitis yang
mengalami inflamasi akibat faktor lain.
Beberapa di antaranya adalah akibat
komplikasi dari penyakit serius lain, infeksi, atau kerusakan pada kantong
empedu. Contohnya akibat kerusakan kantong empedu yang tidak disengaja saat
operasi, mengidap sepsis, AIDS, atau mengalami malanutrisi yang parah.
Diagnosis Kolesistitis
Langkah awal untuk mendiagnosis penyakit ini adalah melalui
pemeriksaan kondisi perut Anda. Tes Murphy’s sign,
yaitu tangan dokter menekan perut di bawah tulang iga kanan saat penderita
menarik napas, kantong empedu bergeser dan menyentuh tekanan tangan. Bila
mendadak terasa sakit yang kuat, maka dikatakan positif menderita kolesistitis.
Jika mencurigai Anda mengidap kolesistitis, dokter akan
menyarankan langkah-langkah pemeriksaan selanjutnya guna memastikan diagnosis.
Beberapa tes dan pemeriksaan tersebut meliputi:
·
Tes darah
untuk memeriksa adanya indikasi-indikasi inflamasi atau infeksi.
·
USG dan CT scan dengan zat kontras pada bagian
perut guna memeriksa ada atau tidaknya gangguan pada struktur kantong empedu
atau sumbatan saluran empedu.
Pengobatan
dan Komplikasi Kolesistitis
Langkah pengobatan yang dibutuhkan tiap penderita
berbeda-beda. Perbedaan ini ditentukan berdasarkan tingkat keparahan gejala
yang dialami serta kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh.
Kolesistitis yang tergolong ringan biasanya dapat ditangani
di rumah. Tetapi, Anda sebaiknya tetap ke rumah sakit agar inflamasi pada
kantong empedu dapat dipantau dan ditangani dengan saksama.
Langkah-langkah
yang dibutuhkan dalam penanganannya meliputi:
·
Berpuasa atau diet rendah lemak agar beban
kantong empedu berkurang.
·
Menerima cairan melalui infus untuk menghindari
dehidrasi.
·
Penggunaan obat-obatan, seperti obat pedera rasa
sakit serta antibiotik untuk menangani infeksi.
Kolestitis berpotensi untuk kembali terjadi. Oleh sebab itu,
dokter biasanya menganjurkan operasi untuk mengangkat kantong empedu atau
istilah medisnya disebut kolesistektomi. Prosedur ini juga bertujuan untuk
mengurangi risiko komplikasi serius pada pengidap kolestitis.
Ada dua jenis kolesistektomi yang bisa dijalani oleh pasien,
yaitu kolesistektomi laparoskopik dan kolesistektomi sayatan terbuka.
Kolesistektomi laparoskopik dilakukan melalui sayatan berukuran kecil sehingga
masa pemulihan pasien cenderung lebih cepat dibandingkan dengan kolesistektomi
sayatan terbuka. Karena itu, kolesistektomi laparoskopik lebih sering
dianjurkan.
Kantong empedu memang fungsional tapi bukan organ vital.
Namun, tubuh kita tetap bisa bertahan tanpa organ ini. Hati akan tetap
mengeluarkan cairan empedu untuk membantu pencernaan lemak meski tanpa bantuan
kantong empedu.
Kolesistitis yang tidak ditangani berpotensi memicu
komplikasi serius yang bahkan dapat berakibat fatal. Jaringan kantong empedu
yang mati dan membusuk (gangrene) serta
pecahnya kantong empedu merupakan komplikasi utama yang bisa terjadi. Keduanya
dapat menyebarkan infeksi yang serius pada bagian-bagian lain tubuh.
Pencegahan Kolesistitis
Kolesistitis tidak bisa dicegah sepenuhnya, terutama yang
akut. Tetapi risikonya tetap dapat dikurangi dengan menerapkan langkah yang
sama dengan pencegahan batu empedu.
Menerapkan gaya hidup sehat adalah metode utama untuk
menghindari munculnya batu empedu, misalnya dengan mempertahankan berat badan
yang sehat dan ideal. Jika Anda ingin menurunkan berat badan, lakukanlah secara
bertahap. Mempraktikkan konsumsi makanan yang sehat dan seimbang juga bisa
membantu Anda untuk mencegah kondisi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar